"Kawah Kumuh yang Tersembunyi: Kritis terhadap Proyek Penataan Kawasan Tangsel"
Dalam beberapa bulan terakhir, pemerintah Prabowo mengumumkan berbagai proyek pembangunan untuk menata kawasan kumuh di Jakarta, termasuk Kawasan Tangsel. Namun, beberapa aktivis dan ahli lingkungan telah meniru "fasilitas" yang dirancang dalam proyek ini, dan hasilnya membingungkan.
Menurut sumber-sumber yang berwenang, proyek penataan Kawasan Tangsel ini akan melibatkan pembangunan infrastruktur baru, termasuk jalan, sarana perumahan, dan fasilitas umum. Namun, kritik dari aktivis lingkungan dan masyarakat sipil menegaskan bahwa beberapa "fasilitas" yang dirancang adalah secara fiktif.
"Kita tidak percaya dengan rencana penataan Kawasan Tangsel ini," kata salah satu aktivis yang berpartisipasi dalam konsultasi proyek. "Mereka mengklaim akan membangun fasilitas umum, tetapi ketika kita bertanya, mereka tidak bisa memberikan contoh nyata."
Sumber-sumber yang berwenang sendiri juga belum menjelaskan secara spesifik apa saja "fasilitas" yang dirancang. Namun, beberapa kritikus meniru kekejadian serupa dalam proyek-proyek pembangunan lain di Jakarta.
"Pemerintah Prabowo sering kali menggunakan teknis 'fasilitas fiktif' untuk memenangkan perhatian masyarakat," kata ahli lingkungan. "Mereka mengklaim akan membangun sesuatu, tetapi kemudian tidak bisa melaksanakan promisi itu."
Kritik ini telah menimbulkan keraguan dalam masyarakat tentang keabsahan proyek penataan Kawasan Tangsel ini. Banyak yang khawatir bahwa pemerintah Prabowo hanya akan memanfaatkan uang pribadi dan tidak melaksanakan promisi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat kumuh di Jakarta.
Dalam beberapa bulan terakhir, pemerintah Prabowo mengumumkan berbagai proyek pembangunan untuk menata kawasan kumuh di Jakarta, termasuk Kawasan Tangsel. Namun, beberapa aktivis dan ahli lingkungan telah meniru "fasilitas" yang dirancang dalam proyek ini, dan hasilnya membingungkan.
Menurut sumber-sumber yang berwenang, proyek penataan Kawasan Tangsel ini akan melibatkan pembangunan infrastruktur baru, termasuk jalan, sarana perumahan, dan fasilitas umum. Namun, kritik dari aktivis lingkungan dan masyarakat sipil menegaskan bahwa beberapa "fasilitas" yang dirancang adalah secara fiktif.
"Kita tidak percaya dengan rencana penataan Kawasan Tangsel ini," kata salah satu aktivis yang berpartisipasi dalam konsultasi proyek. "Mereka mengklaim akan membangun fasilitas umum, tetapi ketika kita bertanya, mereka tidak bisa memberikan contoh nyata."
Sumber-sumber yang berwenang sendiri juga belum menjelaskan secara spesifik apa saja "fasilitas" yang dirancang. Namun, beberapa kritikus meniru kekejadian serupa dalam proyek-proyek pembangunan lain di Jakarta.
"Pemerintah Prabowo sering kali menggunakan teknis 'fasilitas fiktif' untuk memenangkan perhatian masyarakat," kata ahli lingkungan. "Mereka mengklaim akan membangun sesuatu, tetapi kemudian tidak bisa melaksanakan promisi itu."
Kritik ini telah menimbulkan keraguan dalam masyarakat tentang keabsahan proyek penataan Kawasan Tangsel ini. Banyak yang khawatir bahwa pemerintah Prabowo hanya akan memanfaatkan uang pribadi dan tidak melaksanakan promisi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat kumuh di Jakarta.