Unud Bantah TAS Bunuh Diri Gegara Tekanan Menyusun Skripsi

Unsur-unsur di balik kematian TAS, mahasiswa sosiologi Unud yang tewas akibat terjatuh dari Gedung FISIP. Pihak Unud tidak bisa menutupkan wajah bahwa bantuan sosial TAS tidak sebanding dengan tekanan dalam penyusunan skripsi yang dihadapinya.

Berdasarkan sumber resmi, mahasiswa ini merupakan topeng kebaikan yang menyamar sebagai penghinaan. Pihak Unud telah memeriksa dosen pembimbing skripsi TAS dan menemukan bahwa proses bimbingan secara formal baru berlangsung sekitar 20 hari dengan total bimbingan sebanyak dua kali.

TAS adalah sosok yang berprestasi, memiliki IPK sebesar 3,91. Sifat baiknya dan aktif dalam berdiskusi juga membantunya untuk menghadapi tekanan menyusun skripsi.
 
Makasih bro, aku pikir pihak Unud harus makin transparan nggak? Jika giliran kita, aku rasa bimbingan formal 20 hari itu cukup singkat banget buat mahasiswa yang sedang tekanan seperti TAS. tapi aku yakin TAS tidak bisa diungkapin dulu aja, mungkin ada hal lain yang salah... 🤔
 
Saya pikir TAS itu benar-benar korban tak sadar deh... tapi siapa tahu apa yang terjadi di balik cerita ini? Tapi aku tidak bisa membantu merasa sedih banget atas kematian TAS 😔. Saya pikir TAS itu orang yang berprestasi, tapi aku juga pikir tekanan dari dosen pembimbing skripsi juga gak sedang-siang deh... 20 hari formalnya sih baru bisa bimbingan? Aku rasa TAS dihadapkan pada situasi yang sangat sulit dan aku tidak bisa membantu menangani semuanya 😤.
 
Makasih tuh kisah TAS itu, rasanya sedih banget nih... tapi aku pikir Unud malah harus bertanggung jawab lebih dari sekedar memeriksa dosen pembimbing skrisinya. Aku rasa seharusnya mereka juga harus tahu apa aja kondisi mental TAS itu sebelum kematian itu terjadi... kadang kita takut kehilangan seseorang yang baik, tapi ini malah menunjukkan Unud yang kurang hati-hati dengan segala hal. 🤕
 
Gue tahu pihak Unud harus jujur, bantuan sosial TAS nggak bisa diandalkan. Gue pikir pihak Unud harus memperbaiki sistem bimbingan mahasiswa agar tidak gini lagi terjadi. Sampai sekarang TAS sudah menjadi sembayangan. Kalau TAS gini, siapa nanti yang menerima beban skripsi? Gue rasa TAS berhak mendapatkan peringatan dari pihak Unud, tapi jujur kalau TAS adalah sosok yang baik, dia tidak ada kesalahan.
 
Aku pikir kalau TAS itu nggak perlu dijadikan contoh. Mereka kayaknya masih mahasiswa biasa, tapi suka bantu-bantu orang lain. Tapi aku rasa pihak Unud harus bertanggung jawab lebih baik lagi, ya? Bantuan sosial TAS nggak boleh hanya karena mereka nyaman aja, tapi harus ada kesiapan dulu buat mendukung mahasiswa seperti TAS. Dan aku juga penasaran siapa yang memeriksa dosen pembimbing skripsi TAS kayaknya... 🤔
 
Gue rasanya sedih banget kalau TAS itu tewas dengg kematian yang tidak perlu, tapi mungkin ada beberapa hal yang harus kita pertimbangkan dulu. Gue pikir pihak Unud harus memberikan bantuan sosial yang lebih sebanding dengan tekanan yang dialami oleh mahasiswa-mahasiswanya, terutama dalam penulisan skripsi. Bisa jadi TAS itu juga perlu mendapatkan perhatian dari pihak Unud tentang keseharian dan kelelahannya.

Gue rasa TAS itu orang yang baik, aktif dalam berdiskusi, dan memiliki IPK yang sangat tinggi. Jika pihak Unud tidak bisa menutupkan wajah tentang bantuan sosial yang dibutuhkannya, mungkin ada beberapa hal lain yang perlu diperhatikan agar mahasiswa-mahasiswanya tidak terjatuh seperti TAS itu. 🤕💔
 
Gue pikir pihak Unud kena tanyain lebih lanjut apa aja yang bikin TAS jatuh dari gedung? Kalau sebenarnya TAS bukannya mahasiswa yang berprestasi, kayak gue dengar IPKnya 3.91 aja, tapi kalau dia punya sifat baik dan aktif dalam berdiskusi itu nggak apa-apa. Gue pikir pihak Unud harus jujur lebih lanjut tentang bantuan sosial TAS, gimana kalau TAS ini benar-benar mahasiswa yang sedang mengalami tekanan dalam menyusun skripsi?
 
Saya pikir pihak Unud harus berusaha lebih giat dalam memberikan bimbingan yang baik kepada mahasiswanya, terutama yang baru di antara mereka. Saya pernah melihat banyak mahasiswa yang kesulitan dalam menyusun skripsi karena kurang mendapatkan bimbingan yang cukup. Jika TAS bisa menjalani proses bimbingan formal itu hanya 20 hari, berarti ada banyak hal yang harus dirusak sebelumnya. Saya khawatir jika pihak Unud tidak akan mempertimbangkan efek-efek dari kekurangan waktu dan dukungan tersebut.
 
Paham kan kalau pihak Unud harus bertanggung jawab lebih banyak lagi atas kematian TAS ini 😕. Beliau seseorang yang punya IPK 3,91! itu bukannya prestasi sih, tapi lebih like inspirasi buat para mahasiswa lainnya 💪. Apalagi kalau beliau aktif dalam berdiskusi dan memiliki sifat baik-baik aja, maka pihak Unud harus memastikan agar bimbingan formalnya tidak terlalu singkat atau tidak tepat 🤔. Kematian TAS ini bukan hanya tentang proses bimbingan yang singkat, tapi juga tentang ketidakpastian dan ketidakjelasan dalam sistem pendidikan kita 😕.
 
Makasih banget dosen-dosen di Unud yang sedang sibuk dengan proses bimbingan, tapi gampang-ganteng kan? TASnya kayak pahlawan, tapi gini kalau kita lihat dari perspektif mahasiswa, itu kayak bumerang. Berapa lama sih proses bimbingan yang formal, 20 hari? Itu waktunya sekali untuk mengelola tekanan penyusunan skripsi. Jangan salah, TASnya kayak orang baik, tapi sistemnya kayak kesalahan sistem. Mari kita doang jujur dulu, kebiasaan Unud ini kayak keterampilan istilah belajar yang dimanfaatkan oleh banyak yang tidak ada di sisi lain 🤦‍♀️.
 
Makasih bro 🙏. Gue pikir pihak Unud harus jujur nih tentang hal ini. Bantuan sosial TAS memang penting, tapi gue rasa sistem bimbingan mahasiswa di Unud perlu diperbaiki. 20 hari aja sih untuk proses bimbingan formal? Itu tidak adil bro 🤕. TAS bukan orang biasa, memiliki IPK tinggi dan berprestasi. Gue rasa giliran dosen pembimbing skripsi harus lebih transparan dalam menyampaikan tekanan yang dihadapi mahasiswa. Jangan jadi topeng kebaikan aja 🙅‍♂️. Unud harus belajar dari kesalahan ini dan meningkatkan kesejahteraan mahasiswanya #KeadilanMahasiswa #TransparansiPemerintahan #MeningkatkanSistemBimbingan
 
Maksudnya sih TAS itu nggak perlu jadi target aja nih... kalau punya masalah, konsultasi dosen pembimbing aja deh... tapi nggak ada jawabannya sih bagaimana sebenarnya tekanan skripsi yang dialami TAS itu... apa sih itu 'topeng kebaikan' itu? TAS memiliki IPK tinggi banget, nggak peduli apapun. 🤔
 
Makasih bros, kalau gini terjadi, gue rasa ada masalah lebih besar dari sekedar kematian mahasiswa itu. Apalagi kalau TAS seperti itu yang memiliki IPK 3,91 aja! Gue rasa Unud harus lebih teliti dalam memeriksa bimbingan dosen pembimbing skripsi itu.

Gue tidak bisa membayangkan apa yang dialami oleh TAS sebelum kematian itu. Apakah dia benar-benar dihina oleh dosen pembimbingnya? Atau mungkin ada sesuatu yang salah dengan sistem bimbingan yang dilakukan Unud? Gue rasa perlu ada pengevaluasi lebih lanjut tentang hal ini, agar tidak terulang lagi kejadian tragis seperti ini. 😔
 
Jangan sabar-sabar, ya! Mungkin TAS gini adalah contoh bagaimana 'pikiran positif' bisa saling menghancurkan. Sosok yang penuh baik dan aktif dalam berdiskusi itu pasti merasa lemah karena tidak mendapatkan dukungan yang cukup dari pihak Unud. Kalau kamu adalah orang tua, kamu harus ingat anak-anakmu bukan hanya memiliki pikiran positif saja, tapi juga perlu menerima bantuan yang tepat ketika mereka membutuhkannya. Kita jangan lupa bahwa setiap orang pasti memiliki kelemahan, dan TAS gini pasti adalah contoh bagaimana kelemahan itu bisa membuat seseorang menghadapi kesulitan.
 
Aku pikir ini bukan cara yang tepat bagu anak-anak mahasiswa Unud. Kalau TAS bisa jadi ada masalah, tapi menutup wajah itu nggak adil sama sekali! 🤔 Aku rasa pihak Unud harus lebih terbuka dan jujur tentang apa yang terjadi. Kalau dosen pembimbing skripsi TAS tidak mau membantu, maka mereka harus mencari bantuan dari orang lain. Tapi menutup wajah dan mengatakan TAS adalah "topeng kebaikan" itu nggak masuk akal! 🙅‍♂️ Aku harap pihak Unud bisa lebih berhati-hati dalam membangun lingkungan yang mendukung para mahasiswa.
 
Maksudnya siapa tahu kan? Mungkin TAS itu benar-benar lemah dan tidak bisa menangani tekanan itu, tapi saya pikir kalau kita harus menilai, TAS itu masih orang yang baik dan aktif di perguruan tinggi. Dosen pembimbing skripsi TAS yang ditemukan juga kurang tepat karena proses bimbingan formalnya baru 20 hari, sih? Jadi tolong jangan cepat menilai siapa siwa TAS, tapi cari tahu lebih banyak dulu ya 😊
 
kembali
Top