"Ah Yudhoyono Tertibkan Standar Konstruksi Ponpes Setelah Tragedi Al Khoziny"
Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK) telah menetapkan kebijakan baru untuk meningkatkan standar konstruksi bangunan di Pondok Pesantren (ponpes), setelah tragedi ambruknya Ponpes Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, yang menewaskan 67 orang.
Menurut Ah Yudhoyono, putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono, pihaknya akan melakukan sosialisasi dan pengecekan langsung di lapangan untuk memastikan pemenuhan standar konstruksi bangunan. "Kita ingin ke depan semakin menertibkan, sehingga tidak ada lagi kejadian serupa," kata Ah Yudhoyono.
Pemenuhan standar konstruksi ini sangat penting karena banyak nyawa yang terjebak dalam keselamatan dan kelayakan bangunan. Tragedi di Sidoarjo kemarin adalah pengingat bagi kita semua untuk mematuhi segala standar yang telah ditetapkan.
Ah Yudhoyono juga mengatakan bahwa ini tidak berlaku hanya untuk pondok pesantren, tetapi juga berbagai bangunan infrastruktur, seperti sekolah, kampus, rumah sakit, dan lain-lain. Pihaknya akan melakukan evaluasi kondisi bangunan pesantren di Tanah Air untuk mencegah insiden terulang.
Menurut Cak Imin, Menko PM yang menangani kejadian ini, Ponpes Al Khoziny yang ambruk telah berusia 125 tahun dan memiliki keterbatasan anggaran. Pemerintah akan melakukan evaluasi kondisi tersebut dan mulai mencatat daftar pesantren yang berusia tua atau di atas 100 tahun untuk dievaluasi.
Dengan demikian, pihak Menko IPK berharap dapat meningkatkan keselamatan dan kelayakan bangunan di Pondok Pesantren dan bangunan lainnya, sehingga tidak ada lagi kejadian serupa seperti yang terjadi di Ponpes Al Khoziny.
Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK) telah menetapkan kebijakan baru untuk meningkatkan standar konstruksi bangunan di Pondok Pesantren (ponpes), setelah tragedi ambruknya Ponpes Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, yang menewaskan 67 orang.
Menurut Ah Yudhoyono, putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono, pihaknya akan melakukan sosialisasi dan pengecekan langsung di lapangan untuk memastikan pemenuhan standar konstruksi bangunan. "Kita ingin ke depan semakin menertibkan, sehingga tidak ada lagi kejadian serupa," kata Ah Yudhoyono.
Pemenuhan standar konstruksi ini sangat penting karena banyak nyawa yang terjebak dalam keselamatan dan kelayakan bangunan. Tragedi di Sidoarjo kemarin adalah pengingat bagi kita semua untuk mematuhi segala standar yang telah ditetapkan.
Ah Yudhoyono juga mengatakan bahwa ini tidak berlaku hanya untuk pondok pesantren, tetapi juga berbagai bangunan infrastruktur, seperti sekolah, kampus, rumah sakit, dan lain-lain. Pihaknya akan melakukan evaluasi kondisi bangunan pesantren di Tanah Air untuk mencegah insiden terulang.
Menurut Cak Imin, Menko PM yang menangani kejadian ini, Ponpes Al Khoziny yang ambruk telah berusia 125 tahun dan memiliki keterbatasan anggaran. Pemerintah akan melakukan evaluasi kondisi tersebut dan mulai mencatat daftar pesantren yang berusia tua atau di atas 100 tahun untuk dievaluasi.
Dengan demikian, pihak Menko IPK berharap dapat meningkatkan keselamatan dan kelayakan bangunan di Pondok Pesantren dan bangunan lainnya, sehingga tidak ada lagi kejadian serupa seperti yang terjadi di Ponpes Al Khoziny.