Dalam Campus League Futsal 2025, sebanyak 16 tim dari 13 perguruan tinggi bersaing untuk meraih tahta nasional. Delapan tim putra dan delapan tim putri bertarung setelah lolos sebagai semifinalis dari Regional Jakarta dan Regional Yogyakarta.
Wakil Yogyakarta yang banyak, lima tim berangkat ke kompetisi ini, termasuk Universitas Negeri Yogyakarta yang berhasil memenangi gelar putra dan putri di fase regional. Sementara itu, dari Jakarta, tiga tim terjun ke arena, yakni UNJ Putri, UBL Putri, dan UKI Putra.
Di antara wakil-wakil Bandung, tiga tim juga berangkat bersaing, termasuk kampiun Regional Jakarta UIN Sunan Gunung Djati (UINSGD) Putra dan STKIP Pasundan Cimahi Putri. Satu-satunya wakil Jawa Timur adalah Universitas Negeri Malang, sedangkan Universitas Tidar Magelang mewakili Jawa Tengah.
Format pertandingan ini menggunakan durasi 20 menit semi-bersih per babak dan akan berubah menjadi waktu efektif mulai babak semifinal. Fase nasional juga menerapkan Video Support (VS) untuk empat situasi krusial, seperti Goal/No Goal, Penalty/No Penalty, kartu merah, dan kesalahan identifikasi pemain.
Penanggung jawab kompetisi, Dave Leopold, menegaskan bahwa Campus League menjadi panggung bagi student-athlete yang masih ada di kampus, bukan yang sudah terdaftar di level profesional. Turnamen ini menyediakan total hadiah Rp60 juta untuk masing-masing kategori putra maupun putri.
Hari pertama langsung menyajikan skor besar, dengan UINSGD Bandung mengalahkan Universitas Islam Indonesia (UII) 4β1 di Grup B putra. Pelatih UINSGD, Deden Zaini Muhibban, menuturkan bahwa kemenangan merupakan buah disiplin dan rotasi cepat timnya.
Kapten UINSGD, Aldy Zakky Auliya, mengatakan bahwa kemenangan awal ini menjadi modal motivasi untuk berjuang dalam kompetisi. Sementara itu, di Grup A putri, UPI Bandung memetik hasil mencolok usai mengatasi UGM Yogyakarta 7β1. Pelatih UPI, Yunita Sari, menegaskan bahwa kemenangan hasil kedisiplinan strategi timnya.
Wakil Yogyakarta yang banyak, lima tim berangkat ke kompetisi ini, termasuk Universitas Negeri Yogyakarta yang berhasil memenangi gelar putra dan putri di fase regional. Sementara itu, dari Jakarta, tiga tim terjun ke arena, yakni UNJ Putri, UBL Putri, dan UKI Putra.
Di antara wakil-wakil Bandung, tiga tim juga berangkat bersaing, termasuk kampiun Regional Jakarta UIN Sunan Gunung Djati (UINSGD) Putra dan STKIP Pasundan Cimahi Putri. Satu-satunya wakil Jawa Timur adalah Universitas Negeri Malang, sedangkan Universitas Tidar Magelang mewakili Jawa Tengah.
Format pertandingan ini menggunakan durasi 20 menit semi-bersih per babak dan akan berubah menjadi waktu efektif mulai babak semifinal. Fase nasional juga menerapkan Video Support (VS) untuk empat situasi krusial, seperti Goal/No Goal, Penalty/No Penalty, kartu merah, dan kesalahan identifikasi pemain.
Penanggung jawab kompetisi, Dave Leopold, menegaskan bahwa Campus League menjadi panggung bagi student-athlete yang masih ada di kampus, bukan yang sudah terdaftar di level profesional. Turnamen ini menyediakan total hadiah Rp60 juta untuk masing-masing kategori putra maupun putri.
Hari pertama langsung menyajikan skor besar, dengan UINSGD Bandung mengalahkan Universitas Islam Indonesia (UII) 4β1 di Grup B putra. Pelatih UINSGD, Deden Zaini Muhibban, menuturkan bahwa kemenangan merupakan buah disiplin dan rotasi cepat timnya.
Kapten UINSGD, Aldy Zakky Auliya, mengatakan bahwa kemenangan awal ini menjadi modal motivasi untuk berjuang dalam kompetisi. Sementara itu, di Grup A putri, UPI Bandung memetik hasil mencolok usai mengatasi UGM Yogyakarta 7β1. Pelatih UPI, Yunita Sari, menegaskan bahwa kemenangan hasil kedisiplinan strategi timnya.