Topan Kalmaegi, topan raksasa yang terus menyerang wilayah Asia Tenggara, telah menyebabkan kerusakan parah dan kematian di Vietnam dan Filipina. Menurut laporan Badan manajemen bencana Vietnam, setidaknya 7 orang tewas dan 2.800 rumah rusak akibat topan itu.
Topan Kalmaegi mendarat di Vietnam tengah pada Kamis malam dan bahkan mencabut pohon, merusak rumah, dan memicu pemadaman listrik. Pemadaman listrik berdampak pada sekitar 1,3 juta orang. Di provinsi Quang Ngai, kerusakan pada infrastruktur kereta api juga dilaporkan.
Pemerintah Vietnam telah memobilisasi lebih dari 268.000 tentara untuk operasi pencarian dan penyelamatan serta mengeluarkan peringatan tentang potensi banjir yang dapat melanda provinsi-provinsi tengah dari Thanh Hoa hingga Quang Tri. Peringatan khusus juga dikeluarkan untuk dataran tinggi tengah, wilayah penghasil kopi utama Vietnam, karena naiknya permukaan sungai dapat memicu banjir dan tanah longsor.
Di provinsi Gia Lai, seorang petani udang, Nguyen Dinh Sa (26), melaporkan kerugian besar setelah gudang pakan udang dua lantainya terendam gelombang setinggi tujuh meter. "Semua investasi saya hilang. Saya sangat putus asa saat ini," kata Sa, yang meratapi hancurnya sekitar enam metrik ton udang. Ia memperkirakan kerugian sekitar 1 miliar dong ( Rp 597,7 juta).
Di Filipina, Kalmaegi adalah topan ke-13 yang terbentuk di Laut Cina Selatan tahun ini. Dampaknya sangat mematikan, meninggalkan 135 orang hilang dan 96 lainnya terluka. Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. mengunjungi pusat-pusat evakuasi pada hari Jumat (7/11/2025), membagikan bantuan dan menjamin dukungan pemerintah yang berkelanjutan bagi para korban.
Regulator penerbangan sipil Filipina telah meningkatkan kewaspadaan di semua pusat area dan operasi bandara sebagai persiapan untuk badai lain. Topan berikutnya, Fung-wong, diperkirakan akan meningkat menjadi super typhoon sebelum mendarat di Filipina utara pada Minggu malam atau Senin dini hari.
Topan Kalmaegi mendarat di Vietnam tengah pada Kamis malam dan bahkan mencabut pohon, merusak rumah, dan memicu pemadaman listrik. Pemadaman listrik berdampak pada sekitar 1,3 juta orang. Di provinsi Quang Ngai, kerusakan pada infrastruktur kereta api juga dilaporkan.
Pemerintah Vietnam telah memobilisasi lebih dari 268.000 tentara untuk operasi pencarian dan penyelamatan serta mengeluarkan peringatan tentang potensi banjir yang dapat melanda provinsi-provinsi tengah dari Thanh Hoa hingga Quang Tri. Peringatan khusus juga dikeluarkan untuk dataran tinggi tengah, wilayah penghasil kopi utama Vietnam, karena naiknya permukaan sungai dapat memicu banjir dan tanah longsor.
Di provinsi Gia Lai, seorang petani udang, Nguyen Dinh Sa (26), melaporkan kerugian besar setelah gudang pakan udang dua lantainya terendam gelombang setinggi tujuh meter. "Semua investasi saya hilang. Saya sangat putus asa saat ini," kata Sa, yang meratapi hancurnya sekitar enam metrik ton udang. Ia memperkirakan kerugian sekitar 1 miliar dong ( Rp 597,7 juta).
Di Filipina, Kalmaegi adalah topan ke-13 yang terbentuk di Laut Cina Selatan tahun ini. Dampaknya sangat mematikan, meninggalkan 135 orang hilang dan 96 lainnya terluka. Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. mengunjungi pusat-pusat evakuasi pada hari Jumat (7/11/2025), membagikan bantuan dan menjamin dukungan pemerintah yang berkelanjutan bagi para korban.
Regulator penerbangan sipil Filipina telah meningkatkan kewaspadaan di semua pusat area dan operasi bandara sebagai persiapan untuk badai lain. Topan berikutnya, Fung-wong, diperkirakan akan meningkat menjadi super typhoon sebelum mendarat di Filipina utara pada Minggu malam atau Senin dini hari.