Makanan apa saja yang harus dihindari jika Anda memiliki GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) dan asam lambung? Berikut adalah 13 makanan dan kebiasaan pemicu yang perlu Anda waspadai untuk mengendalikan gejala GERD.
Jika Anda sering merasakan sensasi perih di dada, nyeri ulu hati, atau mual setelah makan, itu mungkin tanda adanya penyakit asam lambung atau GERD. Pola makan yang tidak teratur dan konsumsi makanan tertentu yang memicu naiknya asam lambung ke kerongkongan adalah penyebab utama dari gejala ini.
Untuk mengendalikan gejala GERD, penting bagi penderita untuk mengenali makanan dan minuman yang dapat memperburuk kondisi. Berikut beberapa hal yang perlu Anda hindari:
1. Makanan yang digoreng: Gorengan memerlukan waktu lama untuk dicerna sehingga lambung memproduksi lebih banyak asam, serta lemak tinggi di dalamnya membuat otot katup esofagus bagian bawah melemah.
2. Jeruk: Asam dari jeruk dapat mendorong lambung untuk menghasilkan asam berlebih. Cobalah untuk tidak mengonsumsi lemon, jeruk nipis, jeruk, dan jeruk bali saat refluks kambuh.
3. Cokelat: Kandungan teobromin dan kafein dalam cokelat dapat melemaskan otot kerongkongan, menyebabkan asam lambung naik dan menimbulkan sensasi panas di dada.
4. Minuman bersoda: Gelembung karbonasi pada soda dapat menyebabkan perut kembung dan menekan lambung, sehingga asam lebih mudah naik ke kerongkongan.
5. Kopi: Kafein merangsang produksi asam berlebih. Jika kamu penderita GERD, kurangi asupan kopi dan teh berkafein.
6. Alkohol: Minuman beralkohol membuat otot kerongkongan melemah, memicu perut kembung, dan meningkatkan risiko heartburn.
7. Makanan pedas: Penelitian menunjukkan 62% penderita GERD mengalami gejala kambuh setelah mengkonsumsi makanan pedas.
8. Camilan ultra-olahan: Makanan ringan yang banyak mengandung lemak, garam, dan bahan tambahan seperti pemanis buatan dapat memperparah refluks asam.
9. Tomat: Kandungan asam malat dan sitrat dalam tomat merangsang produksi asam berlebih. Hindari juga saus berbahan dasar tomat.
10. Teh peppermint: Meski dikenal menenangkan, peppermint justru bisa melemaskan otot katup lambung dan memperburuk refluks. Pilih teh jahe atau kamomil sebagai alternatif.
11. Jus asam: Jus jeruk, jus tomat, atau jus jeruk bali mengandung asam tinggi yang memicu gejala GERD seperti perih dan rasa terbakar di dada.
12. Daging berlemak: Daging seperti iga, daging sapi berlemak, dan ayam dengan kulit membutuhkan waktu lama untuk dicerna sehingga lambung memproduksi asam lebih banyak.
13. Pizza: Perpaduan saus tomat asam, keju, dan daging berlemak membuat pizza menjadi "musuh utama" penderita GERD. Jika ingin tetap menikmati, buat versi rumahan dengan bahan rendah lemak dan saus non-tomat.
Mengetahui makanan pemicu adalah langkah pertama untuk mengendalikan asam lambung. Selain menghindari daftar di atas, biasakan makan teratur, hindari berbaring setelah makan, dan kelola stres agar pencernaan tetap sehat.
Jika Anda sering merasakan sensasi perih di dada, nyeri ulu hati, atau mual setelah makan, itu mungkin tanda adanya penyakit asam lambung atau GERD. Pola makan yang tidak teratur dan konsumsi makanan tertentu yang memicu naiknya asam lambung ke kerongkongan adalah penyebab utama dari gejala ini.
Untuk mengendalikan gejala GERD, penting bagi penderita untuk mengenali makanan dan minuman yang dapat memperburuk kondisi. Berikut beberapa hal yang perlu Anda hindari:
1. Makanan yang digoreng: Gorengan memerlukan waktu lama untuk dicerna sehingga lambung memproduksi lebih banyak asam, serta lemak tinggi di dalamnya membuat otot katup esofagus bagian bawah melemah.
2. Jeruk: Asam dari jeruk dapat mendorong lambung untuk menghasilkan asam berlebih. Cobalah untuk tidak mengonsumsi lemon, jeruk nipis, jeruk, dan jeruk bali saat refluks kambuh.
3. Cokelat: Kandungan teobromin dan kafein dalam cokelat dapat melemaskan otot kerongkongan, menyebabkan asam lambung naik dan menimbulkan sensasi panas di dada.
4. Minuman bersoda: Gelembung karbonasi pada soda dapat menyebabkan perut kembung dan menekan lambung, sehingga asam lebih mudah naik ke kerongkongan.
5. Kopi: Kafein merangsang produksi asam berlebih. Jika kamu penderita GERD, kurangi asupan kopi dan teh berkafein.
6. Alkohol: Minuman beralkohol membuat otot kerongkongan melemah, memicu perut kembung, dan meningkatkan risiko heartburn.
7. Makanan pedas: Penelitian menunjukkan 62% penderita GERD mengalami gejala kambuh setelah mengkonsumsi makanan pedas.
8. Camilan ultra-olahan: Makanan ringan yang banyak mengandung lemak, garam, dan bahan tambahan seperti pemanis buatan dapat memperparah refluks asam.
9. Tomat: Kandungan asam malat dan sitrat dalam tomat merangsang produksi asam berlebih. Hindari juga saus berbahan dasar tomat.
10. Teh peppermint: Meski dikenal menenangkan, peppermint justru bisa melemaskan otot katup lambung dan memperburuk refluks. Pilih teh jahe atau kamomil sebagai alternatif.
11. Jus asam: Jus jeruk, jus tomat, atau jus jeruk bali mengandung asam tinggi yang memicu gejala GERD seperti perih dan rasa terbakar di dada.
12. Daging berlemak: Daging seperti iga, daging sapi berlemak, dan ayam dengan kulit membutuhkan waktu lama untuk dicerna sehingga lambung memproduksi asam lebih banyak.
13. Pizza: Perpaduan saus tomat asam, keju, dan daging berlemak membuat pizza menjadi "musuh utama" penderita GERD. Jika ingin tetap menikmati, buat versi rumahan dengan bahan rendah lemak dan saus non-tomat.
Mengetahui makanan pemicu adalah langkah pertama untuk mengendalikan asam lambung. Selain menghindari daftar di atas, biasakan makan teratur, hindari berbaring setelah makan, dan kelola stres agar pencernaan tetap sehat.