DME: Energi Alternatif Pengganti LPG, Berpotensi Meningkatkan Ketersediaan Gasifikasi Batu Bara
Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Perkasa Roeslani mengatakan, DME dijadwalkan mulai beroperasi pada 2026, meskipun belum ada masalah pendanaan untuk proyek tersebut. Tahun ini, pihaknya sudah melaporkan kepada Presiden Prabowo Subianto terkait 18 proyek hilirisasi strategis.
Tujuannya agar DME dapat berjalan sesuai target yang sudah ditetapkan dan menghindari hal-hal yang sama terjadi di masa lalu, seperti ketika teknologi DME pernah dibicarakan sebelumnya tapi kemudian dibatalkan karena tidak memuaskan.
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), gasifikasi batu bara (DME) dapat menjadi energi alternatif pengganti Liquified Petroleum Gas (LPG). DME sendiri merupakan senyawa eter paling sederhana yang mengandung oksigen. Proses pembakaran dianggap berlangsung lebih cepat daripada LPG.
Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa proyek gasifikasi batu bara menjadi DME bakal menggunakan teknologi China atau Eropa. "Dua aja kalau enggak Eropa, China. DME ini adalah hilirisasi dari batu bara dengan menggunakan low calorie dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan LPG," katanya.
Menurut Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian Energi Sumber Daya Mineral Agung Pribadi, DME memiliki karakteristik kesamaan dengan LPG, baik dari sisi sifat kimia dan fisika. Hal ini membuat DME diklaim bisa menggunakan infrastruktur LPG.
Sementara itu, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) ESDM Dadan Kusdiana menyatakan bahwa campuran DME sebesar 20% dan LPG 80% dapat digunakan kompor gas eksisting.
Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Perkasa Roeslani mengatakan, DME dijadwalkan mulai beroperasi pada 2026, meskipun belum ada masalah pendanaan untuk proyek tersebut. Tahun ini, pihaknya sudah melaporkan kepada Presiden Prabowo Subianto terkait 18 proyek hilirisasi strategis.
Tujuannya agar DME dapat berjalan sesuai target yang sudah ditetapkan dan menghindari hal-hal yang sama terjadi di masa lalu, seperti ketika teknologi DME pernah dibicarakan sebelumnya tapi kemudian dibatalkan karena tidak memuaskan.
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), gasifikasi batu bara (DME) dapat menjadi energi alternatif pengganti Liquified Petroleum Gas (LPG). DME sendiri merupakan senyawa eter paling sederhana yang mengandung oksigen. Proses pembakaran dianggap berlangsung lebih cepat daripada LPG.
Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa proyek gasifikasi batu bara menjadi DME bakal menggunakan teknologi China atau Eropa. "Dua aja kalau enggak Eropa, China. DME ini adalah hilirisasi dari batu bara dengan menggunakan low calorie dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan LPG," katanya.
Menurut Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian Energi Sumber Daya Mineral Agung Pribadi, DME memiliki karakteristik kesamaan dengan LPG, baik dari sisi sifat kimia dan fisika. Hal ini membuat DME diklaim bisa menggunakan infrastruktur LPG.
Sementara itu, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) ESDM Dadan Kusdiana menyatakan bahwa campuran DME sebesar 20% dan LPG 80% dapat digunakan kompor gas eksisting.