Bencana banjir yang melanda Sumatera Barat beberapa hari lalu masih menimbulkan wiburnya korban, khususnya di wilayah-wilayah yang tertolak lemak atau terbawah tanah. Menurut informasi yang diterima, sebanyak sembilan orang meninggal dunia akibat banjir, tiga di antaranya di Kabupaten Agam, satu di Kabupaten Pasaman Barat dan lima di Kota Padang.
Korban ini terdampak di wilayah-wilayah seperti Tanah Datar, Pesisir Selatan, Solok, Bukittinggi, dan beberapa wilayah lainnya. Masyarakat yang dilaporkan hilang atau menghilang juga masih belum ditemukan oleh tim gabungan BPBD Sumbar, sehingga angka korban bisa saja bertambah.
BPBD Sumbar telah menetapkan status Tanggap Darurat Bencana hingga 8 Desember 2025. Walaupun status tersebut sudah ditetapkan, kondisi yang melanda wilayah-wilayah di Sumatera Barat masih belum stabil dan perlu dilakukan penanganan yang tegas agar mengurangi dampak bencana banjir.
Kondisi ini juga meminta peringatan dini dari BMKG. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika telah mengeluarkan peringatan cuaca ekstrem di Sumatera Barat, hingga 29 November 2025.
Korban ini terdampak di wilayah-wilayah seperti Tanah Datar, Pesisir Selatan, Solok, Bukittinggi, dan beberapa wilayah lainnya. Masyarakat yang dilaporkan hilang atau menghilang juga masih belum ditemukan oleh tim gabungan BPBD Sumbar, sehingga angka korban bisa saja bertambah.
BPBD Sumbar telah menetapkan status Tanggap Darurat Bencana hingga 8 Desember 2025. Walaupun status tersebut sudah ditetapkan, kondisi yang melanda wilayah-wilayah di Sumatera Barat masih belum stabil dan perlu dilakukan penanganan yang tegas agar mengurangi dampak bencana banjir.
Kondisi ini juga meminta peringatan dini dari BMKG. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika telah mengeluarkan peringatan cuaca ekstrem di Sumatera Barat, hingga 29 November 2025.