Pemerintah Indonesia telah menetapkan strategi baru untuk mengelola Dana Kekayaan Negara (SWF) dengan memprioritaskan pengembalian investasi. Menurut Pandu Patria Sjahrir, direktur BPI Danantara, 15 persen dari total dividen Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan dialokasikan untuk membeli Surat Berharga Negara (SBN). Tujuannya agar SWF dapat mendapatkan return yang lebih cepat dan meningkatkan keahlian dalam mengelola investasi.
Namun, pendapat ini dipertanyakan oleh Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang menilai langkah ini sebagai kritik terhadap keahlian Danantara dalam mengelola investasi. Ia percaya bahwa jika pemerintah terus menggunakan obligasi sebagai alat investasi, maka keahlian tersebut akan tidak berkembang.
Sementara itu, Pandu menjelaskan bahwa pendanaan untuk proyek-proyek yang dibiayai oleh Danantara akan semakin besar sehingga perluasan opsi investasi ini. Ia menyarankan Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk meningkatkan volume perdagangan harian pasar modal, dari yang saat ini masih di kisaran 1 miliar dolar Amerika Serikat (AS) menjadi setidaknya 5-8 miliar dolar AS.
Pandu juga menjelaskan bahwa perluasan opsi investasi ini akan membantu meningkatkan likuiditas di pasar modal. Ia berharap dapat membuat pasar modal di Indonesia lebih kompetitif dengan negara-negara lain seperti India, yang memiliki pasar modal yang lebih maju.
Namun, pendapat ini dipertanyakan oleh Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang menilai langkah ini sebagai kritik terhadap keahlian Danantara dalam mengelola investasi. Ia percaya bahwa jika pemerintah terus menggunakan obligasi sebagai alat investasi, maka keahlian tersebut akan tidak berkembang.
Sementara itu, Pandu menjelaskan bahwa pendanaan untuk proyek-proyek yang dibiayai oleh Danantara akan semakin besar sehingga perluasan opsi investasi ini. Ia menyarankan Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk meningkatkan volume perdagangan harian pasar modal, dari yang saat ini masih di kisaran 1 miliar dolar Amerika Serikat (AS) menjadi setidaknya 5-8 miliar dolar AS.
Pandu juga menjelaskan bahwa perluasan opsi investasi ini akan membantu meningkatkan likuiditas di pasar modal. Ia berharap dapat membuat pasar modal di Indonesia lebih kompetitif dengan negara-negara lain seperti India, yang memiliki pasar modal yang lebih maju.