Badai PHK Menggila di 2025, Cek Daftar Terbarunya

Krisis PHK terus menggila di tahun 2025, dengan banyak perusahaan teknologi dan sektor lain yang harus merumahkan banyak pekerjanya. Penyebab utama krisis ini adalah tarif impor baru yang diumumkan presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan pergeseran kebiasaan belanja konsumen beberapa waktu lalu.

Menurut survei dari perusahaan penggajian ADP, 32 ribu pekerjaan hilang di sektor swasta hanya pada bulan September saja. Selain itu, restrukturisasi di dalam perusahaan dan pengalihan dana untuk investasi Artificial Intelligence (AI) juga menjadi penyebab PHK ini.

Beberapa perusahaan yang terkena dampak krisis PHK ini antara lain General Motors, Paramount, Amazon, UPS, Target, Nestle, Lufthansa Group, Novo Nordisk, ConocoPhillips, Intel, Microsoft, dan Procter & Gamble (P&G).

General Motors, misalnya, akan memecat 1.700 pekerja terdampak kebijakan PHK perusahaan untuk seluruh lokasi pabrik di Michigan dan Ohio. Sementara itu, Amazon akan merumahkan 14 ribu pekerja atau 4% dari total seluruh pegawai.

Selain itu, UPS akan merumahkan 48 ribu orang pegawainya atau lebih besar dari yang dilakukan awal 2025 sebanyak 20 ribu orang. Sementara Target akan merumahkan 1.800 posisi perusahaan atau 8% dari total secara keseluruhan.

Perusahaan-perusahaan ini harus beradaptasi dengan kebijakan baru dan pergeseran kebiasaan belanja konsumen untuk menghindari PHK. Namun, masih banyak pekerja yang akan kehilangan pekerjaan karena perubahan struktur perusahaan atau kenaikan tarif impor.

Dengan demikian, krisis PHK terus menggila di tahun 2025, dan banyak perusahaan yang harus beradaptasi dengan kebijakan baru untuk menghindari dampak ini.
 
Aku pikir kalau gini nggak masalah juga, sih... Krisis PHK itu kayak nyala api yang nggak bisa dipadamkan. Banyak pekerja yang kehilangan pekerjaan karena perusahaan harus beradaptasi dengan kebijakan baru dan pergeseran kebiasaan belanja konsumen. Aku rasa perlu diingat bahwa PHK itu bukan cuma masalah perusahaan, tapi juga masalah masyarakat. Bagaimana kalau gini semua pekerja yang terkena dampak krisis PHK itu bisa mendapatkan bantuan dan dukungan dari pemerintah? Mungkin kalau gini, kita bisa mengurangi dampaknya. Tapi, aku tahu kalau hal ini bukanlah solusi mudah...
 
Buat mantap nggak nih, krisis PHK di Indonesia dan Amerika sering kali ngeliatan sama-sama. Aku rasa krisis ini bukan hanya tentang tarif impor atau pergeseran kebiasaan belanja konsumen, tapi juga tentang bagaimana perusahaan harus beradaptasi dengan era digital yang cepat terus menerus. Kita lihat banyak perusahaan teknologi dan otomotif yang harus merumahkan banyak pekerjaan, tapi apa solusinya? Apakah kita harus lagi-lagi naik tarif impor agar dapat mendapatkan keuntungan atau bagaimana cara untuk meningkatkan inovasi dan produktivitas di industri kita?

Aku pikir perlu ada upaya dari pihak berwenang untuk membantu pekerja yang terkena dampak krisis ini. Misalnya, program pelatihan vokasional yang bisa membantu pekerja agar dapat meningkatkan kemampuan mereka dan mencari pekerjaan baru. Atau apa kita bisa mempertimbangkan untuk menetapkan tarif impor yang lebih wajar dan tidak mengganggu keseimbangan ekonomi kita?
 
wahhh, sih makin banyak orang jadi tidak punya pekerjaan lagi... ini kan salah satu gejala dari krisis ekonomi? kayaknya pemerintah kita harus sibuk banget membuat kebijakan yang bisa mengatasi masalah ini, seperti pembangunan infrastruktur atau pendidikan yang lebih baik. tapi gampang banget dipertanyangkan karena banyak yang nggak punya ide bagaimana caranya.
 
Gue suka ngobrol dng temen2, tapi apa kalau aku jadi pekerja di luar negeri? Aku rasa krisis PHK ini sangat parah, banyak pekerja yang harus merumahkan posisinya, aku rasa makin lemah. Banyak perusahaan teknologi dan lainnya yang harus beradaptasi dengan kebijakan baru dan pergeseran kebiasaan belanja konsumen. Aku harap gue bisa bertahan di tempat kerja, karena aku sangat menyukai pekerjaannya 🤞
 
Wah bro, krisis PHK di Amerika ini benar-benar serius banget! 14 ribu pekerja Amazon, 48 ribu pegawai UPS, dan banyak lagi yang harus merumahkan. Sama-sama, ini bisa jadi kesempatan bagus untuk Indonesia juga memperbaiki infrastruktur dan sistem pembelajaran, bro!

Aku pikir pemerintah AS mau buat perubahan ini sejak lama, tapi ternyata masih banyak lagi yang harus dipecahkan. Sementara itu, di Indonesia kita harus lebih waspada dengan tren ini nanti, bro!
 
aku nggak percaya lagi dengar dari orang-orang di Amerika Serikat, tarif impor yang baru itu kayak apa? siapa yang bilang kalau kita bisa lebih baik jika tarifnya naik? aku rasa itu hanya bagian dari kesalahpahaman dan tidak memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan. tapi apa lagi yang bisa dipikirkan dari orang-orang yang selalu punya alasan untuk mengenai negara lainnya? semuanya kayak kata-kata yang hanya ada di dalam kaca layar computer, tapi tidak ada yang bisa melakukannya.

dan apa yang bisa dilakukan perusahaan-perusahaan itu? hanya memecat pekerja dan biarkan mereka jalan saja? aku rasa itu bukan cara yang benar untuk beroperasi. semuanya harus ada solusi yang lebih baik, seperti memberikan pelatihan kepada pekerja agar bisa bekerja di bidang lain atau memberikan bantuan kepada mereka yang kehilangan pekerjaan.

aku rasa krisis PHK ini kayak bagaimana perubahan musim hujan di Indonesia, tidak bisa diprediksi dan pasti akan membuat banyak orang kesulitan. tapi aku juga rasa bahwa kita harus belajar dari kesalahan-kesalahan itu dan mencari solusi yang lebih baik untuk masyarakat.
 
Gue rasa krisis PHK ini seperti banjir pasir, nggak ada jalan keluar! 🤣 Tapi serius aja, 32 ribu pekerja hilang sudah apa aja? Gue rasa perusahaan teknologi harus mulai beradaptasi dengan AI nih, kalau tidak gue rasa mereka akan kehilangan lebih banyak pekerja. Dan tarif impor yang baru? Haha, seperti jika gue membeli sate ayam di warung malah dibebankan biaya impor yang tinggi! 🤦‍♂️ Nyangkati aja, tapi beberapa perusahaan masih harus merumahkan banyak pekerja, misalnya UPS dan Target. Gue harap mereka bisa beradaptasi dengan cepat, nggak ingin mereka terluka parah karena krisis ini 😅
 
Saya pikir ini semua karena teknologi yang semakin canggih ini, kalau tidak salah itu seperti Artificial Intelligence (AI) apa lagi ini membutuhkan pekerjaan manual banyak. Dan sekarang lagi tarif impor yang naik, ini membuat pekerja tidak bisa bekerja dengan mudah lagi 🤔. General Motors dan Amazon, kalau ada kebijakan PHK, saya bayangkan karyawan mereka semua terlantar 😱. Saya rasa perusahaan-perusahaan harus lebih berhati-hati dulu sebelum memecat orang karena teknologi yang canggih ini.
 
Gue rasa gini tidak ada solusi untuk krisis PHK ini. Banyak pakerja yang hilang pekerjaan karena tarif impor naik dan pergeseran kebiasaan belanja konsumen. Sementara itu, perusahaan pun harus memecat banyak pekerjanya untuk tetap kompetitif. Gue rasa ini bukan solusi yang baik untuk ekonomi kita.
 
aku pikir krisis PHK ini nggak bisa diprediksi, tapi aku juga rasa gini, tapi juga ada yang salah. kalau presiden AS memperkenalkan tarif impor baru dan konsumen mulai perubahan kebiasaan belanja, itu pasti akan menyebabkan banyak pekerja hilang. tapi nggak bisa diharapkan semua perusahaan bisa langsung beradaptasi dengannya, terutama kalau ada restrukturisasi yang sangat signifikan.

aku juga penasaran dengan perusahaan-perusahaan apa yang akan bisa bertahan dan bagaimana caranya. krisis ini pasti akan mempengaruhi banyak orang dan keluarga mereka. tapi aku juga rasa kita harus lebih siap dan beradaptasi dengan perubahan ini, karena nggak bisa diharapkan semuanya bisa stabil.
 
Aku pikir gampangnya aja buat mereka banget kan? Biar ga kena PHK, aku punya rekomendasi banget! Kita cari pekerjaan di luar negeri ya! Asalkan kebijakan impor AS tidak bikin kita kena bayar yang mahal lagi 😂. Aku juga pikir perusahaan-perusahaan tersebut harus lebih beradaptasi dengan teknologi ya, jadi mereka bisa menghemat biaya dan sembako yang banyak. Aku punya ide, mereka cari pekerjaan di bidang AI aja! 🤖
 
kembali
Top