Agus Pambagio Buka Suara Soal Restrukturisasi Utang Whoosh dari 40 Jadi 60 Tahun

Pemerintah harus terus bergerak mencari kesepakatan terbaik dalam restrukturisasi utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) dari 40 menjadi 60 tahun. Menurut Analis Kebijakan Publik, Agus Pambagio, proses negosiasi ini tidak boleh stagnan seperti politik yang harus berjalan.

Kalau perundingan begitu tidak boleh stagnan, sama kayak politik harus jalan, apapun hasilnya itu. Makanya masing-masing duduk bareng, dia katakan bahwa kita tidak sanggup bayar. Lalu ini seperti apa? Ditarik oke, bunga turun oke, tapi jumlah nominal pinjaman dan bunga yang disepakati kan harus tetap ada.

Agus mencontohkan restrukturisasi tersebut mirip dengan kondisi seseorang yang memperpanjang masa cicilan rumah atau mobil agar tidak disita, sehingga beban pembayaran bisa disesuaikan dengan kemampuan finansial. Ia pun menegaskan bahwa langkah negosiasi ulang adalah satu-satunya pilihan realistis saat ini.

Bunganya turun, tapi jumlahnya kan sama, cuma ditarik molor aja, sama persis kalau kita pinjam rumah, pinjam mobil supaya enggak disita. Proyek KCJB sebaiknya dievaluasi terlebih dahulu agar kesalahan yang terjadi tidak berulang pada rencana pembangunan lanjutan menuju Surabaya.

Kasus dugaan korupsi proyek KCJB Masuk Tahap Penyelidikan
 
Maaf aja, kalau gini happen lagi... Proses negosiasi yang stagnan seperti ini, kayaknya perlu ada perubahan strategi. Jangan cuma menunggu bunga turun, tapi juga harus tahu jumlah nominal pinjaman yang disepakati. Kalau tidak jelas, kayaknya sama seperti meminjam uang dengan bunga yang terlalu tinggi, ya?

Saya pikir lebih baik jika pemerintah dan perusahaan melakukan evaluasi proyek KCJB dulu, biar bisa tahu apa yang salah dan bagaimana cara mengaturnya. Jangan biarkan kesalahan seperti ini berulang lagi, tapi masing-masing bawa ide-ide baru, jadi bisa makin baik dari sebelumnya aja... 🤔
 
Gue pikir kalau pemerintah harus jujur, mereka tahu bahwa banyak yang salah di proyek KCJB. Mereka harus mau tekan jari sendiri dan mengakui kesalahan-kesalahan sebelumnya. Tapi siapa tahu, mungkin lagi ngewacan dan tidak mau menerima kebenaran.

Gue setuju dengan Agus, bahwa proyek ini harus di-evaluasi terlebih dahulu agar kesalahan yang terjadi tidak berulang lagi. Kalau gak ada evaluasi, itu seperti membalikkan ujung kaca, kalau kita tahu apa yang salah, maka bisa banget membuat perubahan agar project tersebut menjadi lebih baik.

Tapi, siapa tau pemerintah sudah melakukan evaluasi dan hasilnya sudah diperdebatkan. Maka dari itu, gue pikir harus ada kesepakatan terbaik untuk restrukturisasi utang proyek KCJB yang bisa dipertanggung jawabkan oleh semua pihak yang terlibat.
 
Pikir kalau perundingan harus jalan kayak politik, tapi benar bukan? Kalau tidak ada kesepakatan terbaik, maka apa pun hasilnya itu baik atau buruk. Makanya pemerintah harus terus bergerak mencari solusi yang tepat untuk restrukturisasi utang KCJB. Yang penting adalah kita harus menyadari bahwa bunga dan nominal pinjaman tetap ada, jadi jangan hanya fokus pada harga pinjaman ya! 🤔

Maksudnya, kalau kita memperpanjang masa cicilan seperti meminjam rumah atau mobil, maka kita bisa mengatur beban pembayaran sesuai kemampuan finansial. Tapi, ini sama persis dengan apa yang kita lakukan ketika pinjam uang untuk tidak disita, kan? Jadi, penting juga untuk memastikan bahwa kita tidak hanya menarik waktu, tapi juga meningkatkan efisiensi dan menghindari kesalahan yang berulang di masa depan. 😊
 
Maksudnya apa sih? Proyek KCJB udah berjalan sejak lama, tapi masih bisa terjadi kesalahan? Gak serius sih kalau kita pasang pinjaman dengan bunga yang terlalu rendah, kan itu beda dengan meminjam uang saku? Maksudnya apa kita harus ngirik sendiri? Kita udah coba bermain kecerdasan, tapi gak bisa jadi. Saya pikir saat ini sudah waktunya untuk mengevaluasi kembali proyek KCJB dan tidak terus memperparah kesalahan yang telah terjadi sebelumnya. 😐
 
Kalau gak ada konsekuensi, tapi masih bisa menemukan solusi, itu paham. Proses restrukturisasi utang KCJB harus cepat dan transparan, jangan terjadi lagi kriminalisasi seperti yang terjadi di proyek lain. Mereka harus bisa memberitahu kita apa itu konsekuensi jika tidak menemukan kesepakatan. Kalau itu tidak ada, maka kalau gak mau, kita gantung gajat sendiri aja. Kita harus bisa menerima bahwa kita tidak bisa semua, tapi kita harus mencari solusi yang paling baik.
 
Kalau tidak mau diubah, apa gunanya? Jangan cuma soal bunga tinggi aja, tapi kesepakatan yang seharusnya jadi realistis. Maksudnya, tidak bisa terus mengangkat batu-batu di tengah jalur pembangunan. Proyek KCJB itu penting banget untuk Indonesia, kita harus bisa terjebak dulu kan? Tapi kalau tidak terjebak, berarti ada kesalahan lagi nanti. Jangan biarkan ini terjadi lagi, kita harus teliti.
 
kembali
Top