Setelah berlangsung lama, akhirnya galian biang macet di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan (Jaksel) tuntas. Proyek tersebut menjadi penyebab utama kemacetan di kawasan ini, membuat warga lelah dan kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari.
Pada awalnya, Gubernur Jakarta Pramono Anung memberikan deadline untuk menyelesaikan proyek galian tersebut. Salah satu langkah yang diambil adalah mengalihkan arus lalu lintas di dalam ataupun luar Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) untuk mengatasi macet di TB Simatupang.
Proyek ini memiliki tujuan untuk meningkatkan pengelolaan air limbah domestik di Jakarta Selatan. Setiap hari, bangunan di sepanjang jalan tersebut menghasilkan air limbah dari aktivitas rumah tangga, perkantoran, dan fasilitas umum. Pada April 2025, Paljaya memulai pembangunan jaringan pipa air limbah bawah tanah agar air limbah dapat dialirkan ke instalasi pengolahan air limbah domestik (IPALD).
Berdasarkan laporan yang diterima, volume kendaraan yang memanfaatkan akses tol cukup konsisten. Oleh karena itu, Pramono meminta dinas perhubungan bersama Kementerian PUPR dan Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) untuk melanjutkan uji coba tersebut.
Proyek SPALD-T TB Simatupang dilaksanakan hingga Juni 2026. Paljaya menargetkan pekerjaan tuntas sesuai target. Pemetaian yang telah dilakukan oleh Paljaya menunjukkan bahwa galian di depan CIBIS telah selesai tepat waktu pada 7 Oktober 2025, dan barrier sudah dibuka, sehingga lalu lintas kembali lancar seperti semula.
"Progres di manhole-7 berjalan baik dan area tersebut tidak semacet manhole-4 sehingga dampak lalu lintas relatif lebih ringan," kata Untung Suryadi, Direktur Utama Paljaya.
Pada awalnya, Gubernur Jakarta Pramono Anung memberikan deadline untuk menyelesaikan proyek galian tersebut. Salah satu langkah yang diambil adalah mengalihkan arus lalu lintas di dalam ataupun luar Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) untuk mengatasi macet di TB Simatupang.
Proyek ini memiliki tujuan untuk meningkatkan pengelolaan air limbah domestik di Jakarta Selatan. Setiap hari, bangunan di sepanjang jalan tersebut menghasilkan air limbah dari aktivitas rumah tangga, perkantoran, dan fasilitas umum. Pada April 2025, Paljaya memulai pembangunan jaringan pipa air limbah bawah tanah agar air limbah dapat dialirkan ke instalasi pengolahan air limbah domestik (IPALD).
Berdasarkan laporan yang diterima, volume kendaraan yang memanfaatkan akses tol cukup konsisten. Oleh karena itu, Pramono meminta dinas perhubungan bersama Kementerian PUPR dan Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) untuk melanjutkan uji coba tersebut.
Proyek SPALD-T TB Simatupang dilaksanakan hingga Juni 2026. Paljaya menargetkan pekerjaan tuntas sesuai target. Pemetaian yang telah dilakukan oleh Paljaya menunjukkan bahwa galian di depan CIBIS telah selesai tepat waktu pada 7 Oktober 2025, dan barrier sudah dibuka, sehingga lalu lintas kembali lancar seperti semula.
"Progres di manhole-7 berjalan baik dan area tersebut tidak semacet manhole-4 sehingga dampak lalu lintas relatif lebih ringan," kata Untung Suryadi, Direktur Utama Paljaya.