kira-kira apa yang dibicarakan di sini adalah tentang ganti rugi untuk lahan yang dibengkokkan oleh tol baru, sih... kalau aku tidak salah, harga ganti rugi itu sudah jelas dan ada target waktu tertentu, tapi warga masih bisa mengepalin kembali asusila mereka dengan cara mengajukan permohonan penggantian. sayangnya, proses ini agak panjang dan sulit, apalagi kalau dipesonaikan oleh pihak tol yang sudah ada sengketa dengan masyarakat. aku pikir pihak tol harus lebih ramah dan mau mendengarkan kekhawatiran warga. biar tidak terjadi lagi kesalahpahaman seperti ini... 
jadi kayaknya pihak tol harus melakukan evaluasi ulang biar bisa mendapatkan kesepakatan yang adil dengan warga Desa Kebumen Pringsurat dan Desa Pingit. aku rasa kalau harga ganti rugi itu tidak lagi berdasarkan nilai lahan, tapi lebih berdasarkan koneksi ke Jakarta atau semarang aja... 
warga Desa Kebumen Pringsurat dan Desa Pingit ini harus bertahan ya, biar bisa mendapatkan hak mereka secara layak. 