PT AirAsia Indonesia Tbk mengalami kerugian besar sebesar Rp 982,5 miliar di periode Januari-September 2025. Ini merupakan peningkatan signifikan dari kerugian Rp 596,5 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Meski pendapatan AirAsia meningkat menjadi Rp 6 triliun, beban usahanya juga naik. Penghasilan AirAsia sebagian besar berasal dari penjualan kursi dan bagasi. Pada periode ini, pihak AirAsia menerima pendapatan sebesar Rp 52,7 miliar dari kargo dan Rp 7,7 miliar dari charter.
Namun, defisiensi modal atau kekurangan modal AirAsia terus meningkat menjadi Rp 10,4 triliun. Ini membuat total aset AirAsia turun hingga Rp 5,6 triliun pada bulan September 2025. Sementara itu, liabilitas AirAsia juga menurut dari Rp 16 triliun.
Dalam tahun sebelumnya, AirAsia membukukan pendapatan Rp 7,94 triliun yang meningkat sebesar 20 persen dari tahun sebelumnya. Pihak AirAsia menyatakan bahwa sebagian besar pendapatan berasal dari operasi penerbangan.
"Penjualan tiket kursi pesawat berkontribusi sebesar Rp 6,73 triliun," kata Direktur Utama PT AirAsia Indonesia Tbk Veranita Yosephine Sinaga. "Sumber pendapatan lainnya mencakup bagasi, pelayanan penerbangan, ancillary, kargo dan charter sebesar Rp 1,21 triliun."
Pada periode yang sama tahun lalu, Indonesia AirAsia mengangkut 6,18 juta penumpang. Namun, pada tahun ini, jumlah penumpang naik menjadi 6,61 juta orang.
Meski pendapatan AirAsia meningkat menjadi Rp 6 triliun, beban usahanya juga naik. Penghasilan AirAsia sebagian besar berasal dari penjualan kursi dan bagasi. Pada periode ini, pihak AirAsia menerima pendapatan sebesar Rp 52,7 miliar dari kargo dan Rp 7,7 miliar dari charter.
Namun, defisiensi modal atau kekurangan modal AirAsia terus meningkat menjadi Rp 10,4 triliun. Ini membuat total aset AirAsia turun hingga Rp 5,6 triliun pada bulan September 2025. Sementara itu, liabilitas AirAsia juga menurut dari Rp 16 triliun.
Dalam tahun sebelumnya, AirAsia membukukan pendapatan Rp 7,94 triliun yang meningkat sebesar 20 persen dari tahun sebelumnya. Pihak AirAsia menyatakan bahwa sebagian besar pendapatan berasal dari operasi penerbangan.
"Penjualan tiket kursi pesawat berkontribusi sebesar Rp 6,73 triliun," kata Direktur Utama PT AirAsia Indonesia Tbk Veranita Yosephine Sinaga. "Sumber pendapatan lainnya mencakup bagasi, pelayanan penerbangan, ancillary, kargo dan charter sebesar Rp 1,21 triliun."
Pada periode yang sama tahun lalu, Indonesia AirAsia mengangkut 6,18 juta penumpang. Namun, pada tahun ini, jumlah penumpang naik menjadi 6,61 juta orang.