Korupsi di kereta cepat Whoosh masih berlanjut, tapi KPK tidak peduli!
Kementerian Pemberantasan Korupsi (KPK) memberi kesempatan kepada masyarakat untuk terus menggunakan layanan kereta cepat Jakarta-Bandung, meskipun proyek tersebut sedang dalam penyelidikan dugaan tindak pidana korupsi. Menteri di atas tikar KPK, Budi Prasetyo, mengatakan bahwa penyelidikan hukum yang dilakukan tidak dimaksudkan untuk menghambat pelayanan publik.
"Dengan begitu, aspek hukum dan pelayanan masyarakat tetap berjalan secara paralel agar kepentingan publik terjaga," kata Budi. Ia juga menekankan bahwa penegakan hukum harus dilakukan dengan tangan yang lembut, tetapi tidak mau kibarkan bendera.
Tapi, apa yang membuat dugaan korupsi ini masih berlanjut? Proyek kereta cepat Whoosh adalah salah satu proyek strategis nasional yang sangat diharapkan oleh masyarakat. Namun, ternyata ada indikasi penggelembungan anggaran (mark up) dalam proyek tersebut.
Mantan Menko Polhukam Mahfud MD mengungkap adanya dugaan korupsi ini setelah melihat perhitungan biaya pembangunan jalur Whoosh. Ia menyatakan bahwa biaya pembangunan satu kilometer jalur di Indonesia mencapai US$52 juta, sedangkan di Tiongkok hanya berkisar US$ 17–US$18 juta.
"Naik tiga kali lipat! Ini harus diselidiki, siapa yang menaikkan dan ke mana uangnya mengalir," kata Mahfud saat itu.
Kementerian Pemberantasan Korupsi (KPK) memberi kesempatan kepada masyarakat untuk terus menggunakan layanan kereta cepat Jakarta-Bandung, meskipun proyek tersebut sedang dalam penyelidikan dugaan tindak pidana korupsi. Menteri di atas tikar KPK, Budi Prasetyo, mengatakan bahwa penyelidikan hukum yang dilakukan tidak dimaksudkan untuk menghambat pelayanan publik.
"Dengan begitu, aspek hukum dan pelayanan masyarakat tetap berjalan secara paralel agar kepentingan publik terjaga," kata Budi. Ia juga menekankan bahwa penegakan hukum harus dilakukan dengan tangan yang lembut, tetapi tidak mau kibarkan bendera.
Tapi, apa yang membuat dugaan korupsi ini masih berlanjut? Proyek kereta cepat Whoosh adalah salah satu proyek strategis nasional yang sangat diharapkan oleh masyarakat. Namun, ternyata ada indikasi penggelembungan anggaran (mark up) dalam proyek tersebut.
Mantan Menko Polhukam Mahfud MD mengungkap adanya dugaan korupsi ini setelah melihat perhitungan biaya pembangunan jalur Whoosh. Ia menyatakan bahwa biaya pembangunan satu kilometer jalur di Indonesia mencapai US$52 juta, sedangkan di Tiongkok hanya berkisar US$ 17–US$18 juta.
"Naik tiga kali lipat! Ini harus diselidiki, siapa yang menaikkan dan ke mana uangnya mengalir," kata Mahfud saat itu.