Tentu saja, kini kita mendengar cerita tentang waluh kukus yang viral di Twitter beberapa tahun lalu. Cerita tersebut membawa kita ke dalam keluarga miskin di mana ibu dan ayah kabur dari rumah. Ibu kemudian menjadi buruh serabutan sementara anak-anaknya sangat kesulitan untuk memiliki makanan yang cukup. Dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan, ibu memberikan waluh kukus kepada anak-anaknya sebagai takjil. Namun, di tengah-tengah situasi tersebut, anak perempuan bernama Yati menolak makan waluh kukus karena merasa tidak enak dan menurutnya mirip kotoran.
Pembaca utas cerita ini dianggap sangat menguras emosi, walaupun diadaptasi menjadi film, namun masih menarik perhatian banyak orang. Yati pun memutuskan untuk tidak pernah makan waluh kukus lagi sementara saat itu dia jatuh dan tumpah kembali ke tanah. Pada akhirnya, ia menyampaikan rasa syukur kepada ibunya karena makanan yang dibuat nanti bisa habis tak tersisa.
Pembaca utas cerita ini dianggap sangat menguras emosi, walaupun diadaptasi menjadi film, namun masih menarik perhatian banyak orang. Yati pun memutuskan untuk tidak pernah makan waluh kukus lagi sementara saat itu dia jatuh dan tumpah kembali ke tanah. Pada akhirnya, ia menyampaikan rasa syukur kepada ibunya karena makanan yang dibuat nanti bisa habis tak tersisa.