VIDEO: Tren Belanja Gen Z dan Milenial, Bedanya Apa?

"Generation Shopping: Uncovering the Differences Between Gen Z and Millennials"

A recent video has sparked a heated debate among social media enthusiasts, highlighting the distinct shopping habits of Gen Z and millennials. The trend, which is gaining momentum on online platforms, showcases the contrast between two generations when it comes to retail therapy.

For millennials, who are now in their mid-to-late 30s, shopping is often an emotional experience. They tend to prioritize self-expression and individuality, seeking out unique and statement-making pieces that reflect their personality. Social media plays a significant role in shaping their style, with influencers and celebrities showcasing the latest trends and must-haves.

On the other hand, Gen Z, born between 1997 and 2012, is more focused on sustainability and practicality. As they navigate the challenges of an increasingly environmentally conscious world, they are turning to eco-friendly and second-hand shopping options. The desire for authentic experiences and meaningful connections with brands is also driving their purchasing decisions.

A key difference between the two generations lies in their shopping behaviors. Millennials tend to prioritize convenience and speed, relying on online shopping platforms and fast fashion retailers to get their hands on the latest trends. Gen Z, by contrast, values experience and exclusivity, often opting for immersive retail experiences that combine social media influence with real-world interactions.

As brands navigate these shifting demographics, they must adapt to meet the evolving needs and values of each generation. By understanding the distinct shopping habits of Gen Z and millennials, retailers can create targeted marketing campaigns that resonate with their unique preferences and priorities. Ultimately, this convergence of perspectives holds promise for a more personalized and engaging retail experience – one that acknowledges the complexities and nuances of both generations.
 
iya, kalau kita lihat bagaimana cara berbelanja gen z dan millennial, aku rasa ada perbedaan yang jelas banget... gen z lebih fokus pada lingkungan dan materialisme yang tidak terlalu serius, tapi masih bisa dihargai. sedangkan millennial, mereka lebih fokus pada diri sendiri dan gaya hidup yang unik. mungkin karena mereka semua dipengaruhi oleh media sosial, kan? πŸ˜‚

aku rasa itu penting bagi bisnis untuk memahami perbedaan ini, karena jika mereka tidak, mungkin hanya membuat produk yang tidak sesuai dengan preferensi konsumen. tapi kalau bisa, aku yakin bahwa dengan memahami keunikan setiap generasi, kita bisa membuat pengalaman berbelanja yang lebih personal dan menyenangkan untuk semua orang! πŸ’–
 
Kalau udah ketinggalan tren ini, aku rasa kalah πŸ˜…. Gen Z lebih fokus pada lingkungan dan kesederhanaan, tapi millennials lebih suka berpakaian dengan cara yang unik dan eksklusif. Aku pikir kalau ada jalan tengah yang bisa diambil, yaitu menyediakan opsi shopping yang ramah lingkungan tapi masih stylish dan eksklusif. Jangan sabar-sabar dengan second-hand aja, tapi coba cari opsi lainnya juga 😊.
 
πŸ€” aku pikir itu karena guru-guru kini harus mengajar anak-anak yang terlalu online & tidak banyak berinteraksi dengan alam πŸ˜‚. mereka butuh pengalaman belajar yang lebih menyenangkan & interaktif, jadi kalau ada program 'retail therapy' di sekolah, itu bisa sangat bermanfaat ya! tapi, aku rasa penting juga untuk guru-guru memahami siapa anak-anaknya dan bagaimana anak-anak tersebut berbelanja. karenanya kita perlu memiliki kurikulum yang lebih fokus pada empati & keterampilan sosial, jadi kalau anak-anak mau belanja, mereka bisa memilih produk yang tepat dengan nilai-nilai mereka 🌿
 
πŸŒΏπŸ‘€ aku pikir kalau ini juga masalah kita semua, tidak hanya tentang 2 generasi, tapi tentang cara kita mengkonsumsi dan berpikir tentang produk yang kita beli. aku senang melihat bahwa Gen Z lebih fokus pada keberlanjutan dan hidup yang sehat, tapi kita harus ingat bahwa ini bukan hanya tentang membeli barang-bangaran atau second-hand aja. πŸ›οΈπŸŒ±

kita harus berbicara tentang cara kita mengkonsumsi dengan lebih bijak, tidak hanya tentang bagaimana kita bisa mendapatkan sesuatu yang stylish atau trendy. aku ingin melihat lebih banyak inisiatif dari brand dan organisasi yang fokus pada lingkungan dan keberlanjutan. πŸŒΏπŸ’š
 
Makanya, kalau nggak pernah lihat video itu, penasaran banget sama cara berbelanja generasi yang berbeda. Kalau milenial kayak cari style sendiri dan ingin menunjukkan diri melalui pakaian, tapi Gen Z lebih fokus sama dengan lingkungan dan membuat keputusan belanja yang lebih bijak. Kalau mau nggak rasa harus ikut trend, tapi lebih suka cari sesuatu yang asli dan tidak terlalu populer.

Mungkin kalau wanna memahami cara berbelanja generasi ini, kita harus bisa memperhatikan apakah mereka lebih suka online atau offline, apakah mau belanja kapan saja atau ada batasan waktu. Kita juga perlu ngetrenal sama isu lingkungan dan kesadaran, karena kalau nggak paham sama hal ini, siapa yang akan menjadi target pasar kita?
 
πŸ€‘ Saya pikir kalau memori yang kuakui adalah saat-saat pembelian online oleh muda-mudi gen Z... Mereka suka membeli barang-barang 'demi tujuan', tapi kemudian diinstagram-nya terlihat seperti mereka belanja 'di tengah hutan' πŸ˜‚. Memang, aku pikir ini fenomena yang seru, tapi juga bikin saya penasaran, apa keuntungan yang didapatkan oleh mereka jika mereka membeli barang yang sebenarnya tidak perlu? πŸ€”
 
ini kayaknya benar, pengamat startup ya gampangnya bisa baca nih, gen z lebih fokus pada lingkungan dan konsumsi yang bijak, mereka ingin berinteraksi dengan merek secara autentik, dan tidak mau kalah sama sekali dengan millennial yang lebih suka berbelanja untuk kepuasan emosional. jadi, kalau kamu ingin membuat strategi pemasaran yang tepat, kamu harus bisa memahami apa yang diinginkan oleh generasi ini, misalnya, mereka ingin pengalaman belanja yang unik dan eksklusif, bukan hanya sekedar berbelanja online.
 
mungkin sih kalau kita lihat dari sudut pandang masing-masing generasi, mereka memiliki kebiasaan belanja yang berbeda-beda. untuk millennials, mereka lebih fokus pada self-expression dan individuality, seperti di platform instagram atau youtube mereka menonton influencer atau celebrity untuk mendapatkan inspirasi. sementara itu, gen z lebih fokus pada sustainability dan practicality, sehingga mereka lebih cenderung memilih belanja online yang ramah lingkungan dan memiliki pengalaman belanja yang lebih autentik.

siapa tahu jika kita bisa menerapkan prinsip-prinsip ini di Indonesia juga, kita bisa menyesuaikan strategi marketing kita untuk beradaptasi dengan kebiasaan belanja masing-masing generasi. misalnya, untuk millennials kita bisa membuat iklan yang lebih edgy dan trendy, sementara gen z kita bisa fokus pada pengalaman belanja yang lebih imersif dan interaktif. πŸ“ŠπŸ›οΈ
 
πŸ€” sih kayak ini fenomena "Generation Shopping" ini buat aku berpikir... apakah sebenarnya perbedaan antara Z Gen dan millenial itu bukan sekedar tentang gaya belanja, tapi tentang nilai-nilai yang mereka curi? πŸ€‘ millenial nyangnya kayaknya lebih konsos dengan mode influencer dan celeb, tapi aku pikir kalau sebenarnya mereka juga ingin menjadi orang yang unik, tapi dengan cara yang lebih "trendy" aja... sementara Z Gen kayaknya lebih fokus pada efisiensi dan keberlanjutan, tapi aku ragu apakah itu bukan hanya sekedar "kompas" untuk memilih barang yang murah mahal... πŸ€‘ apa yang kita butuhkan sih?
 
iya banget khasiat shopping di zaman sini 🀯! kalau millennial suka berbelanja untuk mengungkapkan diri dan menjadi sendiri, tapi gen z lebih fokus pada lingkungan dan prakteis. aku penasaran bagaimana cara brand bisa menyesuaikan strategi pemasarannya agar cocok sama generasi yang memiliki preferensi belanja yang berbeda 😊. aku rasa ini bisa jadi peluang untuk brand yang mau berinovasi dan menjadi lebih responsif terhadap kebutuhan konsumen masa depan πŸ’».
 
πŸ€” apa yang terjadi dengan generasi kita nih? kalau aku pikir shopping sekarang udah jadi tentang keadilan dan lingkungan, tapi masyarakat kalau berbicara tentang shopping masih punya perbedaan besar antara 2 generasi. aku rasa sih Gen Z ini lebih peduli dengan dampaknya terhadap lingkungan daripada millennials yang lebih fokus pada kenyamanan dan kesibukan. itu menurutku harus diubah agar bisa membuat shopping menjadi lebih adil dan ramah lingkungan. 🌿
 
πŸ€” ini aku pikir kalau ada perbedaan besar antara generasi Z dan millenials di dunia belanja. kalau millenials, mereka lebih fokus pada rasa emosional saat berbelanja, tapi untuk Gen Z, mereka jadi lebih priya sama dengan konsep lingkungan dan praktis. mungkin karena mereka tahu betapa pentingnya menjaga planet kita 🌎. yang bikin perbedaan ini menarik juga, karena setiap generasi punya keunikan sendiri di dunia belanja. kalo aku harus mengulas, aku pikir ada satu hal yang sama penting untuk brand-brand besar: jangan lupa sih ada audiens lainnya di balik setiap generasi ini πŸ€‘
 
πŸ€” omg, aku rasa perbedaan shopping habits antara gen z dan millennial bukan hanya tentang emosi atau prinsip, tapi juga tentang kehidupan sehari-hari mereka πŸ“š contohnya, gen z yang lebih sibuk dengan pekerjaan dan pendidikan, jadi mereka lebih memilih shopping online karena lebih efisien πŸ’» sedangkan millennial yang lebih fokus pada personal brand dan estetika, jadi mereka lebih suka browsing toko online atau physical store yang bisa menunjukkan keunikan mereka 🎨
 
Saya pikir banget ya! Mereka yang lahir setelah 1997 ini (Gen Z) memang lebih fokus pada lingkungan dan keberlanjutan, jadi kalau mereka belanja, pasti pilihannya harus benar-benar wajib untuk lingkungan. Sedangkan millennials, mereka lebih suka banget berpura-pura dan menunjukkan diri melalui pakaian yang unik. Saya ada rasa ini juga bikin orang tua dan lansia merasa kesal, karena kalau mereka belanja, mereka hanya cari sesuatu yang konvenen dan mudah.

Saya pikir brand harus fleksibel banget ya! Jangan hanya fokus pada satu generasi aja, tapi harus paham kalau target pasarnya punya prioritas dan keinginan yang berbeda-beda.
 
gak bisa dipungut omong-omongan nih, apa yang dibahas sama-sama, kalah-kalah shopping ya? tapi jadih, siapa yang bilang bahwa gen z lebih "sustainable" dan gen z lebih "authentic"? itu semua ada dalam pandangan dari luar, gak harus di internalisasi juga sih. apa kalau kita buat toko yang fokus pada kualitas bukan hanya harga murah dan promosi? toko yang bisa memberikan pengalaman berbeda-beda untuk setiap orang, tergantung minatnya. siapa tahu kan, gen z bisa jadi yang suka shopping di toko kecil yang terletak di kawasan yang kurang populer, tapi memiliki potensi yang besar karena kurang banyak penasaran orang lain.
 
Maksudnya kalau kita buka tabungan sekolah kembangin, kamu yang muda hari ini suka beli-belah online aja, tapi kalau kamu tua, kamu mau beli dari toko-toko konvensional aja... kayaknya perlu dibuat program pendidikan di sekolah tentang berbelanja dengan bijak dan peduli lingkungan ya πŸ€”πŸ’Έ
 
aku pikir kalau ini penting banget untuk di perhatikan oleh pemerintah dan ombudsman parlemen πŸ•΅οΈβ€β™‚οΈ. kalau kita lihat, shopping bukan hanya tentang kebutuhan fisik tapi juga tentang pengalaman hidup orang. untuk gen z, shopping bukan cuma tentang membeli barang saja tapi juga tentang perasaan dan kesadaran lingkungan. sementara itu, untuk millennial, shopping lebih seperti ekspresi diri dan cerminan kepribadian. jadi, kalau kita ingin pemerintah dan parlemen berperan sebagai pengawas, harus bisa memahami dan mengajukan kebijakan yang mendukung kesetaraan antara generasi dan mendorong terjadinya perubahan positif 🌈
 
omong-omungan ya, aku pikir ini perlu diubah kasi makin nyaman banget buat berbelanja online. nggak bisa lagi cari inspirasi banget dari Instagram dan TikTok, tapi lama-lunta bikin kesan sama-samanya. siapa sih yang suka ngaliputi semua pilihan? aku ingin coba belanja online bareng temen-temen, jadi aku bisa ngobrol sambil cari sesuatu yang enak.
 
ini bikin saya pikir tentang generasi mana yang lebih suka berbelanja. ya, aku rasa gen z lebih fokus pada lingkungan dan praktisitasnya, padahal millenials lebih suka beresepasi diri sendiri melalui gaya hidup yang unik. kayaknya kalau mau bertahan di pasaran, perusahaan harus bisa memahami keinginan kedua generas ini ya πŸ€”
 
kembali
Top