Tiga Purnawirawan TNI dan Polri Gabung dalam Komite Otsus Papua, Tapi Apakah Mereka Mampu Mengatasi Kekhawatiran?
Ketika Presiden Prabowo Subianto melantik komite eksekutif Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua (POMINMAX) tiga purnawirawan TNI/Polri bergabung dalam kesempatan tersebut. Komite ini didukung sembilan anggota, termasuk mantan Pj Gubernur Papua Pegunungan, Velix Vernando Wanggai.
Namun, peneliti Pusat Riset Kewilayahan BRIN Cahyo Pamungkas menganggap kehadiran purnawirawan ini sebagai hal yang menimbulkan kekhawatiran. Ia berpendapat bahwa pemerintah masih menggunakan pendekatan konservatif dalam menangani persoalan di Papua, sementara yang seharusnya dilakukan adalah dengan pendekatan dialogis.
Cahyo percaya bahwa birokrat yang non partisan lebih baik daripada politisi dalam mengisi komite tersebut. Ia menyebutkan Yanni sebagai Ketua DPD Gerindra Papua sebagai contoh, karena ia memiliki kepentingan politik sendiri.
Meski begitu, Cahyo mengapresiasi kehadiran Velix sebagai ketua dan Ribka Haluk sebagai anggota dalam komite POMINMAX. Ia percaya bahwa kedua sosok ini memiliki rekam jejak yang kuat dalam birokrasi dan dapat membantu komite tersebut dalam mengatasi permasalahan di Papua.
Dengan kehadiran purnawirawan TNI/Polri, apakah mereka mampu mengatasi kekhawatiran tentang pendekatan pemerintah dalam menangani persoalan di Papua? Jawabannya hanya bisa dilihat dari tindakan yang dilakukan komite tersebut.
Ketika Presiden Prabowo Subianto melantik komite eksekutif Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua (POMINMAX) tiga purnawirawan TNI/Polri bergabung dalam kesempatan tersebut. Komite ini didukung sembilan anggota, termasuk mantan Pj Gubernur Papua Pegunungan, Velix Vernando Wanggai.
Namun, peneliti Pusat Riset Kewilayahan BRIN Cahyo Pamungkas menganggap kehadiran purnawirawan ini sebagai hal yang menimbulkan kekhawatiran. Ia berpendapat bahwa pemerintah masih menggunakan pendekatan konservatif dalam menangani persoalan di Papua, sementara yang seharusnya dilakukan adalah dengan pendekatan dialogis.
Cahyo percaya bahwa birokrat yang non partisan lebih baik daripada politisi dalam mengisi komite tersebut. Ia menyebutkan Yanni sebagai Ketua DPD Gerindra Papua sebagai contoh, karena ia memiliki kepentingan politik sendiri.
Meski begitu, Cahyo mengapresiasi kehadiran Velix sebagai ketua dan Ribka Haluk sebagai anggota dalam komite POMINMAX. Ia percaya bahwa kedua sosok ini memiliki rekam jejak yang kuat dalam birokrasi dan dapat membantu komite tersebut dalam mengatasi permasalahan di Papua.
Dengan kehadiran purnawirawan TNI/Polri, apakah mereka mampu mengatasi kekhawatiran tentang pendekatan pemerintah dalam menangani persoalan di Papua? Jawabannya hanya bisa dilihat dari tindakan yang dilakukan komite tersebut.