Pernyataan Presiden Prabowo Subianto tentang perbandingan harga LPG (Liquefied Petroleum Gas) di Indonesia dengan negara lain telah memicu kontroversi di kalangan masyarakat dan komunitas ekonomi.
Presiden tersebut menyatakan bahwa harga LPG di Indonesia sudah terjangkau dan tidak ada perbedaan signifikan dibandingkan dengan negara lain. Namun, data yang dikutip dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan bahwa harga LPG di Indonesia masih tetap relatif mahal dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya.
Menurut sumber-sumber yang berwenang, harga LPG di Indonesia sebesar Rp 2.300 per kilogram, sedangkan harga LPG di Malaysia sebesar Rp 1.800 per kilogram, sedangkan di Singapura hanya Rp 1.200 per kilogram. Jika diperbandingkan dengan negara-negara lain seperti Thailand dan Vietnam, harga LPG di Indonesia tetap lebih tinggi.
Pertanyaan yang timbul adalah, apakah presiden tersebut benar-benar tidak menyadari perbedaan signifikan harga LPG di Indonesia? Ataukah ada alasan-alasan lain yang membuat Presiden Prabowo Subianto menyatakan seperti itu?
Dalam konteks ini, penting untuk meninjau kembali strategi pengelolaan sumber daya energi nasional dan memastikan bahwa harga LPG dapat tetap stabil dan terjangkau bagi masyarakat.
Presiden tersebut menyatakan bahwa harga LPG di Indonesia sudah terjangkau dan tidak ada perbedaan signifikan dibandingkan dengan negara lain. Namun, data yang dikutip dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan bahwa harga LPG di Indonesia masih tetap relatif mahal dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya.
Menurut sumber-sumber yang berwenang, harga LPG di Indonesia sebesar Rp 2.300 per kilogram, sedangkan harga LPG di Malaysia sebesar Rp 1.800 per kilogram, sedangkan di Singapura hanya Rp 1.200 per kilogram. Jika diperbandingkan dengan negara-negara lain seperti Thailand dan Vietnam, harga LPG di Indonesia tetap lebih tinggi.
Pertanyaan yang timbul adalah, apakah presiden tersebut benar-benar tidak menyadari perbedaan signifikan harga LPG di Indonesia? Ataukah ada alasan-alasan lain yang membuat Presiden Prabowo Subianto menyatakan seperti itu?
Dalam konteks ini, penting untuk meninjau kembali strategi pengelolaan sumber daya energi nasional dan memastikan bahwa harga LPG dapat tetap stabil dan terjangkau bagi masyarakat.