Pemerintah Aceh meminta bantuan pemerintah pusat untuk mengatasi bencana banjir dan longsor yang melanda wilayah-wilayah di Aceh. Menurut Sekretaris Daerah Aceh, M Nasir, ada tiga fokus penanganan darurat yang sangat membutuhkan intervensi pusat.
Pertama, evakuasi warga yang terisolasi di beberapa titik, terutama di Aceh Utara, Aceh Timur, dan Aceh Tengah. Wilayah-wilayah ini masih belum dapat dijangkau oleh tim-evakuee karena akses daratnya masih terputus.
Kedua, penambahan logistik darurat, seperti beras dan kebutuhan pokok lainnya, yang dapat segera didistribusikan ke daerah-daerah yang membutuhkannya. Beberapa wilayah melaporkan stok menipis sementara akses darat masih terputus.
Ketiga, pembukaan konektivitas, mengingat sejumlah jembatan dilaporkan putus total akibat banjir dan longsor. Pemerintah Aceh meminta Kementerian PUPR membangun infrastruktur darurat untuk memastikan jalur mobilisasi bantuan dapat dibuka kembali.
Selain itu, pemerintah Aceh juga meminta bantuan transportasi udara berskala besar untuk mengirimkan bantuan ke daerah-daerah yang terisolasi di dataran tinggi. Menurut Nasir, pihaknya butuh "Hercules" untuk mendistribusikan sedikitnya 500 ton logistik ke Aceh Tengah dan Bener Meriah.
Kerusakan infrastruktur di Aceh meluas, termasuk 138 fasilitas kantor, lebih dari 200 sekolah, sejumlah pesantren, 302 titik jalan rusak atau amblas akibat terjangan air, serta 142 jembatan terdampak. Selain itu, tercatat 77.049 unit rumah rusak, 182 ternak hilang, serta sawah dan kebun yang terdampak seluas lebih dari 205 ribu hektare.
Pertama, evakuasi warga yang terisolasi di beberapa titik, terutama di Aceh Utara, Aceh Timur, dan Aceh Tengah. Wilayah-wilayah ini masih belum dapat dijangkau oleh tim-evakuee karena akses daratnya masih terputus.
Kedua, penambahan logistik darurat, seperti beras dan kebutuhan pokok lainnya, yang dapat segera didistribusikan ke daerah-daerah yang membutuhkannya. Beberapa wilayah melaporkan stok menipis sementara akses darat masih terputus.
Ketiga, pembukaan konektivitas, mengingat sejumlah jembatan dilaporkan putus total akibat banjir dan longsor. Pemerintah Aceh meminta Kementerian PUPR membangun infrastruktur darurat untuk memastikan jalur mobilisasi bantuan dapat dibuka kembali.
Selain itu, pemerintah Aceh juga meminta bantuan transportasi udara berskala besar untuk mengirimkan bantuan ke daerah-daerah yang terisolasi di dataran tinggi. Menurut Nasir, pihaknya butuh "Hercules" untuk mendistribusikan sedikitnya 500 ton logistik ke Aceh Tengah dan Bener Meriah.
Kerusakan infrastruktur di Aceh meluas, termasuk 138 fasilitas kantor, lebih dari 200 sekolah, sejumlah pesantren, 302 titik jalan rusak atau amblas akibat terjangan air, serta 142 jembatan terdampak. Selain itu, tercatat 77.049 unit rumah rusak, 182 ternak hilang, serta sawah dan kebun yang terdampak seluas lebih dari 205 ribu hektare.