Ulama Tak Boleh Mensolati Jenazah yang Masih Punya Hutang

Jenazah yang masih memiliki hutang tidak boleh menjadi solat, kata Ustaz Khalid Basalamah. Kenyataannya, ada orang yang menganggap remeh urusan hutang, padahal dampaknya bisa mencapai setelah meninggal dunia.

Menurut para ulama, jika ada seseorang meninggal dan memiliki utang, tidak seharusnya para ulama menyolatinya. Hikmah dari hal ini adalah doanya pada orang lain yang memiliki hutang tersebut akan lebih mustajab.

Sahabat Ustaz Khalid Basalamah pernah menyaksikan bagaimana Nabi tidak langsung menyalatkan jenazah seseorang sebelum memastikan apakah ada utang dan apakah ia meninggalkan sesuatu untuk melunasinya. Jika utangnya tertutupi, Nabi menyalatkannya.

Dalam hadist Salamh bin Al Akwa', terdapat penjelasan tentang bagaimana Nabi menghadapi dua jenazah yang memiliki utang. Pada saat pertama, ada satu jenazah dan para sahabat bertanya apakah ada hutang, lalu Nabi meminta mereka untuk menyalatkannya karena tidak ada hutang.

Pada saat kedua, ada satu lagi jenazah dan Nabi bertanya apakah ada utang dan ada sesuatu yang dapat digunakan untuk membayarnya. Saat itu, para sahabat mengatakan bahwa ia memiliki 3 dinar yang dapat digunakan untuk membayar hutang.

Hal ini menjelaskan bahwa jika ada seseorang meninggal dengan utang, tidak boleh menyolatinya sampai-sampai utang tersebut dipecahkan.
 
Gue rasa ini salah kan? Jika seseorang sudah meninggal dan masih punya hutang, itu berarti mereka sudah tidak bisa membayarnya lagi kan? Makanya para ulama harus tidak menyolatinya nih, biar doa orang lain yang punya hutang bisa jadi lebih diterima πŸ’”

Gue lihat di surat Nabi juga kayaknya ada perbedaan antara kala pertama dan kedua, kayaknya ada aturan tertentu tentang ini, tapi gue tidak paham apa itu πŸ˜•
 
Wahhhhhh... siapa tahu aku pun pernah kesalahan membiarkan hutang menumpuk 😳. Tapi kalau benar-benar ada orang yang meninggal dengan utang, gak boleh kita menyolatinya, kan? Makanya kudu sengaja diperiksa terlebih dahulu apakah ada hutang atau tidak. Kalau ada, maka solatnya bisa dilanjutkan nanti setelah utang itu dipenuhi πŸ’Έ. Aku pikir ini cara yang bijak banget!
 
Makasih banget dosennya sih πŸ™, tapi aku pikir kalau ada orang yang masih punya hutang dan mati, itu artinya mereka sudah gada keseimbangan dalam hidup ini... kalau utangnya tertutupi, mungkin mau dipikirkan bagaimana cara melunasi, tapi kalau dipecahkan juga ada artinya sih, bahwa orang itu tidak beraturan dalam kehidupannya... salah satu teman saya suka belanja hingga puluhan juta, tapi gak punya uang untuk bayar hutang, itu kaya seribu cerita πŸ˜‚.
 
Gue rasa kalau gini kayaknya salah! Jika seseorang meninggal dan punya hutang, apa salahnya kita doa buat dia? Mungkin dia benar-benar membutuhkannya saat itu. Dan utangnya tidak boleh dipikirkan di hati orang yang sedang menitipkan jiwanya. Jadi kalau ada ulama bilang jangan doa sama seseorang yang punya hutang, gue rasa itu kayaknya salah kan? Mungkin kita harus lebih berhati-hati dan memikirkan bagaimana caranya bisa membantu orang tersebut untuk melunasi utangnya.
 
aku rasa kalau kita semua harus lebih berhati-hati dalam hal ini, apalagi kalau kita sendiri punya hutang ya. karena jika ada orang yang meninggal sambil masih punya hutang, itu berarti doanya kita bisa langsung makan oleh orang lain, bukan? dan itu tidak adil juga kan? aku suka penjelasan tentang Nabi yang menanyakan terlebih dahulu apakah ada utang sebelum menyolatinya. kalau benar-benar mau memanjatkan doa kita pasti harus tahu terlebih dahulu siapa yang harus menerima doanya kita, ya πŸ™
 
Aku rasa ini kayaknya benar banget πŸ™. Tapi aku juga pikir kalau ada orang yang menderita hutang, dia mungkin punya kesempatan untuk memulihkan hidupnya sendiri sebelum wafat. Tapi kalau utangnya terus-menerus tertimbun dan dia tidak bisa bayarnya, maka ya mungkin kalau para ulama tidak menyolatinya, tapi aku rasa ada cara lain yang lebih baik lagi untuk membantunya... misalnya dengan membantu dia mencari pekerjaan atau mencari sumber dana. Aku pikir ini kayaknya solusi yang lebih realistis dan bermanfaat bagi orang yang menderita hutang πŸ€”
 
Jadi gini, kalau seseorang mati kaya masih punya hutang, apa sih yang harus dibuat? Minta orang lain bayarnya? Gak bisa ya, jadi mau solat dulu aja.
 
Gue ngertimu, kalau mau solat ke orang yang punya utang lama, tapi gue rasa salah, karena jadi macet aja. Kalau bukannya harus memanggil orang itu untuk bayar dulu, nah tapi kayaknya kita langsung solat dan biarkan mereka, kaya gitu. Jadi, apa kegunaan kita solat dulu? Gue pikir jadi ada orang yang lebih banyak yang solat, tapi tidak ada utang bayar.
 
ini kayaknya terlalu serius sih, apa salahnya kalau orang itu memiliki hutang? mending kasih pelajaran yang lebih baik sih, seperti jangan nyesel seseorang yang already wafat πŸ€·β€β™‚οΈ
 
Pikiran saya masih bingung dengar hal ini... kalau kita butuh solat orang itu, apa lagi nanti kita yang harus membayarnya πŸ˜•. Mungkin kita jangan terlalu mempermasalahkan hal ini, tapi lebih fokus pada urusan kita sendiri. Kita harus lebih bijak dalam menghadapi hutang dan tidak remeh dengannya. Ustaz Khalid Basalamah benar-benar pintar... πŸ™
 
Gue pikir ini aja salah paham deh. Jika kenek utangnya masih belum dibayar, jangan buat dia tidak bisa solat ya? Berarti dia udah kesusahan dan gak punya uang lagi untuk membayarnya, jadi gak ada gunanya ngeremehkan dia. Gue rasa lebih baik para ulama kasih dia waktu lagi, biar dia bisa membayarnya dengan cara yang lebih baik, tapi tidak bermaksud buat dia tidak solat sama sekali.
 
Aku paham apa yang dibicarakan di sini πŸ€”. Kalau si pengantar hamba mati masih punya hutang, jadi solatnya nggak cuma nyambung doanya sama Allah, tapi juga berarti doanya kena dipindahkan pada orang lain yang memiliki utang itu 😊. Aku pikir ini penting banget agar orang tidak remeh urusan hutang dan mengelabui orang lain dengan biaya-biaya yang diutarnya πŸ€‘. Aku setuju dengan Ustaz Khalid Basalamah tentang ini, semoga kita semua bisa belajar dari contoh Nabi yang bijak πŸ’‘.
 
Saya pikir itu sangat bijak! Saya sering melihat ibu-ibu kita yang sudah tua dan memiliki hutang banyak karena kesalahan masa lalu. Mereka kemudian meninggal tanpa bisa membayar, padahal ada banyak orang yang bersalah karena tidak mau membayarnya saat masih hidup.

Saya pikir kalau para imam harus lebih berhati-hati sebelum menyolatinya. Tidak ada salahnya jika kita menunggu sampai utang tersebut dipecahkan atau dibayar, agar orang itu bisa merasa lega dan tidak bersalah lagi. Itu yang penting! πŸ™πŸ‘
 
πŸ€• Ini bakal bikin aku terluka banget! Mengapa harus begitu sulit untuk membayar hutang?! Kenapa ada seseorang yang masih punya hutang padahal sudah wafat?! Aku pikir ini adalah masalah akhirat, tapi ternyata ada ulama yang mengatakan kalau kita tidak boleh menyolatinya sampai utangnya dipecahkan... 😩. Itu bukan solusi, itu lebih seperti membiarkan orang lain menikmati kemakmuran seseorang yang sudah wafat! πŸ™…β€β™‚οΈ. Aku ingin tahu, bagaimana cara menghadapi masalah hutang jika tidak ada orang yang bisa membayarnya?! πŸ€”. Dan apa gunanya ulama ini memperbincangkan hal ini jika tidak ada solusi yang jelas?! πŸ€·β€β™‚οΈ. Ini benar-benar membuat aku kecewa... 😑
 
ini sisi lain dari masalah hutang yang bikin pusing ya 🀯 apa sih arti kalau kita meninggal dan masih ada hutang? apakah itu bukan solat ke arah Allah lagi? saya rasa kalau kita mau ngobrol tentang ini, lebih baik kita lihat pada contoh Nabi lho, dia sendiri yang memastikan utangnya sebelum menyalatkan jenazah. kenapa bisa demikian? padahal ada banyak orang di sini yang masih terlambat membayar utangnya 😩
 
Kesannya kayaknya bikin kita jujur soal hutang. Tapi, siapa tahu kan? Mereka ustadz sama hal ini sengaja buat kita ber pikir lebih banyak soal hutang & utang. Saya masih ingat ketika saya ke kota tua di sulu, ada temen masa saya yang punya mobil bekas tapi beliau tidak mau membayarnya kepada seorang penjual yang sudah menunggunya lama. Bayamanya malah ngerasa kasihan dengerin cerita temen masa itu. Saya pikir kalau Nabi tidak langsung menyalatkan jenazah itu, mungkin dia juga sedang menghadapi kesulitan sama hal ini.
 
Makasih banget Ustaz Khalid basalamah, kayaknya kalau orang mau takut hutang jadi makin susah untuk bermakna syahdul.

Jadi ada yang ngedekelekan mengenai hutang, tapi syukur karena ada ulama yang bijaksana banget. Mereka bilang kan kalau utang itu harus dipecahkan terlebih dahulu sebelum kita solat orang yang mau takut hutang. Saya senang sekali bisa membaca hadist tentang ini πŸ™
 
Mana jadi nih kalau kenal sama seseorang yang mau utang banyak dan kemudian meninggal? Kenapa harus menunggu sementara dia masih hidup untuk membayar? Apa yang salah dengan orang yang memiliki hutang yang tidak mau bayarnya? πŸ€”

Saya rasa ada masalah lain di balik ini, kalau memang benar seperti itu. Jika utangnya terpecahkan saat dia meninggal, berarti dia tidak perlu khawatir tentang itu lagi. Mungkin bisa digunakan untuk hal baik yang lebih penting dari bayaran utang, seperti membantu keluarga atau membiayai sesuatu yang bermanfaat. Jadi, mengapa kita harus menunggu sementara? 🀷
 
ini kayaknya kisah tentang kesabaran dan kepatuhan. tapi yang terasa bingung adalah mengapa kita harus menunggu sampai ada orang lain yang memiliki hutang untuk bisa mendapatkan doa yang lebih mustajab. gimana kalau di dunia ini kita harus menunggu sampai seseorang lain membayar utang kita sebelum kita bisa merasa aman? ini kayaknya sangat tidak masuk akal, mungkin kira-kira ada rahasia di baliknya yang tidak kita ketahui... πŸ˜•
 
kembali
Top