Tiktok Membangun Ekonomi Digital Asia Tenggara dengan AI dan Kreativitas
Pada acara TikTok Apps Summit Southeast Asia di Vietnam, General Manager Global Business Solutions TikTok Indonesia, Kelly Umberfield, menegaskan bahwa platform ini telah berkembang menjadi lebih dari sekadar wadah hiburan. Di sela-sela acara tersebut, Kelly juga menjelaskan bahwa pendapatan yang dihasilkan sekarang tidak hanya datang dari kategori gim, tetapi juga dari aplikasi non-gim.
Tahun ini, TikTok menyoroti peningkatan kemampuan produk dan solusi performanya. Berbagai fitur baru seperti custom event optimization dan custom conversion optimization dikembangkan untuk membantu pengiklan mencapai dampak bisnis yang lebih nyata. Selain itu, TikTok juga memperkenalkan SmartPlus T-ROAS, teknologi berbasis kecerdasan buatan yang secara otomatis menghubungkan pengiklan dengan audiens yang paling relevan.
Salah satu inovasi yang paling banyak dibicarakan adalah TikTok Symphony, rangkaian alat kreatif berbasis AI yang membantu pengiklan memproduksi video dengan cepat dan efisien. Melalui Symphony, pelaku usaha dapat mengubah tautan situs web menjadi video promosi menarik hanya dalam hitungan menit.
Kekuatan utama TikTok ada pada kemampuannya membangun hubungan yang dekat antara brand dan komunitas. "TikTok adalah kanvas bagi kreativitas, komunitas, dan budaya. Di sini, brand tak hanya membuat iklan, tapi membangun percakapan dan hubungan dengan audiens mereka," kata Kelly.
Contoh-contoh sukses dari kampanye-kampanye di Indonesia seperti Bank Jago yang menggunakan TikTok Live selama Ramadan untuk mendukung UMKM, serta DANA yang menggunakan fitur Branded Search Hub untuk mengedukasi pengguna soal keamanan digital dan cara menghindari penipuan phishing.
TikTok juga tengah menyiapkan peluncuran fitur mini app, yang akan membuka peluang bagi pengiklan untuk menciptakan ekosistem aplikasi kecil di dalam TikTok. Fitur ini akan menjadi sarana interaksi langsung antara pengguna dan brand tanpa harus keluar dari aplikasi.
Dengan demikian, Tiktok terus membangun ekonomi digital Asia Tenggara dengan AI dan kreativitas.
Pada acara TikTok Apps Summit Southeast Asia di Vietnam, General Manager Global Business Solutions TikTok Indonesia, Kelly Umberfield, menegaskan bahwa platform ini telah berkembang menjadi lebih dari sekadar wadah hiburan. Di sela-sela acara tersebut, Kelly juga menjelaskan bahwa pendapatan yang dihasilkan sekarang tidak hanya datang dari kategori gim, tetapi juga dari aplikasi non-gim.
Tahun ini, TikTok menyoroti peningkatan kemampuan produk dan solusi performanya. Berbagai fitur baru seperti custom event optimization dan custom conversion optimization dikembangkan untuk membantu pengiklan mencapai dampak bisnis yang lebih nyata. Selain itu, TikTok juga memperkenalkan SmartPlus T-ROAS, teknologi berbasis kecerdasan buatan yang secara otomatis menghubungkan pengiklan dengan audiens yang paling relevan.
Salah satu inovasi yang paling banyak dibicarakan adalah TikTok Symphony, rangkaian alat kreatif berbasis AI yang membantu pengiklan memproduksi video dengan cepat dan efisien. Melalui Symphony, pelaku usaha dapat mengubah tautan situs web menjadi video promosi menarik hanya dalam hitungan menit.
Kekuatan utama TikTok ada pada kemampuannya membangun hubungan yang dekat antara brand dan komunitas. "TikTok adalah kanvas bagi kreativitas, komunitas, dan budaya. Di sini, brand tak hanya membuat iklan, tapi membangun percakapan dan hubungan dengan audiens mereka," kata Kelly.
Contoh-contoh sukses dari kampanye-kampanye di Indonesia seperti Bank Jago yang menggunakan TikTok Live selama Ramadan untuk mendukung UMKM, serta DANA yang menggunakan fitur Branded Search Hub untuk mengedukasi pengguna soal keamanan digital dan cara menghindari penipuan phishing.
TikTok juga tengah menyiapkan peluncuran fitur mini app, yang akan membuka peluang bagi pengiklan untuk menciptakan ekosistem aplikasi kecil di dalam TikTok. Fitur ini akan menjadi sarana interaksi langsung antara pengguna dan brand tanpa harus keluar dari aplikasi.
Dengan demikian, Tiktok terus membangun ekonomi digital Asia Tenggara dengan AI dan kreativitas.