Rumah sakit abad ke-21 sedang dilirik. Perusahaan rintisan asal Shenzhen, China, Lonvi Biosciences, mengklaim telah menemukan cara untuk memperlambat proses penuaan dengan menggunakan pil yang disebut "pil zombie". Ya, kamu membaca itu benar. Pil ini berpotensi membuat manusia hidup hingga 150 tahun.
Pembuatnya adalah Procyanidin C1 (PCC1), senyawa alami yang diekstrak dari biji anggur. Bahan aktif ini memiliki sifat senolitik yang mampu membantu menghilangkan sel-senisen dan merangsang regenerasi sel yang lebih sehat.
Menurut klaim Lonvi Biosciences, penggunaan pil ini dapat menarget sel zombie di dalam tubuh, sehingga semakin bertambah usia, manusia tidak akan pudar. Klaim ini semakin mengejutkan, mengingat angka tersebut terdengar mustahil namun justru menarik perhatian di era modern ini.
Dalam dunia biologi, sel-sel zombie merujuk pada sel-senisen yang berhenti membelah namun tetap bertahan hidup. Semakin bertambah usia, semakin banyak sel jenis ini menumpuk. Sel-sel tersebut sering dikaitkan dengan peradangan, penuaan kulit, penurunan fungsi organ, hingga berbagai penyakit degeneratif.
Percobaan Lonvi Biosciences telah dilakukan pada tikus dan menunjukkan hasil yang cukup mencengangkan. Tikus yang diberi PCC1 hidup sekitar 9,4% lebih lama secara keseluruhan, sementara tikus yang mulai mendapat perlakuan sejak usia muda menunjukkan peningkatan sisa usia hingga 64%.
Pembuatnya adalah Procyanidin C1 (PCC1), senyawa alami yang diekstrak dari biji anggur. Bahan aktif ini memiliki sifat senolitik yang mampu membantu menghilangkan sel-senisen dan merangsang regenerasi sel yang lebih sehat.
Menurut klaim Lonvi Biosciences, penggunaan pil ini dapat menarget sel zombie di dalam tubuh, sehingga semakin bertambah usia, manusia tidak akan pudar. Klaim ini semakin mengejutkan, mengingat angka tersebut terdengar mustahil namun justru menarik perhatian di era modern ini.
Dalam dunia biologi, sel-sel zombie merujuk pada sel-senisen yang berhenti membelah namun tetap bertahan hidup. Semakin bertambah usia, semakin banyak sel jenis ini menumpuk. Sel-sel tersebut sering dikaitkan dengan peradangan, penuaan kulit, penurunan fungsi organ, hingga berbagai penyakit degeneratif.
Percobaan Lonvi Biosciences telah dilakukan pada tikus dan menunjukkan hasil yang cukup mencengangkan. Tikus yang diberi PCC1 hidup sekitar 9,4% lebih lama secara keseluruhan, sementara tikus yang mulai mendapat perlakuan sejak usia muda menunjukkan peningkatan sisa usia hingga 64%.