Ada Apa dengan Menkeu Purbaya & Dedi Mulyadi Soal Bank Jabar?

Purbaya dan Dedi Soal Dana Mengendap di Bank Jawa Barat, Menkeu Purbaya Yudi Sadewa dan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saling membantah mengenai isu dana yang disimpan di bank. Purbaya meminta pemerintah daerah untuk mempercepat belanja dan melunasi kewajiban kepada pihak ketiga, sedangkan Dedi menyerang claim tersebut dan meminta Purbaya untuk membuka-bukaan data.

Dedi Mulyadi mengatakan bahwa tidak ada dana yang disimpan di bank dalam bentuk deposito senilai Rp4,17 triliun, padahal Purbaya menyebutkan bahwa Jawa Barat adalah daerah dengan anggaran mengendap terbesar. Dedi meminta Purbaya untuk menunjukkan sumber data yang ia gunakan.

Purbaya kemudian menegaskan bahwa data tersebut berasal dari sistem monitoring Bank Indonesia dan tidak ada bukti bahwa Dedi hanya mengetahui data Bank Jawa Barat saja. Menurutnya, Purbaya juga tidak pernah mengatakan bahwa sumber data Dedy hanya dari Bank Jaba.

Sementara itu, Dedi meminta Purbaya untuk membuka-bukaan data dan menyatakan bahwa pernyataan Purbaya lebih banyak melakukan belanja untuk aparatur daripada publik. Dia juga berpendapat bahwa ini bisa merugikan daerah yang sebenarnya bekerja dengan baik.

Isu dana mengendap di bank memang menjadi masalah bagi pemerintah daerah, karena anggaran yang menumpuk di bank ini diduga karena realisasi belanja yang tidak sesuai target.
 
Maksud apa sih kawan? Purbaya dan Dedi sengit-sengitan tapi gak ada bukti yang jelas apa benar atau salah. Gimana kalau kita buka-buka data dan lihat apa yang benar-benar terjadi? Kita gak tahu apa masalahnya dengan dana mengendap itu, tapi kita bisa coba cari tahu terlebih dahulu sebelum sengit-sengitan. Dan kalian tau kalau daerah Jawa Barat bekerja dengan baik atau tidak? Gimana kalau kita fokus pada hal yang penting bukan? ๐Ÿค”
 
Pernyataan Purbaya dan Dedi ini kayaknya sama-sama ngeluarin sinyal merah ya... Sementara itu, yang penting adalah pemerintah daerah Jawa Barat harus jujur tentang anggaran yang ada dan tidak pernah menumpuk dana di bank. Kalau benar-benar ada dana mengendap, maka harus diakui dan diatasi dengan cepat, tapi kalau hanya ngeluarin spekulasi aja kayaknya tidak masuk akal.
 
๐Ÿ˜’ ini aja kalau Purbaya dan Dedy jadi pasangan romantis ๐Ÿ™„. Purbaya bilang ada dana mengendap, tapi Dedy bilang tidak ada, siapa nanti yang benar? ๐Ÿค”. Tapi yang penting adalah daerah Jawa Barat memang memiliki masalah dengan anggaran yang menumpuk di bank. ๐Ÿค‘. Mungkin Purbaya dan Dedy bisa saling bantu untuk mengatasinya, bukan kayak-kayak seperti ini ๐Ÿ™„. Saya senang melihat bahwa gubernur Jawa Barat punya pendapat yang bijak tentang hal ini ๐Ÿ’ก.
 
Mungkin gue bisa sederhana lagi nih... ๐Ÿค” Pernyataan Purbaya & Dedi memang bikin kerumunan. Siapa tahu sihapa akhirnya apa yang terjadi dengan dana tersebut? Gue hanya harap pemerintah Jawa Barat bisa makin transparan dalam pengelolaan anggarannya, ya... ๐Ÿ“Š
 
Eh gak jelas kok kalau Purbaya dan Dedi sama-sama bilang hal yang sama, tapi keduanya punya pendapat yang berbeda-beda ๐Ÿ˜’. Saya pikir lebih baik jika mereka bisa membuka data soal dana mengendap di bank Jawa Barat, sehingga kita semua bisa tahu apa yang sebenarnya terjadi ๐Ÿค”.

Saya pikir Dedi benar-benar memperluas wawancara Purbaya, jadi kita semua bisa tahu apa yang asli dan apa yang tidak ๐Ÿ˜Š. Sementara itu, Purbaya harus juga membuka data soal pengeluaran belanja aparatur yang besar, kalau dia bilang banyak melakukan belanja untuk publik, tapi sebenarnya siapa yang nonton? ๐Ÿคทโ€โ™‚๏ธ.

Kita juga perlu menunggu penjelasan dari Bank Indonesia soal sistem monitoring mereka, karena jika benar-benar ada dana mengendap, maka harus ada bukti yang kuat dan jujur ๐Ÿ“Š.
 
ini kayaknya isu dana mengendap di bank gak bisa dipecahkan dengan baik ๐Ÿค”. kalau pemerintah daerah mau membuka data apa kabar dengan aparatur? ๐Ÿ™„ sebenarnya pernyataan Purbaya terasa agak tidak jelas, kayaknya perlu ada klarifikasi lebih lanjut ๐Ÿ˜Š. tapi yang penting adalah kecepatan dan efisiensi dalam menggunakan dana, kalau gak ngerasa tergantung kepada aparatur aja gini ๐Ÿ˜….
 
Gue pikir ini semakin serius sih, Purbaya dan Dedi terus berdebat tentang dana mengendap di bank. Gue rasa Purbaya justru harus membuka-bukaan data, kalau dia tidak punya bukti, dia gak bisa dipercaya. Dedy memang benar, kalau dia hanya mengetahui data Bank Jawa Barat saja, itu gak masuk akal. Gue rasa ini perlu diatasi dengan serius, kalau kita nggak berani buka-bukaan data, maka semua menjadi cerita sih. Dan Purbaya yang kayaknya bingung, mengapa dia tidak bisa mempercepat belanja dan melunasi kewajiban? Mungkin dia harus tanya kembali strategi belanjanya.
 
aku rasa purbaya dan dedi harusnya bisa menemukan solusi yang baik bukan hanya bertengkar sembarangan... ๐Ÿ˜ apa yang salah gampangnya mereka bisa meminta bantuan dari bank jawa barat untuk membuka-bukaan data atau mencari sumber data yang akurat... ๐Ÿค” mungkin ini bisa membuat pemerintah daerah menjadi lebih transparan dan jujur... ๐Ÿ“Š
 
Saya pikir ini semua gak masuk akal banget, ya... Purbaya dan Dedi lagi-lagi membicarakan hal yang sama tapi hasilnya berbeda-beda. Saya rasa yang perlu dilakukan adalah buka-bukaan data dari bank Jawa Barat secara total, jadi kita bisa tahu benarapa besar dana mengendap itu. Kalau ternyata benar-benar Rp4,17 triliun, kita harus tega untuk menghadapi masalah ini dan cari solusi yang tepat. Saya rasa ini bukan pertikaian antara Purbaya dan Dedi, tapi lebih kepada pertikaian antara pemerintah daerah dengan masyarakat. Kita semua harus setuju bahwa dana mengendap di bank adalah masalah besar yang perlu diatasi. ๐Ÿค”
 
kembali
Top