Konsolidasi Nasional Buruh, Tidak Ada Tekanan Politik?
Hari ini, ribuan buruh dari serikat pekerja berbagai sektor menggelar konsolidasi nasional di Aula Jakarta Convention Center (JCC), Senayan. Mereka mengenakan atribut serikat masing-masing, seperti Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dan Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI).
Pada awalnya, aksi para buruh akan digelar di depan Gedung DPR RI. Namun, rencana itu berubah ketika Presiden KSPI, Said Iqbal, mengatakan bahwa keputusan tersebut diambil berdasarkan pertimbangan situasi politik dan keamanan. Menurut informasi yang diperoleh Said Iqbal, situasi politik pasca demo pada akhir Agustus belum kondusif.
"Setelah kami pertimbangkan dengan sungguh-sungguh dan memetakan beberapa informasi yang kami dapat bahwa situasi politik pasca kejadian 28 Agustus, 29, 30 Agustus yang lalu, belum kondusif," kata Said saat konferensi pers di JCC.
Said menegaskan bahwa pemindahan lokasi ini tidak karena permintaan atau tekanan pihak mana pun. Ia mengatakan bahwa pemindahan ini murni karena melihat situasi terkini. Namun, ia juga menyadari bahwa biaya penyewaan di JCC mahal dan KSPI dan Partai Buruh tetap independen membiayai seluruh kegiatan aksi secara mandiri.
Terdapat beberapa kemungkinan yang ada di balik keputusan ini, seperti diskusi dengan Sekretariat Negara atau pihak pengelola JCC. Namun, Said Iqbal menekankan bahwa sikap para buruh terhadap demokrasi dan independensi tetap kuat. Pesan tersampaikan secara terbuka, dan KSPI berkomitmen untuk menjaga demokrasi yang sehat.
Menurutnya, langkah memindahkan aksi ke tempat tertutup tidak baru bagi KSPI. Ia menyebut sejumlah kegiatan sebelumnya, salah satunya May Day, juga pernah digelar di lokasi dalam ruangan seperti Istora Senayan atau Sport Mall Kelapa Gading.
"Bagi kami kan yang penting sikap disampaikan secara terbuka. Pesan tersampaikan, dan independensi tetap terjaga karena demokrasi yang sehat adalah demokrasi yang memberikan ruang yang cukup independensi bagi kalangan masyarakat sipil," tambah Said.
Hari ini, ribuan buruh dari serikat pekerja berbagai sektor menggelar konsolidasi nasional di Aula Jakarta Convention Center (JCC), Senayan. Mereka mengenakan atribut serikat masing-masing, seperti Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dan Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI).
Pada awalnya, aksi para buruh akan digelar di depan Gedung DPR RI. Namun, rencana itu berubah ketika Presiden KSPI, Said Iqbal, mengatakan bahwa keputusan tersebut diambil berdasarkan pertimbangan situasi politik dan keamanan. Menurut informasi yang diperoleh Said Iqbal, situasi politik pasca demo pada akhir Agustus belum kondusif.
"Setelah kami pertimbangkan dengan sungguh-sungguh dan memetakan beberapa informasi yang kami dapat bahwa situasi politik pasca kejadian 28 Agustus, 29, 30 Agustus yang lalu, belum kondusif," kata Said saat konferensi pers di JCC.
Said menegaskan bahwa pemindahan lokasi ini tidak karena permintaan atau tekanan pihak mana pun. Ia mengatakan bahwa pemindahan ini murni karena melihat situasi terkini. Namun, ia juga menyadari bahwa biaya penyewaan di JCC mahal dan KSPI dan Partai Buruh tetap independen membiayai seluruh kegiatan aksi secara mandiri.
Terdapat beberapa kemungkinan yang ada di balik keputusan ini, seperti diskusi dengan Sekretariat Negara atau pihak pengelola JCC. Namun, Said Iqbal menekankan bahwa sikap para buruh terhadap demokrasi dan independensi tetap kuat. Pesan tersampaikan secara terbuka, dan KSPI berkomitmen untuk menjaga demokrasi yang sehat.
Menurutnya, langkah memindahkan aksi ke tempat tertutup tidak baru bagi KSPI. Ia menyebut sejumlah kegiatan sebelumnya, salah satunya May Day, juga pernah digelar di lokasi dalam ruangan seperti Istora Senayan atau Sport Mall Kelapa Gading.
"Bagi kami kan yang penting sikap disampaikan secara terbuka. Pesan tersampaikan, dan independensi tetap terjaga karena demokrasi yang sehat adalah demokrasi yang memberikan ruang yang cukup independensi bagi kalangan masyarakat sipil," tambah Said.