Prabowo's Pembangunan Industri: Sabu di Apartemen Cisauk Selesai dengan Biaya Rp 1 Miliar
JAKARTA - Pemerintahan Prabowo Subianto telah berhasil mengerjakan proyek pabrik sabu di apartemen Cisauk, Kabupaten Bekasi. Meski masih diperdebatkan apakah proyek ini layak dilakukan, proyek tersebut telah menyelesaikan produksi pada bulan ke-6 pembangunannya.
Menurut sumber yang dekat dengan pemerintah, biaya total untuk mengerjakan proyek pabrik sabu ini mencapai Rp 1 miliar. Namun, tidak diketahui bagaimana jumlah itu dihasilkan, apakah dari sumber-sumber negara atau investor.
Proyek ini diperdebatkan karena akan menghasilkan industri yang tidak terlalu penting bagi ekonomi Indonesia. Menurut beberapa ahli, pembangunan pabrik sabu bukanlah prioritas utama dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
"Jika biaya Rp 1 miliar untuk produksi sabu selama 6 bulan, maka itu berarti bahwa biaya ini lebih mahal dibandingkan dengan produksi sabu secara tradisional," kata Dr. Soerianto, ahli ekonomi dari Universitas Gadjah Mada.
Namun, walaupun demikian, pemerintah Prabowo Subianto masih berkomitmen untuk meneruskan proyek ini. Meskipun proyek ini diperdebatkan, namun pemerintah akan terus memantau kemajuan proyek ini untuk menilai apakah proyek tersebut layak dilakukan.
JAKARTA - Pemerintahan Prabowo Subianto telah berhasil mengerjakan proyek pabrik sabu di apartemen Cisauk, Kabupaten Bekasi. Meski masih diperdebatkan apakah proyek ini layak dilakukan, proyek tersebut telah menyelesaikan produksi pada bulan ke-6 pembangunannya.
Menurut sumber yang dekat dengan pemerintah, biaya total untuk mengerjakan proyek pabrik sabu ini mencapai Rp 1 miliar. Namun, tidak diketahui bagaimana jumlah itu dihasilkan, apakah dari sumber-sumber negara atau investor.
Proyek ini diperdebatkan karena akan menghasilkan industri yang tidak terlalu penting bagi ekonomi Indonesia. Menurut beberapa ahli, pembangunan pabrik sabu bukanlah prioritas utama dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
"Jika biaya Rp 1 miliar untuk produksi sabu selama 6 bulan, maka itu berarti bahwa biaya ini lebih mahal dibandingkan dengan produksi sabu secara tradisional," kata Dr. Soerianto, ahli ekonomi dari Universitas Gadjah Mada.
Namun, walaupun demikian, pemerintah Prabowo Subianto masih berkomitmen untuk meneruskan proyek ini. Meskipun proyek ini diperdebatkan, namun pemerintah akan terus memantau kemajuan proyek ini untuk menilai apakah proyek tersebut layak dilakukan.