Utang Berbunga PLN Tidak Mencapai Target, Akan Tetap Mengelola Hutang dengan Ketat
Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengungkapkan bahwa posisi utang berbunga perseroan mencapai Rp378,8 triliun per Juni 2025. Ini lebih rendah dari target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2025 yang dipatok Rp414,9 triliun.
"Karena ini hutang, kalau hutangnya lebih kecil, tentu saja ini lebih baik daripada target," kata Darmawan dalam rapat dengan Komisi VI DPR RI. Namun, perlu diingat bahwa utang berbunga merupakan hutang yang dilunasi secara berurutan, sehingga tidak akan langsung mengurangi total utang.
Selain itu, PLN juga mencatatkan peningkatan pendapatan usaha dan laba operasional. EBITDA (Earnings Before Interest and Taxes) mencapai Rp59,8 triliun melampaui target RKAP sebesar Rp49,5 triliun. Laba operasional PLN mencapai Rp30,6 triliun di atas target Rp23,3 triliun.
Namun, perlu diingat bahwa pengelolaan utang PLN masih dilakukan dengan ketat. Darmawan memastikan bahwa hanya proyek yang layak secara teknis dan komersial yang dibiayai dengan utang. "Kami memastikan setiap investasi punya rate of return yang lebih baik daripada suku bunga pinjaman, sehingga proyek-proyek itu bisa self-financing," ujarnya.
Darmawan juga menegaskan bahwa PLN akan terus mengelola utang dengan hati-hati, meskipun posisi utang berbunga tidak mencapai target. "Kami tidak akan membiarkan aset kami berkurang karena pengelolaan yang kurang efektif," jelasnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, PLN telah mengalami peningkatan pendapatan usaha dan laba operasional. Namun, perlu diingat bahwa pengelolaan utang masih merupakan tantangan bagi perusahaan ini.
Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengungkapkan bahwa posisi utang berbunga perseroan mencapai Rp378,8 triliun per Juni 2025. Ini lebih rendah dari target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2025 yang dipatok Rp414,9 triliun.
"Karena ini hutang, kalau hutangnya lebih kecil, tentu saja ini lebih baik daripada target," kata Darmawan dalam rapat dengan Komisi VI DPR RI. Namun, perlu diingat bahwa utang berbunga merupakan hutang yang dilunasi secara berurutan, sehingga tidak akan langsung mengurangi total utang.
Selain itu, PLN juga mencatatkan peningkatan pendapatan usaha dan laba operasional. EBITDA (Earnings Before Interest and Taxes) mencapai Rp59,8 triliun melampaui target RKAP sebesar Rp49,5 triliun. Laba operasional PLN mencapai Rp30,6 triliun di atas target Rp23,3 triliun.
Namun, perlu diingat bahwa pengelolaan utang PLN masih dilakukan dengan ketat. Darmawan memastikan bahwa hanya proyek yang layak secara teknis dan komersial yang dibiayai dengan utang. "Kami memastikan setiap investasi punya rate of return yang lebih baik daripada suku bunga pinjaman, sehingga proyek-proyek itu bisa self-financing," ujarnya.
Darmawan juga menegaskan bahwa PLN akan terus mengelola utang dengan hati-hati, meskipun posisi utang berbunga tidak mencapai target. "Kami tidak akan membiarkan aset kami berkurang karena pengelolaan yang kurang efektif," jelasnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, PLN telah mengalami peningkatan pendapatan usaha dan laba operasional. Namun, perlu diingat bahwa pengelolaan utang masih merupakan tantangan bagi perusahaan ini.