Dalam beberapa bulan terakhir, kabar tentang kekurangan dokter di seluruh Indonesia mulai menyebar. Ternyata pula tidak terkecuali Kabupaten Lebak, Jawa Barat, yang mengalami keterbatasan jumlah dokter. Menurut Endang Komarudin, Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak, ada 43 puskesmas di wilayah tersebut yang membutuhkan dokter.
"Kami masih dalam kekurangan dokter, bahkan beberapa di antara itu belum memiliki dokter gigi," katanya. Menurut Endang, idealnya per wilayah kerja puskesmas harus memiliki tiga sampai empat dokter. Namun jumlahnya masih kurang jauh dari target yang diinginkan.
Menteri Kesehatan (Wamenkes) Benjamin Paulus Octavianus menyatakan bahwa pihaknya sedang fokus menangani masalah pemerataan dokter di Indonesia. Ia mengatakan bahwa banyak dokter yang enggan ditempatkan di daerah karena faktor keamanan dan kesejahteraan yang masih rendah.
"Tadi juga Pak Gubernur sudah melihat sendiri, bahkan dokter saja masih kurang, apalagi dokter gigi. Kenapa mereka enggan bertugas di daerah seperti ini? Karena faktor keamanan dan kesejahteraan yang masih rendah," kata Benjamin.
Selain itu, Wamenkes juga menegaskan bahwa perhatian pemerintah tidak hanya tertuju pada dokter, tetapi juga kepada tenaga kesehatan lainnya seperti perawat dan bidan. Kemenkes saat ini tengah menghitung anggaran untuk tunjangan dan peningkatan kesejahteraan tenaga kesehatan di daerah terpencil.
"Kami sedang menghitung dan memperjuangkan insentif serta fasilitasnya. Saya akan sampaikan langsung kepada Pak Menteri Kesehatan, Pak Menko, bahkan ke Presiden. Saya sudah berdiskusi hampir setiap hari dengan Dirjen SDM Kesehatan soal berapa besaran insentif yang pantas untuk dokter umum, dokter gigi, dan bagaimana peningkatan sarana pendukung," tambah Benjamin.
Pihaknya juga sedang bekerja sama dengan Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait untuk menyediakan rumah bagi dokter yang bersedia ditempatkan di daerah terpencil.
"Kami masih dalam kekurangan dokter, bahkan beberapa di antara itu belum memiliki dokter gigi," katanya. Menurut Endang, idealnya per wilayah kerja puskesmas harus memiliki tiga sampai empat dokter. Namun jumlahnya masih kurang jauh dari target yang diinginkan.
Menteri Kesehatan (Wamenkes) Benjamin Paulus Octavianus menyatakan bahwa pihaknya sedang fokus menangani masalah pemerataan dokter di Indonesia. Ia mengatakan bahwa banyak dokter yang enggan ditempatkan di daerah karena faktor keamanan dan kesejahteraan yang masih rendah.
"Tadi juga Pak Gubernur sudah melihat sendiri, bahkan dokter saja masih kurang, apalagi dokter gigi. Kenapa mereka enggan bertugas di daerah seperti ini? Karena faktor keamanan dan kesejahteraan yang masih rendah," kata Benjamin.
Selain itu, Wamenkes juga menegaskan bahwa perhatian pemerintah tidak hanya tertuju pada dokter, tetapi juga kepada tenaga kesehatan lainnya seperti perawat dan bidan. Kemenkes saat ini tengah menghitung anggaran untuk tunjangan dan peningkatan kesejahteraan tenaga kesehatan di daerah terpencil.
"Kami sedang menghitung dan memperjuangkan insentif serta fasilitasnya. Saya akan sampaikan langsung kepada Pak Menteri Kesehatan, Pak Menko, bahkan ke Presiden. Saya sudah berdiskusi hampir setiap hari dengan Dirjen SDM Kesehatan soal berapa besaran insentif yang pantas untuk dokter umum, dokter gigi, dan bagaimana peningkatan sarana pendukung," tambah Benjamin.
Pihaknya juga sedang bekerja sama dengan Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait untuk menyediakan rumah bagi dokter yang bersedia ditempatkan di daerah terpencil.