Jakarta Selatan Terkena Kerusakan Infrastruktur Pengendali Banjir
Hujan lebat yang mengguyur Jakarta Selatan pada malam Kamis lalu telah menyebabkan kerusakan infrastruktur pengendali banjir di beberapa titik. Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta memastikan bahwa sedikitnya lima tanggul roboh dan tiga longsor tercatat akibat debit air yang tinggi.
"Kami telah menurunkan tim ke seluruh titik kerusakan untuk melakukan penanganan darurat. Fokus kami saat ini mencegah limpasan air agar tidak meluas ke permukiman warga," ujar Sekretaris Dinas SDA DKI Jakarta Hendri.
Kerusakan tanggul paling parah terjadi di Kali Krukut, Kali Mampang, dan PHB Pulo. Di Kemang Village (Lippo Mall Kemang), tanggul roboh sepanjang 13,5 meter, sedangkan di Jatipadang, Pasar Minggu, tanggul Baswedan ambrol di dua sisi sepanjang total 40 meter.
Sementara itu, titik longsor tercatat di Jl. Kemuning (6 meter) dan Jl. Gunuk Raya (14 meter) di Pejaten Timur, serta di Jl. Adityawarman (25 meter), Kebayoran Baru.
Menurut Hendri, tekanan air yang tinggi akibat curah hujan ekstrem mengikis struktur tanggul yang sebagian besar sudah berusia lama. "Beberapa titik mengalami pengikisan karena hujan deras yang berlangsung lama, sehingga dinding tanggul tidak mampu menahan tekanan debit air," ujarnya.
Sebagai langkah cepat, Suku Dinas SDA Jakarta Selatan telah membangun tanggul sementara menggunakan karung pasir dan crucuk kayu dolken untuk menahan air di lokasi terdampak. Khusus untuk Jl. Adityawarman, Pemprov akan melakukan pembangunan turap permanen guna memperkuat tebing sungai.
Perbaikan fisik permanen diperkirakan memakan waktu dua hingga tiga bulan, menyesuaikan kondisi cuaca dan ketinggian muka air di lapangan. Dinas SDA kini tengah menghitung estimasi biaya perbaikan serta melakukan pengecekan tanggul di titik-titik krusial lainnya, terutama di wilayah bantaran sungai dengan kepadatan bangunan tinggi.
Pemprov DKI menegaskan komitmennya memperkuat infrastruktur pengendali banjir di Jakarta Selatan yang kerap menjadi wilayah terdampak saat hujan ekstrem. "Kami berharap proses perbaikan berjalan maksimal agar risiko banjir dapat diminimalisir dan keamanan warga tetap terjaga. Pemerintah akan terus berkoordinasi lintas instansi untuk mempercepat penanganan di lapangan," pungkasnya.
Hujan lebat yang mengguyur Jakarta Selatan pada malam Kamis lalu telah menyebabkan kerusakan infrastruktur pengendali banjir di beberapa titik. Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta memastikan bahwa sedikitnya lima tanggul roboh dan tiga longsor tercatat akibat debit air yang tinggi.
"Kami telah menurunkan tim ke seluruh titik kerusakan untuk melakukan penanganan darurat. Fokus kami saat ini mencegah limpasan air agar tidak meluas ke permukiman warga," ujar Sekretaris Dinas SDA DKI Jakarta Hendri.
Kerusakan tanggul paling parah terjadi di Kali Krukut, Kali Mampang, dan PHB Pulo. Di Kemang Village (Lippo Mall Kemang), tanggul roboh sepanjang 13,5 meter, sedangkan di Jatipadang, Pasar Minggu, tanggul Baswedan ambrol di dua sisi sepanjang total 40 meter.
Sementara itu, titik longsor tercatat di Jl. Kemuning (6 meter) dan Jl. Gunuk Raya (14 meter) di Pejaten Timur, serta di Jl. Adityawarman (25 meter), Kebayoran Baru.
Menurut Hendri, tekanan air yang tinggi akibat curah hujan ekstrem mengikis struktur tanggul yang sebagian besar sudah berusia lama. "Beberapa titik mengalami pengikisan karena hujan deras yang berlangsung lama, sehingga dinding tanggul tidak mampu menahan tekanan debit air," ujarnya.
Sebagai langkah cepat, Suku Dinas SDA Jakarta Selatan telah membangun tanggul sementara menggunakan karung pasir dan crucuk kayu dolken untuk menahan air di lokasi terdampak. Khusus untuk Jl. Adityawarman, Pemprov akan melakukan pembangunan turap permanen guna memperkuat tebing sungai.
Perbaikan fisik permanen diperkirakan memakan waktu dua hingga tiga bulan, menyesuaikan kondisi cuaca dan ketinggian muka air di lapangan. Dinas SDA kini tengah menghitung estimasi biaya perbaikan serta melakukan pengecekan tanggul di titik-titik krusial lainnya, terutama di wilayah bantaran sungai dengan kepadatan bangunan tinggi.
Pemprov DKI menegaskan komitmennya memperkuat infrastruktur pengendali banjir di Jakarta Selatan yang kerap menjadi wilayah terdampak saat hujan ekstrem. "Kami berharap proses perbaikan berjalan maksimal agar risiko banjir dapat diminimalisir dan keamanan warga tetap terjaga. Pemerintah akan terus berkoordinasi lintas instansi untuk mempercepat penanganan di lapangan," pungkasnya.