Pemerintah Tolitoli, Sulawesi Tengah (Sulteng) menetapkan status darurat setelah lima kelurahan di Kabupaten Tolitoli terendam banjir yang menyebabkan dampak besar pada ribuan warga. Kelurahan tersebut adalah Tuweley, Baru, Nalu, Tambun, dan Panasakan.
Status tanggap darurat ini berlaku selama tujuh hari, mulai 27 Oktober hingga 2 November, kata Bupati Tolitoli Amran Hi Yahya dalam rilisnya. Keputusan ini diambil berdasarkan hasil kaji cepat Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Tolitoli yang menunjukkan tingginya dampak banjir dan potensi bencana susulan.
Bupati Amran juga menyebutkan bahwa pemerintah mempertimbangkan peringatan dini dari BMKG terkait cuaca ekstrim yang melanda di wilayah Sulawesi Tengah. Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Tolitoli, Sulteng disertai dengan pasangnya air laut, mengakibatkan banjir di lima kelurahan dan berdampak pada 1.300 kepala keluarga.
BPBD juga mencatat sebanyak 139 KK sempat mengungsi ke tempat yang lebih aman. Namun, sebagian besar warga telah kembali ke rumah masing-masing setelah air mulai surut. Sejumlah kerusakan juga dilaporkan di antaranya pipa air bersih, bronjong sungai, serta beberapa sarana pendidikan dan rumah ibadah.
Kebutuhan mendesak saat ini meliputi logistik penanggulangan bencana, pasokan air bersih, normalisasi sungai, dan penguatan tebing sungai untuk mencegah banjir susulan.
Status tanggap darurat ini berlaku selama tujuh hari, mulai 27 Oktober hingga 2 November, kata Bupati Tolitoli Amran Hi Yahya dalam rilisnya. Keputusan ini diambil berdasarkan hasil kaji cepat Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Tolitoli yang menunjukkan tingginya dampak banjir dan potensi bencana susulan.
Bupati Amran juga menyebutkan bahwa pemerintah mempertimbangkan peringatan dini dari BMKG terkait cuaca ekstrim yang melanda di wilayah Sulawesi Tengah. Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Tolitoli, Sulteng disertai dengan pasangnya air laut, mengakibatkan banjir di lima kelurahan dan berdampak pada 1.300 kepala keluarga.
BPBD juga mencatat sebanyak 139 KK sempat mengungsi ke tempat yang lebih aman. Namun, sebagian besar warga telah kembali ke rumah masing-masing setelah air mulai surut. Sejumlah kerusakan juga dilaporkan di antaranya pipa air bersih, bronjong sungai, serta beberapa sarana pendidikan dan rumah ibadah.
Kebutuhan mendesak saat ini meliputi logistik penanggulangan bencana, pasokan air bersih, normalisasi sungai, dan penguatan tebing sungai untuk mencegah banjir susulan.