Kepemimpinan perempuan Indonesia, yang telah menjadi semangat perjuangan selama lebih dari satu abad sejak terdeklarasinya Kowani pada 1928, masih belum selesai. Menurut Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat (Rerie), narasi kepemimpinan perempuan perlu direkonstruksi ulang agar dapat memberikan jalan cerahan kepada para perempuan Indonesia dalam berjuang untuk kesetaraan gender dan menghadapi tantangan di bidang pendidikan, pekerjaan, dan tantangan sosial lainnya.