Trick or treat di Indonesia masih memperoleh konotasi sederhana, padahal, asal-usulnya cukup rumit dan melibatkan hubungan antar budaya yang lebih dalam. Tradisi kejahatan yang sering berujung pada suguhan yang diberikan kepada anak-anak saat berlari dari satu rumah ke rumah lainnya, sebenarnya berasal dari tradisi Samhain di Inggris Raya abad ke-16.
Tepatnya, perayaan Halloween yang kita kenal sekarang dengan "trick or treat" terinspirasi oleh adanya tradisi belsnickling. Belsnickling adalah sebuah permainan atau trik yang dipimpin oleh anak-anak di mana mereka akan mengancam tuan rumah agar memberikan makanan berupa kue bertanda salib, sebagai ganti dari imbalan. Anak-anak tersebut memenangkan keputusan tentang apakah harus diberikan suguhan.
Tapi, apa yang sekarang kita kenal sebagai "trick or treat" di Indonesia memiliki makna yang sedikit berbeda dengan yang ada pada saat awalnya terbentuk pada abad ke-16. Konsep ini semakin populer setelah menginspirasi dari permainan belsnickling, dan anak-anak mulai menggunakannya ketika mencari permen di malam hari pada bulan Oktober.
Tepatnya, perayaan Halloween yang kita kenal sekarang dengan "trick or treat" terinspirasi oleh adanya tradisi belsnickling. Belsnickling adalah sebuah permainan atau trik yang dipimpin oleh anak-anak di mana mereka akan mengancam tuan rumah agar memberikan makanan berupa kue bertanda salib, sebagai ganti dari imbalan. Anak-anak tersebut memenangkan keputusan tentang apakah harus diberikan suguhan.
Tapi, apa yang sekarang kita kenal sebagai "trick or treat" di Indonesia memiliki makna yang sedikit berbeda dengan yang ada pada saat awalnya terbentuk pada abad ke-16. Konsep ini semakin populer setelah menginspirasi dari permainan belsnickling, dan anak-anak mulai menggunakannya ketika mencari permen di malam hari pada bulan Oktober.