"Ah Yudhoyono: Kita Akan Tertibkan Standar Konstruksi Pondok Pesantren Setelah Tragedi Al Khoziny"
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) telah menyatakan bahwa pemerintah akan menertibkan pemenuhan standar konstruksi bangunan di pondok pesantren setelah tragedi ambruknya Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur. Tragedi ini telah meninggalkan korban jiwa 67 orang dan menyebabkan kerusakan parah pada gedung.
Menurut AHY, pihaknya akan berkoordinasi dengan para pemimpin daerah untuk melakukan sosialisasi serta pengecekan langsung di lapangan menyangkut standar konstruksi bangunan ini. "Kita ingin ke depan semakin menertibkan, sehingga tidak ada lagi kejadian serupa," kata AHY dalam wawancara yang dilakukan CNN Indonesia.
Pemenuhan standar konstruksi ini sangat terkait dengan keselamatan banyak nyawa. Oleh karena itu, lanjut AHY, tragedi di Sidoarjo kemarin pun jadi pengingat akan pentingnya pemenuhan standar keselamatan dan kelayakan gedung bagi pesantren maupun bangunan lain pada umumnya.
"Ini tidak berlaku hanya untuk pondok pesantren tapi juga berbagai bangunan infrastruktur apalagi yang diperuntukkan bagi publik ada sekolah, ada kampus, ada rumah sakit puskesmas dan yang lainnya," katanya.
Pemerintah telah merencanakan untuk melakukan evaluasi kondisi bangunan pesantren di Tanah Air. AHY juga mengaku telah berkomunikasi dengan Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin yang berencana mengevaluasi kondisi bangunan pesantren di Tanah Air.
Sebelumnya, gedung tiga lantai termasuk musala di asrama putra Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, ambruk pada Senin (29/9) sore. Saat kejadian, diketahui ada ratusan santri sedang melaksanakan Salat Asar berjemaah di gedung yang masih dalam tahap pembangunan tersebut.
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) telah menyatakan bahwa pemerintah akan menertibkan pemenuhan standar konstruksi bangunan di pondok pesantren setelah tragedi ambruknya Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur. Tragedi ini telah meninggalkan korban jiwa 67 orang dan menyebabkan kerusakan parah pada gedung.
Menurut AHY, pihaknya akan berkoordinasi dengan para pemimpin daerah untuk melakukan sosialisasi serta pengecekan langsung di lapangan menyangkut standar konstruksi bangunan ini. "Kita ingin ke depan semakin menertibkan, sehingga tidak ada lagi kejadian serupa," kata AHY dalam wawancara yang dilakukan CNN Indonesia.
Pemenuhan standar konstruksi ini sangat terkait dengan keselamatan banyak nyawa. Oleh karena itu, lanjut AHY, tragedi di Sidoarjo kemarin pun jadi pengingat akan pentingnya pemenuhan standar keselamatan dan kelayakan gedung bagi pesantren maupun bangunan lain pada umumnya.
"Ini tidak berlaku hanya untuk pondok pesantren tapi juga berbagai bangunan infrastruktur apalagi yang diperuntukkan bagi publik ada sekolah, ada kampus, ada rumah sakit puskesmas dan yang lainnya," katanya.
Pemerintah telah merencanakan untuk melakukan evaluasi kondisi bangunan pesantren di Tanah Air. AHY juga mengaku telah berkomunikasi dengan Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin yang berencana mengevaluasi kondisi bangunan pesantren di Tanah Air.
Sebelumnya, gedung tiga lantai termasuk musala di asrama putra Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, ambruk pada Senin (29/9) sore. Saat kejadian, diketahui ada ratusan santri sedang melaksanakan Salat Asar berjemaah di gedung yang masih dalam tahap pembangunan tersebut.