Tragedi Ambruk Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo Jadi Pengingat Pentingnya Pemenuhan Standar Konstruksi Bangunan.
Dalam kejadian yang sangat tragis, gedung Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, ambruk, menyebabkan korban jiwa hingga 171 orang. Kejadian ini menjadi peringatan penting bagi pihak berwenang untuk meningkatkan pemenuhan standar konstruksi bangunan, terutama di kalangan pondok pesantren.
"Kita ingin semakin menertibkan ke depan sehingga tidak ada lagi kejadian serupa," kata Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK) Agus Harimurti Yudhoyono, yang disebut AHY dalam konteks ini.
Menurut AHY, pemenuhan standar konstruksi bangunan sangat penting untuk menghindari kejadian serupa di masa depan. "Ini juga terkait dengan para pemimpin di daerah, termasuk gubernur, wali kota, dan bupati agar melakukan sosialisasi dan pemeriksaan lapangan sehingga bisa kita evaluasi dan perbaiki untuk mencegah hal-hal seperti ini lagi," katanya.
Menurut AHY, tragedi di Sidoarjo adalah pengingat penting bagi kita semua agar mematuhi segala standar yang telah ditetapkan. "Ini menjadi pengingat bagi kita semua agar benar-benar kita lebih mematuhi segala standar yang telah ditetapkan karena standar itu ada, SOP itu ada dengan tujuan," katanya.
Tragedi ini juga menekankan pentingnya pemenuhan standar keselamatan dan kelayakan gedung bagi pesantren maupun bangunan lain. "Ini tidak berlaku hanya untuk pondok pesantren tapi juga berbagai bangunan infrastruktur apalagi yang diperuntukkan bagi publik ada sekolah, ada kampus, ada rumah sakit puskesmas dan yang lainnya," tambah AHY.
Selain itu, AHY mengaku telah berkomunikasi dengan Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin untuk melakukan evaluasi kondisi bangunan pesantren di Tanah Air. "Saya juga sudah berkomunikasi juga dengan Menko Pemberdayaan Masyarakat Gus Muhaimin Iskandar kami ingin segera regrouping, konsolidasi karena beliau di depan untuk urusan tersebut tapi kami tentu men-support dari aspek infrastrukturnya," katanya.
Tragedi ini jelas menjadi peringatan penting bagi kita semua untuk meningkatkan pemenuhan standar konstruksi bangunan. Kita tidak boleh lagi membiarkan kejadian serupa terjadi di masa depan.
Dalam kejadian yang sangat tragis, gedung Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, ambruk, menyebabkan korban jiwa hingga 171 orang. Kejadian ini menjadi peringatan penting bagi pihak berwenang untuk meningkatkan pemenuhan standar konstruksi bangunan, terutama di kalangan pondok pesantren.
"Kita ingin semakin menertibkan ke depan sehingga tidak ada lagi kejadian serupa," kata Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK) Agus Harimurti Yudhoyono, yang disebut AHY dalam konteks ini.
Menurut AHY, pemenuhan standar konstruksi bangunan sangat penting untuk menghindari kejadian serupa di masa depan. "Ini juga terkait dengan para pemimpin di daerah, termasuk gubernur, wali kota, dan bupati agar melakukan sosialisasi dan pemeriksaan lapangan sehingga bisa kita evaluasi dan perbaiki untuk mencegah hal-hal seperti ini lagi," katanya.
Menurut AHY, tragedi di Sidoarjo adalah pengingat penting bagi kita semua agar mematuhi segala standar yang telah ditetapkan. "Ini menjadi pengingat bagi kita semua agar benar-benar kita lebih mematuhi segala standar yang telah ditetapkan karena standar itu ada, SOP itu ada dengan tujuan," katanya.
Tragedi ini juga menekankan pentingnya pemenuhan standar keselamatan dan kelayakan gedung bagi pesantren maupun bangunan lain. "Ini tidak berlaku hanya untuk pondok pesantren tapi juga berbagai bangunan infrastruktur apalagi yang diperuntukkan bagi publik ada sekolah, ada kampus, ada rumah sakit puskesmas dan yang lainnya," tambah AHY.
Selain itu, AHY mengaku telah berkomunikasi dengan Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin untuk melakukan evaluasi kondisi bangunan pesantren di Tanah Air. "Saya juga sudah berkomunikasi juga dengan Menko Pemberdayaan Masyarakat Gus Muhaimin Iskandar kami ingin segera regrouping, konsolidasi karena beliau di depan untuk urusan tersebut tapi kami tentu men-support dari aspek infrastrukturnya," katanya.
Tragedi ini jelas menjadi peringatan penting bagi kita semua untuk meningkatkan pemenuhan standar konstruksi bangunan. Kita tidak boleh lagi membiarkan kejadian serupa terjadi di masa depan.