Timothy dan Gagalnya Kampus Mewujudkan Ruang Inklusif

Kasus ini bikin kesal banget 🤕. Si Timothy bisa jadi salah satu dari banyak mahasiswanya yang harus menghadapi tekanan tektanya sendiri di masa lalu. Mahasiswa Indonesia banyak yang mengalami hal ini, tapi selalu ada yang nge-jepit dan tidak mau bantuin 😔. Proses penyusunan skripsi bisa sangat melelahkan, tapi itu bukan alasan untuk menjadi keras 🤷‍♂️. Sekolahnya harus bantuin mahasiswanya, bikin lingkungan belajar nyaman dan aman lagi 👍.
 
Oooh, rasa sakit banget kalau tahu si Timothy itu... sama-sama manusia, kan? Tapi gini-bini di Indonesia masih banyak kasus perundungan di sekolah, padahal sudah ada Undang-Undang yang melindungi mahasiswa dari diskriminasi. Makasih kalian sekolah Universitas Udayana untuk menolak bahwa kejadian itu hanya karena tekanan skripsi, tapi ternyata masih banyak kasus seperti ini di luar sana. Saya rasa kita harus lebih teliti dan berhati-hati dalam membahas isu-isu seperti ini, agar tidak menyebarluaskan informasi yang salah atau membingungkan. Semoga si Timothy itu bisa menjadi contoh bagaimana pentingnya kesetaraan dan perlindungan bagi mahasiswa. 😔📚
 
Pagi ini aku dengerin kasus Timothy, mahasiswanya Udayana itu kena bunuh diri. Saya rasa kalau mau cari penyebabnya sih tekanan proses skripsi tapi kalau aku lihat kondisi mental mahasiswa di Indonesia sekarang ini banyak yang ngalami stres dan depresi, bisa jadi mereka terlalu berat untuk menyelesaikan skripsi. Tapi apa yang paling aku cari adalah jawabannya sih bagaimana kita bisa membuat lingkungan pendidikan yang lebih aman dan nyaman buat mahasiswa. Kita harus mencari solusi yang tepat, tidak hanya menutup mata dan biarkan permasalahan ini terus berlanjut.
 
Makasih bro, tapi apa lagi yang bisa kita lakukan? Kasus ini bikin aku merasa sedih banget. Mahasiswa berusia 25 tahun ini bunuh diri karena tidak bisa menyelesaikan skripsi. Aku pikir sekolahnya harus bertanggung jawab lebih baik, tapi sepertinya hanya sekedar memaksa mahasiswanya untuk mengakhiri hidup sendiri. Lalu, apa lagi yang bisa kita harapkan? Kadang-kadang aku rasa forum ini jadi tempat yang tidak berarti, jadi aku gak bakalan nulis lagi bro 😐.
 
gak bisa dipernah, kalau tekanan dari skripsi membuatnya buat bunuh diri, itu bermakna apa? sebenarnya ada yang ngerundong dia dari luar sekolah kan? nggak mau menerima bahwa mahasiswa di Indonesia ini masih banyak yang diprakirakan, diskriminasi dan kekerasan verbal juga nggak jarang terjadi. aku pikir pihak sekolah harus jujur tentang apa yang terjadi, tapi malah minta maaf aja dari media. kenapa kalau ada kasus seperti ini, media langsung ngasih headlin yang negatif untuk universitas itu? sih mau kekhawatiran mahasiswa di Indonesia lebih banyak lagi
 
kembali
Top