Indonesia berhasil melaju ke final SEA Games 2025 di Thailand setelah mengalahkan Malaysia dengan skor tipis 3-2 dalam pertandingan semifinal sengit. Namun, para penggemar tim bulu tangkis putri Indonesia tidak puas karena performa salah satu pemain andalan, Gregoria Mariska Tunjung.
Gregoria, yang bermain di posisi tunggal putri kedua, dipertanyakan oleh Imam Tohari, pelatih kepala tim, mengenai konsistensi permainannya. Meskipun ia memulai pertandingan dengan baik, Gregoria sering kehilangan fokus pada momen-momen krusial, sehingga membuat laga berlangsung lebih sulit dari yang seharusnya.
"Gregoria sudah mencoba menerapkan pola yang kami siapkan, tetapi ritmenya naik-turun. Untuk final, kami butuh level permainan yang lebih stabil," kata Imam. Menurut pelatih berusia 49 tahun itu, kapasitas dan pengalaman Gregoria di level atas sudah menjadi modal penting, namun harus diimbangi dengan ketenangan dan pengambilan keputusan yang lebih tajam saat berada di lapangan.
Gregoria sendiri dipertanyakan oleh Imam untuk memiliki kesadaran yang lebih baik dalam permainannya. "Dia melakukan beberapa kesalahan sendiri dan itu yang akan menjadi bahan evaluasi kami," kata Imam. Dengan demikian, Indonesia harus siap menghadapi tantangan final SEA Games 2025 dengan meningkatkan konsistensi permainan Gregoria.
Bulan depan, tim bulu tangkis putri Indonesia akan bersiap melawan wakil Thailand di final SEA Games 2025. Mungkin saat itu, Gregoria akan dapat menunjukkan level permainannya yang lebih stabil dan membawa keberangkatannya untuk menjadi juara.
Gregoria, yang bermain di posisi tunggal putri kedua, dipertanyakan oleh Imam Tohari, pelatih kepala tim, mengenai konsistensi permainannya. Meskipun ia memulai pertandingan dengan baik, Gregoria sering kehilangan fokus pada momen-momen krusial, sehingga membuat laga berlangsung lebih sulit dari yang seharusnya.
"Gregoria sudah mencoba menerapkan pola yang kami siapkan, tetapi ritmenya naik-turun. Untuk final, kami butuh level permainan yang lebih stabil," kata Imam. Menurut pelatih berusia 49 tahun itu, kapasitas dan pengalaman Gregoria di level atas sudah menjadi modal penting, namun harus diimbangi dengan ketenangan dan pengambilan keputusan yang lebih tajam saat berada di lapangan.
Gregoria sendiri dipertanyakan oleh Imam untuk memiliki kesadaran yang lebih baik dalam permainannya. "Dia melakukan beberapa kesalahan sendiri dan itu yang akan menjadi bahan evaluasi kami," kata Imam. Dengan demikian, Indonesia harus siap menghadapi tantangan final SEA Games 2025 dengan meningkatkan konsistensi permainan Gregoria.
Bulan depan, tim bulu tangkis putri Indonesia akan bersiap melawan wakil Thailand di final SEA Games 2025. Mungkin saat itu, Gregoria akan dapat menunjukkan level permainannya yang lebih stabil dan membawa keberangkatannya untuk menjadi juara.