Aksi Adapundi - DBS Indonesia Bantu Mendorong Inklusi Keuangan, Siapa yang Membuat Harga Pinjaman Bisa Terjangkau?
PT Info Tekno Siaga atau Adapundi dan PT Bank DBS Indonesia memperpanjang kemitraan strategis dalam penyaluran kredit, menandai peringatan bahwa bank dan aplikasi pinjaman daring dapat bekerja sama untuk mendorong akses pendanaan bagi masyarakat Indonesia.
Dalam perpanjangan ini, Adapundi mendapat dana yang signifikan dari DBS Indonesia untuk memenuhi pendanaan bagi hampir 30 juta pengguna. Kemitraan ini menjadi momentum penting bagi industri pinjaman digital dan menandai bahwa teknologi digital dan solusi keuangan dapat membuka peluang yang lebih luas bagi masyarakat dan pelaku usaha.
Direktur Adapundi, Achmad Indrawan menyampaikan bahwa Bank DBS Indonesia telah menjadi mitra penting bagi Adapundi. Bersama dengan kerja sama dan dukungan solid dari Bank DBS Indonesia, Adapundi dapat berkembang dalam memperluas penyaluran pendanaan kepada seluruh masyarakat.
Kementrian Keuangan menyatakan bahwa industri pinjaman digital di Indonesia sedang tumbuh dengan cepat. Data Otoritas Jasa Keuangan menunjukkan bahwa outstanding pembiayaan industri P2P lending naik sebesar 25,06% secara tahunan. Ini menegaskan semakin tingginya kebutuhan masyarakat akan alternatif pendanaan yang cepat, mudah dan terpercaya.
Selain itu, regulasi terbaru dari OJK yang berlaku per 1 Januari 2025 mengenai penyesuaian batas maksimal bunga harian pinjaman daring juga menjadi momentum penting bagi industri P2P. Bunga pinjaman dengan tenor di bawah 6 bulan maksimal 0,3% per hari, sementara bunga pinjaman dengan tenor di atas 6 bulan turun menjadi 0,2% per hari dari sebelumnya 0,3%.
Head of CBG Ecosystem dan Digital PT Bank DBS Indonesia, Willy Lawy mengatakan bahwa kemitraan antara DBS dan Adapundi mencerminkan komitmen mereka untuk memperluas inklusi finansial di Indonesia. Melalui pemanfaatan teknologi digital dan solusi keuangan yang bertanggung jawab, mereka ingin membuka akses yang lebih luas bagi masyarakat dan pelaku usaha, terutama di segmen yang belum terjangkau layanan perbankan.
Lebih lanjut, Willy Lawy melihat kemitraan ini sebagai cara DBS untuk terus menjadi mitra pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. "Kami melihat pertumbuhan pendanaan digital di Indonesia dengan optimisme dan percaya bahwa melalui kemitraan ini, kami dapat terus menjadi mitra terpercaya bagi pertumbuhan bisnis sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif," paparnya.
Perlu diperhatikan juga bahwa Adapundi memperkuat tata kelola dan keamanan operasional dengan mematuhi regulasi OJK dan telah tersertifikasi ISO/IEC 27001:2022 untuk Sistem Manajemen Keamanan Informasi (SMKI), sebagai bentuk standar tinggi menjaga kerahasiaan dan keamanan data.
PT Info Tekno Siaga atau Adapundi dan PT Bank DBS Indonesia memperpanjang kemitraan strategis dalam penyaluran kredit, menandai peringatan bahwa bank dan aplikasi pinjaman daring dapat bekerja sama untuk mendorong akses pendanaan bagi masyarakat Indonesia.
Dalam perpanjangan ini, Adapundi mendapat dana yang signifikan dari DBS Indonesia untuk memenuhi pendanaan bagi hampir 30 juta pengguna. Kemitraan ini menjadi momentum penting bagi industri pinjaman digital dan menandai bahwa teknologi digital dan solusi keuangan dapat membuka peluang yang lebih luas bagi masyarakat dan pelaku usaha.
Direktur Adapundi, Achmad Indrawan menyampaikan bahwa Bank DBS Indonesia telah menjadi mitra penting bagi Adapundi. Bersama dengan kerja sama dan dukungan solid dari Bank DBS Indonesia, Adapundi dapat berkembang dalam memperluas penyaluran pendanaan kepada seluruh masyarakat.
Kementrian Keuangan menyatakan bahwa industri pinjaman digital di Indonesia sedang tumbuh dengan cepat. Data Otoritas Jasa Keuangan menunjukkan bahwa outstanding pembiayaan industri P2P lending naik sebesar 25,06% secara tahunan. Ini menegaskan semakin tingginya kebutuhan masyarakat akan alternatif pendanaan yang cepat, mudah dan terpercaya.
Selain itu, regulasi terbaru dari OJK yang berlaku per 1 Januari 2025 mengenai penyesuaian batas maksimal bunga harian pinjaman daring juga menjadi momentum penting bagi industri P2P. Bunga pinjaman dengan tenor di bawah 6 bulan maksimal 0,3% per hari, sementara bunga pinjaman dengan tenor di atas 6 bulan turun menjadi 0,2% per hari dari sebelumnya 0,3%.
Head of CBG Ecosystem dan Digital PT Bank DBS Indonesia, Willy Lawy mengatakan bahwa kemitraan antara DBS dan Adapundi mencerminkan komitmen mereka untuk memperluas inklusi finansial di Indonesia. Melalui pemanfaatan teknologi digital dan solusi keuangan yang bertanggung jawab, mereka ingin membuka akses yang lebih luas bagi masyarakat dan pelaku usaha, terutama di segmen yang belum terjangkau layanan perbankan.
Lebih lanjut, Willy Lawy melihat kemitraan ini sebagai cara DBS untuk terus menjadi mitra pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. "Kami melihat pertumbuhan pendanaan digital di Indonesia dengan optimisme dan percaya bahwa melalui kemitraan ini, kami dapat terus menjadi mitra terpercaya bagi pertumbuhan bisnis sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif," paparnya.
Perlu diperhatikan juga bahwa Adapundi memperkuat tata kelola dan keamanan operasional dengan mematuhi regulasi OJK dan telah tersertifikasi ISO/IEC 27001:2022 untuk Sistem Manajemen Keamanan Informasi (SMKI), sebagai bentuk standar tinggi menjaga kerahasiaan dan keamanan data.