Tiga Purnawirawan TNI dan Polri Bergabung dalam Komite Otsus Papua, Kekhawatiran Muncul
Pemerintah mengangkat tiga purnawirawan TNI/Polri ke komite eksekutif percepatan pembangunan otonomi khusus Papua. Pernyataan ini telah menimbulkan kekhawatiran bahwa pemerintah masih menggunakan pendekatan konservatif dalam menangani persoalan di Papua.
Mantan pangdam Cendrawasih, Letjen Purn. Ignatius Yogo Triyono; Komjen Purn. Paulus Waterpauw, eks Kapolda Papua; dan Letjen Purn Ali Hamdan Bogra, eks Pangdam Kasuari, adalah tiga purnawirawan yang bergabung dalam komite tersebut. Kekhawatiran timbul karena kehadiran para purnawirawan ini dapat menandakan bahwa pemerintah masih mempertahankan pendekatan konservatif.
Sementara itu, peneliti Pusat Riset Kewilayahan BRIN Cahyo Pamungkas menyatakan bahwa pendekatan dialogis sangat diperlukan dalam mengatasi permasalahan di Papua. Namun, ia juga menambahkan bahwa keberadaan para purnawirawan ini dapat memudahkan komunikasi dari komite eksekutif dengan pihak militer dan kepolisian di Papua.
Cahyo juga menyebutkan bahwa kehadiran politisi dalam komite tersebut tidak tepat. Ia menyarankan untuk memiliki birokrat yang non partisan dan memiliki kredibilitas, sehingga dapat diterima oleh semua pihak. Meski begitu, ia mengapresiasi kehadiran Velix Vernando Wanggai sebagai ketua dan Ribka Haluk sebagai anggota komite eksekutif tersebut.
Pemerintah mengangkat tiga purnawirawan TNI/Polri ke komite eksekutif percepatan pembangunan otonomi khusus Papua. Pernyataan ini telah menimbulkan kekhawatiran bahwa pemerintah masih menggunakan pendekatan konservatif dalam menangani persoalan di Papua.
Mantan pangdam Cendrawasih, Letjen Purn. Ignatius Yogo Triyono; Komjen Purn. Paulus Waterpauw, eks Kapolda Papua; dan Letjen Purn Ali Hamdan Bogra, eks Pangdam Kasuari, adalah tiga purnawirawan yang bergabung dalam komite tersebut. Kekhawatiran timbul karena kehadiran para purnawirawan ini dapat menandakan bahwa pemerintah masih mempertahankan pendekatan konservatif.
Sementara itu, peneliti Pusat Riset Kewilayahan BRIN Cahyo Pamungkas menyatakan bahwa pendekatan dialogis sangat diperlukan dalam mengatasi permasalahan di Papua. Namun, ia juga menambahkan bahwa keberadaan para purnawirawan ini dapat memudahkan komunikasi dari komite eksekutif dengan pihak militer dan kepolisian di Papua.
Cahyo juga menyebutkan bahwa kehadiran politisi dalam komite tersebut tidak tepat. Ia menyarankan untuk memiliki birokrat yang non partisan dan memiliki kredibilitas, sehingga dapat diterima oleh semua pihak. Meski begitu, ia mengapresiasi kehadiran Velix Vernando Wanggai sebagai ketua dan Ribka Haluk sebagai anggota komite eksekutif tersebut.