Badai PHK Menggila di 2025, Sebulan 153.000 Orang Jadi Pengangguran

Korban PHK terus memanas di Amerika Serikat (AS). Dalam setahun, tercatat 1.099.500 orang menjadi korban pemangkasan pekerjaan, meningkat 55% dibandingkan tahun sebelumnya.

Menurut laporan Challenger, Gray & Christmas, jumlah tersebut melonjak 175% dibandingkan bulan Oktober tahun sebelumnya, ketika tercatat 153.074 orang saja yang dipecat. Pemangkasan biaya dan pengembangan AI menjadi alasan utama kebijakan PHK selama bulan ini.

Alasan lain adalah lembaga pemerintahan AS, Departemen Of Government Efficiency (DOGE) yang dipimpin miliarder Elon Musk, melakukan pemangkasan pengeluaran federal dan menghemat anggaran negara. Kebijakan ini menyebabkan beberapa industri mengalami koreksi pasca-lonjikan perekrutan akibat pandemi.

Pengembangan AI juga menjadi faktor lain yang memicu PHK massal. Perusahaan teknologi seperti Accenture dan Salesforce melakukan pemecatan pegawainya karena tidak mampu meningkatkan keterampilan di bidang AI. Sementara itu, perusahaan fintech Klarna mengadopsi alat berbasis AI secara agresif dan memecat 40% pegawai.

Jumlah PHK di AS tahun ini belum melampaui tingkat tertinggi yang tercatat pada tahun 2020, ketika tercatat 2.304.755 PHK terjadi.
 
Gue pikir kalau sistem layanan yang ada di AS agak lemah, banget ya? Kalau bisa, banyak orang lagi yang jadi korban PHK... Gue ragu-ragu lagi, tapi ini salah satu alasan kenapa ekonomi di sini agak tidak stabil. Yang penting, kita harus waspada dan siap untuk menghadapi tantangan ini juga.
 
Gue pikir gue paham apa yang bikin korban PHK di Amerika Serikat ngerasa kelas-kelasan ya... Jadi kalau negara itu memanggil mereka untuk 'hemat' dan 'optimalkan' biaya, tapi apa yang terjadi dengan kepentingan mereka sendiri? Apakah mereka tidak memiliki hak untuk bekerja dengan stabil? Tapi gue rasa jangan bikin siapa-siapa salah, karena PHK itu bisa terjadi di mana-mana. Yang penting adalah kita harus berhati-hati dan siap menghadapi hal seperti ini.

Gue ingat kalau nanti kita harusnya sudah banyak orang yang memiliki keterampilan di bidang AI, tapi sepertinya masih banyak lagi orang yang kehilangan pekerjaan karena tidak bisa meningkatkan keterampilan mereka. Gue rasa kita harus berdiskusi dan mencari solusi agar tidak terjadi PHK massal lagi... 🤝💼
 
Maaf bro, aku suka nge-critickan masalah ini, tapi aku juga nggak bisa tidak salut dengan banyaknya korban PHK di Amerika Serikat. Aku tahu aku adalah netizen Indonesia yang suka ngetik about kehidupan sehari-hari kita di Indonesia, tapi aku rasa AS juga perlu dipantau, ya.

Aku pikir alasan utama PHK massal di AS ini karena pengembangan AI dan teknologi. Aku tahu itu bisa membawa banyak manfaat, tapi aku juga lihat bahwa banyak orang yang terdampak oleh PHK ini. Kita harus waspada dengan cara ini, bro. Tapi aku juga rasa kita harus ngerasa bersyukur karena masih ada pekerjaan di AS.

Dan aku suka nge-critic kebijasan dari Departemen Of Government Efficiency (DOGE), ya. Mereka memang ingin menghemat anggaran negara, tapi aku pikir mereka juga harus berpikir tentang dampaknya pada masyarakat, bro. Kita harus selalu bertanya-tanya, "Apakah ini benar-benar baik baginya?" 😐
 
Aku pikir kalau ini udah waktunya perusahaan di AS harus lebih berhati-hati dengan cara PHK. Aku juga penasaran mengenai biaya yang mereka keluarkan untuk mengadopsi teknologi AI, apakah benar-benar memahami dampaknya pada para pegawai? Aku rasa ini kalau tidak diperhatikan bisa jadi perusahaan di AS menjadi semakin kurang ramah terhadap karyawan.
 
Saya pikir ini bukan kehebohannya lagi ya... Kalau sih, PHK di AS semakin gila! 1.099.500 orang kehilangan pekerjaan dalam satu tahun? Itu seperti banget ya... 🤯 Sih, saya mengerti kalau perusahaan harus berhemat dan semua itu, tapi kapan lagi kita nggak lihat banyak korban PHK aja?

Saya rasa juga perlu diingat kalau AI ini tidak bisa membuat orang banyak menjadi semangat bekerja atau apa-apa. Yang jelasnya, perusahaan teknologi seperti Accenture dan Salesforce harus lebih bijaksana dalam mengelola keterampilan pegawainya. Sementara itu, Klarna yang memecat 40% pegawai? Itu agak berisik gitu... 🙅‍♂️
 
Saya pikir kalau korban PHK makin banyak lagi, itu bukan hanya karena efisiensi di DOGE, tapi juga karena kemacetan lalu lintas pekerjaan di Amerika Serikat. Saya ingat saat-saat ekonomi yang stabil, tapi sekarang ini seperti ada semakin banyak orang yang ingin bekerja, tapi tidak ada lowongan yang cukup. AI memang membuat perubahan besar, tapi apa salahnya jika kita berinvestasi lebih dalam pelatihan dan pengembangan keterampilan pegawai? Itu lah caranya bisa meningkatkan produktivitas dan tidak kalah dengan teknologi.
 
Huhuuu... kalau gini, siapa tau kebijakan PHK massal di Amerika Serikat itu nggak bakal membuat kerumunan! 🤯 Mereka kan lagi pengembangan AI dan semuanya udah nge-automate banget, kayak gila. 🤖 Tapi, aku pikir kalau perusahaan teknologi harus lebih berhati-hati dengan cara mereka memecat pegawai. Bisa jadi kayaknya itu karena mereka masih belum siap dengan kehadiran AI di industri. 🤔 Atau mungkin hanya untuk menghemat biaya aja, walaupun aku rasa itu tidak ada artinya. 🤑 Sih, tapi aku masih setuju kalau kita harus menyesuaikan diri dengan perubahan teknologi, bukan? 💻
 
Pokoknya, aku sedang ingin beli mobil baru dan lihat itu apa yang ada di toko mobil dekat rumahku. Tapi, nanti aku nggak sabar banget! Sekarang, aku pikir aku bisa jadi pengusaha seperti Elon Musk. Mungkin aku bisa menghemat anggaran negara dengan cara menutup toko-toko yang ga perlu di Indonesia. Atapun aku bisa bikin aplikasi AI sendiri untuk ngelola toko online aku. Aku rasa itu akan lebih mudah dan cepat daripada menggunakan sistem yang sudah ada. Sayangnya, aku ga punya uang untuk bikin proyek itu... 😂
 
Kalau kayaknya PHK di Amerika Serikat gak mau berhenti, ya. 1,1 juta orang ngalopotin kerja, itu aja untuk satu tahun aja! Dan laporan yang bawa kejutan banget, empat puluh persen pegawai Klarna yang dikutukin. Saya setuju PHK harus diatasi, tapi bagaimana caranya bisa jadi masalah. AI itu kayaknya nggak boleh membuat kerjaan menjadi kacau, ya.
 
Eh, PHK di Amerika Serikat ini ngerasa makin kencang banget ya! Saya bayangkan apa yang dialami oleh korban PHK ini, terus dipertaruhkan di pasar kerja yang terus berubah. Saya paham bahwa pengembangan AI dan pemangkasan biaya ini memang bagian dari strategi perusahaan, tapi gampangnya PHK ini bikin pekerja tidak bisa menentu banget.

Dan apa yang membuat saya penasaran adalah apakah korban PHK ini akan mendapatkan bantuan yang cukup? Saya harap kerajaan AS dapat membantu mereka agar bisa melanjutkan hidupnya.
 
kembali
Top