"40 Jenazah Korban Pondok Pesantren Ambruk Sudah Teridentifikasi, Keluarga Menanti Kabar"
Dalam perkembangan terbaru terkait kasus runtuhnya Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan bahwa sebanyak 40 jenazah korban telah berhasil diidentifikasi. Menurut Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dua dari tujuh bagian tubuh yang ditemukan tim Search and Rescue (SAR) gabungan dari reruntuhan bangunan telah berhasil diidentifikasi.
"Kami sangat bersyukur karena 40 nama dari 61 jenazah korban runtuhnya gedung musala empat lantai Pondok Pesantren Al Khoziny telah berhasil diidentifikasi," kata Abdul Muhari. Dengan demikian, 21 nama dan 5 potongan tubuh lainnya masih belum teridentifikasi.
Keluarga korban terus menanti kabar dari tenda pengungsi yang disediakan oleh BNPB di halaman Rumah Sakit Bhayangkara. Menurut Abdul Muhari, keluarga dan wali korban diberikan segala kebutuhan mulai makanan, kebutuhan dasar pribadi, pelayanan kesehatan, hingga psikososial. BNPB terus melakukan pendampingan kepada keluarga korban.
Kasus ini masih dalam proses penyelidikan oleh Polisi Daerah Jawa Timur, yang telah memeriksa 17 saksi. Para saksi terdiri atas ahli hingga pihak yang terkait dengan pembangunan Ponpes Al Khoziny. Kapolda Jawa Timur, Irjen Nanang Avianto, menyatakan bahwa pemeriksaan lanjutan akan melibatkan pihak yang bertanggung jawab dalam pembangunan serta sejumlah ahli.
Kasus ini masih menjadi perhatian umum, dan keluarga korban terus menanti kabar tentang nasib mereka.
Dalam perkembangan terbaru terkait kasus runtuhnya Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan bahwa sebanyak 40 jenazah korban telah berhasil diidentifikasi. Menurut Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dua dari tujuh bagian tubuh yang ditemukan tim Search and Rescue (SAR) gabungan dari reruntuhan bangunan telah berhasil diidentifikasi.
"Kami sangat bersyukur karena 40 nama dari 61 jenazah korban runtuhnya gedung musala empat lantai Pondok Pesantren Al Khoziny telah berhasil diidentifikasi," kata Abdul Muhari. Dengan demikian, 21 nama dan 5 potongan tubuh lainnya masih belum teridentifikasi.
Keluarga korban terus menanti kabar dari tenda pengungsi yang disediakan oleh BNPB di halaman Rumah Sakit Bhayangkara. Menurut Abdul Muhari, keluarga dan wali korban diberikan segala kebutuhan mulai makanan, kebutuhan dasar pribadi, pelayanan kesehatan, hingga psikososial. BNPB terus melakukan pendampingan kepada keluarga korban.
Kasus ini masih dalam proses penyelidikan oleh Polisi Daerah Jawa Timur, yang telah memeriksa 17 saksi. Para saksi terdiri atas ahli hingga pihak yang terkait dengan pembangunan Ponpes Al Khoziny. Kapolda Jawa Timur, Irjen Nanang Avianto, menyatakan bahwa pemeriksaan lanjutan akan melibatkan pihak yang bertanggung jawab dalam pembangunan serta sejumlah ahli.
Kasus ini masih menjadi perhatian umum, dan keluarga korban terus menanti kabar tentang nasib mereka.