Toyota, salah satu perusahaan otomotif terbesar di dunia, ternyata tertarik untuk membangun pabrik etanol di Indonesia. Hal ini diumumkan oleh Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi, Pasaribu, yang menyatakan Toyota memiliki rencana untuk membangun pabrik etanol di Indonesia.
Menurut Pasaribu, kepentingan Toyota membangun pabrik etanol di Indonesia dikarenakan kebutuhan mereka untuk mendapatkan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan. "Ya, bangun pabrik etanol. Toyota salah satu yang tertarik, di luar itu ada beberapa lagi," kata Pasaribu.
Toyota sendiri memiliki deretan otomotif yang menggunakan bioetanol sebagai bahan bakarnya dan bahkan kendaraan keluaran pabrik tersebut sudah mampu menggunakan bioetanol hingga 100 persen. "Maka, mereka juga serius untuk masuk ke pabrik etanol, mudah-mudahan prosesnya lancar, bisa segera realisasi," tambah Pasaribu.
Selain Toyota, terdapat ketertarikan dari negara Brasil untuk berinvestasi membangun pabrik etanol di Indonesia. Brasil merupakan salah satu negara yang dinilai oleh Pasaribu berhasil menerapkan mandatori bioetanol.
Pasaribu juga menyatakan bahwa Lampung adalah salah satu wilayah yang memiliki potensi untuk menjadi lokasi pembangunan pabrik etanol. "Komoditasnya semua ada, sekarang tinggal bagaimana keseriusan kita masuk ke pabrik yang menghasilkan (etanol) dan keseriusan menjalankan kebijakan E10," kata Pasaribu.
Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia juga menyatakan bahwa pemerintah akan memberi insentif bagi perusahaan yang membangun pabrik etanol di Indonesia. Ia menekankan pentingnya pembangunan pabrik etanol untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar etanol nanti tahun 2027.
Menurut Pasaribu, kepentingan Toyota membangun pabrik etanol di Indonesia dikarenakan kebutuhan mereka untuk mendapatkan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan. "Ya, bangun pabrik etanol. Toyota salah satu yang tertarik, di luar itu ada beberapa lagi," kata Pasaribu.
Toyota sendiri memiliki deretan otomotif yang menggunakan bioetanol sebagai bahan bakarnya dan bahkan kendaraan keluaran pabrik tersebut sudah mampu menggunakan bioetanol hingga 100 persen. "Maka, mereka juga serius untuk masuk ke pabrik etanol, mudah-mudahan prosesnya lancar, bisa segera realisasi," tambah Pasaribu.
Selain Toyota, terdapat ketertarikan dari negara Brasil untuk berinvestasi membangun pabrik etanol di Indonesia. Brasil merupakan salah satu negara yang dinilai oleh Pasaribu berhasil menerapkan mandatori bioetanol.
Pasaribu juga menyatakan bahwa Lampung adalah salah satu wilayah yang memiliki potensi untuk menjadi lokasi pembangunan pabrik etanol. "Komoditasnya semua ada, sekarang tinggal bagaimana keseriusan kita masuk ke pabrik yang menghasilkan (etanol) dan keseriusan menjalankan kebijakan E10," kata Pasaribu.
Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia juga menyatakan bahwa pemerintah akan memberi insentif bagi perusahaan yang membangun pabrik etanol di Indonesia. Ia menekankan pentingnya pembangunan pabrik etanol untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar etanol nanti tahun 2027.