BERITA DARI SIDOARJO: Korban Ambruknya Gedung Ponpes Al Khoziny Meningkat Jadi 66, Termasuk 7 Potongan Tubuh
Pencarian korban ambrukan gedung Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, masih berlangsung hingga hari ke-8. Menurut informasi terbaru, total jenazah yang ditemukan telah mencapai 66 orang, namun tujuh di antara mereka adalah potongan tubuh atau body part.
"Selama proses evakuasi hari ini, kita menemukan 13 korban dan 10 potongan tubuh di bagian reruntuhan sisi belakang," kata Kasubdit RPDO (Pengarahan dan Pengendalian Operasi) Bencana dan Kondisi Membahayakan Manusia (KMM) Basarnas, Emi Freezer.
Menurut data terbaru, total korban yang ditemukan telah mencapai 170 orang, termasuk 104 orang yang selamat dan 66 orang yang meninggal. Namun, jumlah korban yang belum ditemukan masih bisa bertambah karena potongan tubuh yang dievakuasi masih belum dapat teridentifikasi saling berhubungan satu sama lain.
Gedung Ponpes Al Khoziny ambruk pada tanggal 29 September lalu saat ada ratusan santri sedang melaksanakan Salat Asar berjemaah di gedung yang masih dalam tahap pembangunan. Proses evakuasi dan pembersihan puing-puing masih terus berlangsung, dengan fokus pada bagian sisi utara yang tidak terintegrasi dengan struktur utama.
Jenazah korban kemudian dibawa ke RS Bhayangkara Surabaya untuk proses identifikasi oleh DVI Polda Jatim. Proses evakuasi dan pencarian korban masih terus berlangsung, dan masyarakat diharapkan tetap tenang dan mendukung tim reskiman yang sedang melakukan tugas mereka.
Pencarian korban ambrukan gedung Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, masih berlangsung hingga hari ke-8. Menurut informasi terbaru, total jenazah yang ditemukan telah mencapai 66 orang, namun tujuh di antara mereka adalah potongan tubuh atau body part.
"Selama proses evakuasi hari ini, kita menemukan 13 korban dan 10 potongan tubuh di bagian reruntuhan sisi belakang," kata Kasubdit RPDO (Pengarahan dan Pengendalian Operasi) Bencana dan Kondisi Membahayakan Manusia (KMM) Basarnas, Emi Freezer.
Menurut data terbaru, total korban yang ditemukan telah mencapai 170 orang, termasuk 104 orang yang selamat dan 66 orang yang meninggal. Namun, jumlah korban yang belum ditemukan masih bisa bertambah karena potongan tubuh yang dievakuasi masih belum dapat teridentifikasi saling berhubungan satu sama lain.
Gedung Ponpes Al Khoziny ambruk pada tanggal 29 September lalu saat ada ratusan santri sedang melaksanakan Salat Asar berjemaah di gedung yang masih dalam tahap pembangunan. Proses evakuasi dan pembersihan puing-puing masih terus berlangsung, dengan fokus pada bagian sisi utara yang tidak terintegrasi dengan struktur utama.
Jenazah korban kemudian dibawa ke RS Bhayangkara Surabaya untuk proses identifikasi oleh DVI Polda Jatim. Proses evakuasi dan pencarian korban masih terus berlangsung, dan masyarakat diharapkan tetap tenang dan mendukung tim reskiman yang sedang melakukan tugas mereka.
. Evakuasi dan pencarian masih berlangsung, mungkin jumlah korban yang meninggal bisa bertambah lagi. Semoga tim reskiman bisa menemukan semua korban dan memulihkan suasana 
. Saya rasa ini sangatlah tragis, harus ada tindakan lebih lanjut dari pemerintah untuk memastikan keamanan bangunan pendidikan seperti ini 
.
. Sekarang 66 jenazah udah ditemukan, gak terlalu baik 
.
. 66 korban dan masih banyak lagi potongan tubuh, kayaknya ada yang main "puzzle" 
. Semoga tim reskiman bisa menemukan semua korban dengan cepat, supaya gak ada yang terlalu "buntot" 
.
. Tapi saya penasaran, gimana cara bayar biaya evakuasi dan identifikasi jenazah? Apakah ada dana khusus dari pemerintah untuk kejadian seperti ini? Semoga bisa dipastikan supaya keluarga korban tidak terlalu berat membayar biaya. Dan tentu saja, kita juga harus memantau bagaimana pengelolaan anggaran pemerintah untuk kejadian bencana seperti ini 
.
. Saya harap juga, lembaga-lembaga pendidikan lainnya bisa belajar dari kejadian ini untuk meningkatkan keselamatan dan kenyamanan siswa 
.
. Apakah ada kajian yang menyelidiki sebab-sebab kecelakaan ini? Saya berharap pemerintah dan lembaga-lembaga pendidikan lainnya bisa memperhatikan pentingnya menggunakan bahan bangunan yang ramah lingkungan dan memastikan struktur gedung yang aman 
. Semoga kita bisa belajar dari kejadian ini untuk mengurangi dampak kecelakaan di masa depan 
.
. Saya harap Mahkamah Agung bisa memberikan pandangan yang jelas tentang tindakan hukum yang akan diambil dalam kasus ini 
.
.