Zohran Mamdani, wali kota muslim pertama New York City, telah memenangkan pemilihan umum dan sekarang akan menjabat sebagai Wali Kota ke-111. Namun, pernyataannya yang tegas tentang pro-Palestina membuat banyak orang berdebat apakah ia benar-benar "pro" Palestina.
Pandangan Zohran terhadap Israel dan isu Timur Tengah sangat kompleks. Ia mengakui bahwa Israel memiliki hak untuk eksis, namun menambahkan bahwa negara tersebut telah mengabaikan tanggung jawab terhadap hukum internasional, terutama terkait perlakuan terhadap rakyat Palestina.
Ia juga menyatakan bahwa Israel seharusnya eksis "dengan kesetaraan hak bagi semua" dan menolak mendukung negara mana pun yang memiliki "hierarki kewarganegaraan berdasarkan agama". Hal ini memicu banyak kontroversi di kalangan masyarakat Yahudi New York.
Dukungan terhadap gerakan Boycott, Divestment, and Sanctions (BDS) terhadap Israel juga menjadi topik perdebatan. Zohran telah mendukung gerakan ini sejak masa kuliah dan berpendapat bahwa gerakan tersebut merupakan bentuk perjuangan non-kekerasan untuk menegakkan hukum internasional.
Meski demikian, ia juga menegaskan bahwa dukungan terhadap kemerdekaan Palestina tidak boleh disalahartikan sebagai pembenaran atas kekerasan terhadap warga sipil. Zohran berencana membentuk "Department of Community Safety" untuk menangani kejahatan kebencian di New York, termasuk terhadap komunitas Yahudi.
Dari pendapatannya, tampaknya Zohran tidak hanya mendukung pro-Palestina, tetapi juga ingin menciptakan kesetaraan dan keadilan bagi semua orang di Timur Tengah. Namun, pendapatannya ini masih dipertanyikan oleh banyak orang, terutama dalam masyarakat Yahudi New York.
Sekarang kiri dan kanan harus memandang dengan objektif siapa yang benar-benar "pro-Palestina".
Pandangan Zohran terhadap Israel dan isu Timur Tengah sangat kompleks. Ia mengakui bahwa Israel memiliki hak untuk eksis, namun menambahkan bahwa negara tersebut telah mengabaikan tanggung jawab terhadap hukum internasional, terutama terkait perlakuan terhadap rakyat Palestina.
Ia juga menyatakan bahwa Israel seharusnya eksis "dengan kesetaraan hak bagi semua" dan menolak mendukung negara mana pun yang memiliki "hierarki kewarganegaraan berdasarkan agama". Hal ini memicu banyak kontroversi di kalangan masyarakat Yahudi New York.
Dukungan terhadap gerakan Boycott, Divestment, and Sanctions (BDS) terhadap Israel juga menjadi topik perdebatan. Zohran telah mendukung gerakan ini sejak masa kuliah dan berpendapat bahwa gerakan tersebut merupakan bentuk perjuangan non-kekerasan untuk menegakkan hukum internasional.
Meski demikian, ia juga menegaskan bahwa dukungan terhadap kemerdekaan Palestina tidak boleh disalahartikan sebagai pembenaran atas kekerasan terhadap warga sipil. Zohran berencana membentuk "Department of Community Safety" untuk menangani kejahatan kebencian di New York, termasuk terhadap komunitas Yahudi.
Dari pendapatannya, tampaknya Zohran tidak hanya mendukung pro-Palestina, tetapi juga ingin menciptakan kesetaraan dan keadilan bagi semua orang di Timur Tengah. Namun, pendapatannya ini masih dipertanyikan oleh banyak orang, terutama dalam masyarakat Yahudi New York.
Sekarang kiri dan kanan harus memandang dengan objektif siapa yang benar-benar "pro-Palestina".