Tiga Purnawirawan TNI dan Polri Gabung Komite Otsus Papua, Apakah Ini Berarti Kekhawatiran akan Konservatif?
Dalam penandatanganan komite eksekutif Komite Eksekutif Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua (Keperpus Papua), yang diantara lain dipimpin oleh mantan Pj Gubernur Papua Pegunungan, Velix Vernando Wanggai, tiga purnawirawan TNI/Polri bergabung dalam komite tersebut. Mereka adalah Letjen Purn. Ignatius Yogo Triyono, Komjen Purn. Paulus Waterpauw, dan Letjen Purn Ali Hamdan Bogra.
Ternyata peneliti Pusat Riset Kewilayahan BRIN Cahyo Pamungkas mengeluarkan kekhawatiran terkait hadirnya purnawirawan ini di komite eksekutif tersebut. Menurut Cahyo, kehadiran mereka akan membuat perdebatan tentang pendekatan konservatif yang masih digunakan oleh pemerintah dalam menangani persoalan Papua.
"Dengan hadirnya para purnawirawan ini, tentu saja ada kekhawatiran. Kekhawatiran bahwa pemerintah masih mempertahankan pendekatan-pendekatan konservatif untuk mengatasi persoalan Papua," kata Cahyo kepada CNNIndonesia.com.
Namun, Cahyo juga menyatakan bahwa purnawirawan ini mungkin berguna dalam memudahkan komunikasi antara komite eksekutif dengan militer dan kepolisian di Papua. Ia menambahkan bahwa ada juga politisi yang bergabung dalam komite tersebut, seperti Yanni yang merupakan Ketua DPD Gerindra Papua.
Cahyo mengingatkan bahwa birokrat yang non-partisan lebih baik untuk diangkat dalam komite eksekutif ini. Menurutnya, politisi pasti membawa kepentingan politik masing-masing, sehingga tidak adil jika mereka diterima sebagai anggota.
Meski begitu, Cahyo masih mengapresiasi kehadiran Velix dan Ribka Haluk sebagai ketua dan anggota komite eksekutif tersebut. Keduanya memiliki rekam jejak yang mumpuni dalam birokrasi.
Ternyata, hadirnya tiga purnawirawan TNI/Polri di komite eksekutif ini akan membuat kekhawatiran tentang pendekatan konservatif yang masih digunakan oleh pemerintah dalam menangani persoalan Papua.
Dalam penandatanganan komite eksekutif Komite Eksekutif Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua (Keperpus Papua), yang diantara lain dipimpin oleh mantan Pj Gubernur Papua Pegunungan, Velix Vernando Wanggai, tiga purnawirawan TNI/Polri bergabung dalam komite tersebut. Mereka adalah Letjen Purn. Ignatius Yogo Triyono, Komjen Purn. Paulus Waterpauw, dan Letjen Purn Ali Hamdan Bogra.
Ternyata peneliti Pusat Riset Kewilayahan BRIN Cahyo Pamungkas mengeluarkan kekhawatiran terkait hadirnya purnawirawan ini di komite eksekutif tersebut. Menurut Cahyo, kehadiran mereka akan membuat perdebatan tentang pendekatan konservatif yang masih digunakan oleh pemerintah dalam menangani persoalan Papua.
"Dengan hadirnya para purnawirawan ini, tentu saja ada kekhawatiran. Kekhawatiran bahwa pemerintah masih mempertahankan pendekatan-pendekatan konservatif untuk mengatasi persoalan Papua," kata Cahyo kepada CNNIndonesia.com.
Namun, Cahyo juga menyatakan bahwa purnawirawan ini mungkin berguna dalam memudahkan komunikasi antara komite eksekutif dengan militer dan kepolisian di Papua. Ia menambahkan bahwa ada juga politisi yang bergabung dalam komite tersebut, seperti Yanni yang merupakan Ketua DPD Gerindra Papua.
Cahyo mengingatkan bahwa birokrat yang non-partisan lebih baik untuk diangkat dalam komite eksekutif ini. Menurutnya, politisi pasti membawa kepentingan politik masing-masing, sehingga tidak adil jika mereka diterima sebagai anggota.
Meski begitu, Cahyo masih mengapresiasi kehadiran Velix dan Ribka Haluk sebagai ketua dan anggota komite eksekutif tersebut. Keduanya memiliki rekam jejak yang mumpuni dalam birokrasi.
Ternyata, hadirnya tiga purnawirawan TNI/Polri di komite eksekutif ini akan membuat kekhawatiran tentang pendekatan konservatif yang masih digunakan oleh pemerintah dalam menangani persoalan Papua.