Uni Emirat Arab siap mengirim bantuan banjir Sumatra, tapi Indonesia harus terlebih dahulu menetapkan status darurat. Duta Besar UEA untuk Indonesia, Abdulla Salem Al Dhaheri, menyatakan penuh kesiapan UEA dalam memberikan dukungan penuh kepada Indonesia terkait bencana banjir dan longsor massif di Sumatra.
"UEA akan selalu mendukung Indonesia, dan akan selalu memberikan dukungan penuh dalam kegiatan kemanusiaan dan manajemen krisis," ujar Al Dhaheri. Ia mengatakan telah menerima telepon dari Kabinet untuk berkonsultasi dengan Kementerian Luar Negeri Indonesia.
Namun, sampai sekarang Pemerintah Indonesia belum menetapkan status darurat nasional untuk wilayah terdampak, sehingga bantuan asing belum bisa masuk secara luas. Meskipun demikian, Al Dhaheri menegaskan bahwa jalur komunikasi dengan pemerintah daerah terus dibuka.
"Jika Indonesia menyatakan terbuka untuk upaya internasional, kami akan menjadi yang pertama menanggapi," tambahnya. Menurut laporan terkini dari BNPB dan pemantauan media, jumlah korban akibat banjir bandang dan longsor di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat terus bertambah.
Hingga Jumat, 5 Desember 2025, tercatat setidaknya 867 orang meninggal dunia dan 512 orang hilang, dengan ribuan lainnya luka-luka serta ratusan ribu warga mengungsi. Puluhan ribu rumah, fasilitas umum, jembatan, dan infrastruktur penting rusak di puluhan kabupaten/kota terdampak.
Pemerintah masih sanggup mengatasi seluruh permasalahan bencana ini, meskipun ada atensi dari negara-negara sahabat yang ingin memberikan bantuan. Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menunggaknya sampai 500 miliar untuk kesiapsiagaan saat terjadi bencana.
"UEA akan selalu mendukung Indonesia, dan akan selalu memberikan dukungan penuh dalam kegiatan kemanusiaan dan manajemen krisis," ujar Al Dhaheri. Ia mengatakan telah menerima telepon dari Kabinet untuk berkonsultasi dengan Kementerian Luar Negeri Indonesia.
Namun, sampai sekarang Pemerintah Indonesia belum menetapkan status darurat nasional untuk wilayah terdampak, sehingga bantuan asing belum bisa masuk secara luas. Meskipun demikian, Al Dhaheri menegaskan bahwa jalur komunikasi dengan pemerintah daerah terus dibuka.
"Jika Indonesia menyatakan terbuka untuk upaya internasional, kami akan menjadi yang pertama menanggapi," tambahnya. Menurut laporan terkini dari BNPB dan pemantauan media, jumlah korban akibat banjir bandang dan longsor di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat terus bertambah.
Hingga Jumat, 5 Desember 2025, tercatat setidaknya 867 orang meninggal dunia dan 512 orang hilang, dengan ribuan lainnya luka-luka serta ratusan ribu warga mengungsi. Puluhan ribu rumah, fasilitas umum, jembatan, dan infrastruktur penting rusak di puluhan kabupaten/kota terdampak.
Pemerintah masih sanggup mengatasi seluruh permasalahan bencana ini, meskipun ada atensi dari negara-negara sahabat yang ingin memberikan bantuan. Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menunggaknya sampai 500 miliar untuk kesiapsiagaan saat terjadi bencana.