Munculnya Bobibos sebagai alternatif energi yang ramah lingkungan di Indonesia menjanjikan kedaulatan energi bagi negara ini. Meskipun masih dalam tahap pengembangan, inovasi BBM (bahan bakar minyak) dari tanaman lokal dengan harga lebih murah dibandingkan RON 98 produk Pertamina telah menarik perhatian masyarakat dan industri terkait.
Seluruh proses pengembangan Bobibos dimulai sejak tahun 2007, ketika tim penemu M. Ikhlas Thamrin memulai riset untuk mencari alternatif energi yang ramah lingkungan. Setelah berjalan selama 10 tahun, inovasi ini telah siap direncanakan dan diluncurkan pada bulan November lalu.
Bobibos sendiri merupakan singkatan dari Bahan Bakar Original Buatan Indonesia Bos, dengan teknologi yang menggunakan tanaman sebagai bahan pembuatannya. Meskipun demikian, produk BBM baru ini masih memerlukan waktu dan investasi untuk dikembangkan menjadi lebih luas dan efisien.
Dalam acara peluncuran di Bumi Sultan Jonggol, Bogor, Jawa Barat, M. Ikhlas Thamrin memberikan keterangan bahwa Bobibos berpotensi untuk mendukung ketahanan pangan dan energi di Indonesia dengan penggunaan sumber daya lokal yang tersedia. Pengujian laboratorium juga menunjukkan bahwa produk ini memiliki angka emisi rendah, sehingga lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar minyak konvensional lainnya.
Dengan harga yang lebih murah dan kandungan emisi yang rendah, Bobibos telah menarik perhatian dari berbagai kelompok masyarakat, termasuk dari masyarakat lokal hingga industri kecil. Hal ini merupakan langkah penting dalam mencapai kedaulatan energi Indonesia.
Sejalan dengan itu, pemilik PT Primajasa Perdanarya Utama yang juga menjadi pengguna Bobibos perdana diharapkan dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang manfaat dari inovasi ini.
Seluruh proses pengembangan Bobibos dimulai sejak tahun 2007, ketika tim penemu M. Ikhlas Thamrin memulai riset untuk mencari alternatif energi yang ramah lingkungan. Setelah berjalan selama 10 tahun, inovasi ini telah siap direncanakan dan diluncurkan pada bulan November lalu.
Bobibos sendiri merupakan singkatan dari Bahan Bakar Original Buatan Indonesia Bos, dengan teknologi yang menggunakan tanaman sebagai bahan pembuatannya. Meskipun demikian, produk BBM baru ini masih memerlukan waktu dan investasi untuk dikembangkan menjadi lebih luas dan efisien.
Dalam acara peluncuran di Bumi Sultan Jonggol, Bogor, Jawa Barat, M. Ikhlas Thamrin memberikan keterangan bahwa Bobibos berpotensi untuk mendukung ketahanan pangan dan energi di Indonesia dengan penggunaan sumber daya lokal yang tersedia. Pengujian laboratorium juga menunjukkan bahwa produk ini memiliki angka emisi rendah, sehingga lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar minyak konvensional lainnya.
Dengan harga yang lebih murah dan kandungan emisi yang rendah, Bobibos telah menarik perhatian dari berbagai kelompok masyarakat, termasuk dari masyarakat lokal hingga industri kecil. Hal ini merupakan langkah penting dalam mencapai kedaulatan energi Indonesia.
Sejalan dengan itu, pemilik PT Primajasa Perdanarya Utama yang juga menjadi pengguna Bobibos perdana diharapkan dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang manfaat dari inovasi ini.