Dugaan Gejala Keracunan MBG di Saptosari, Gunungkidul DIY, Meningkatkan Kekuatan Dinas Kesehatan. Dalam beberapa hari terakhir ini, gejala keracunan diduga akibat makan MBG (Makan Bergizi Gratis) di SMKN 1 dan SMPN 1 Saptosari, Kabupaten Gunungkidul, DIY, meningkat drastis. Pada Selasa kemarin, sebanyak 662 siswa mengalami gejala keracunan ini.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Ismono, para siswa kebanyakan mengeluhkan gejala mual, pusing, dan diare. Siswi-siswi dari SMKN 1 Saptosari mengaku gejala ini sejak dini hari tadi sementara siswa SMPN 1 Saptosari juga mengalami gejala yang sama.
Dalam upaya menangani situasi ini, Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul telah meminta 40 siswa SMKN 1 Saptosari yang sempat mendapatkan penanganan di puskesmas setempat untuk dirujuk ke rumah sakit. Selain itu, sekitar 8-10 guru dari SMKN 1 Saptosari juga mengalami gejala keracunan.
Sedangkan di SMPN 1 Saptosari, tercatat 24 siswa yang ditangani oleh RSUD setempat. Salah satu siswa mengalami rawat inap sementara siswa lainnya tidak masuk sekolah hari ini karena takut akan gejala keracunan.
Dalam upaya mencegah penyakit ini, Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul telah meminta untuk semua anak-anak yang tidak masuk sekolah harus pantau gejalahanya. Guru-guru juga diminta untuk mengawasi anak-anak mereka secara ketat.
Kemudian, Dinas Kesehatan telah menangani semua hal ini dengan mengambil sampel hidangan MBG yang dibagikan ke kedua sekolah tersebut. Petugas juga mengambil sampel muntahan serta feses para siswa untuk diperiksa lebih lanjut.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Ismono, para siswa kebanyakan mengeluhkan gejala mual, pusing, dan diare. Siswi-siswi dari SMKN 1 Saptosari mengaku gejala ini sejak dini hari tadi sementara siswa SMPN 1 Saptosari juga mengalami gejala yang sama.
Dalam upaya menangani situasi ini, Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul telah meminta 40 siswa SMKN 1 Saptosari yang sempat mendapatkan penanganan di puskesmas setempat untuk dirujuk ke rumah sakit. Selain itu, sekitar 8-10 guru dari SMKN 1 Saptosari juga mengalami gejala keracunan.
Sedangkan di SMPN 1 Saptosari, tercatat 24 siswa yang ditangani oleh RSUD setempat. Salah satu siswa mengalami rawat inap sementara siswa lainnya tidak masuk sekolah hari ini karena takut akan gejala keracunan.
Dalam upaya mencegah penyakit ini, Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul telah meminta untuk semua anak-anak yang tidak masuk sekolah harus pantau gejalahanya. Guru-guru juga diminta untuk mengawasi anak-anak mereka secara ketat.
Kemudian, Dinas Kesehatan telah menangani semua hal ini dengan mengambil sampel hidangan MBG yang dibagikan ke kedua sekolah tersebut. Petugas juga mengambil sampel muntahan serta feses para siswa untuk diperiksa lebih lanjut.