TGUK Siap Menyambut Perubahan Ekonomi dengan Membuka Bisnis Pengolahan Daging, Modal Rp42,9 Miliar
PT Platinum Wahab Nusantara Tbk (TGUK) terus menunjukkan komitmen untuk menghadapi perubahan kondisi ekonomi di Indonesia. Dalam upaya meningkatkan fleksibilitas dan diversifikasi bisnisnya, TGUK telah merambah ke industri pengolahan daging dan makanan olahan.
Perusahaan ini menyatakan siap menelan biaya sebesar Rp42,9 miliar sebagai modal kerja awal untuk mengembangkan bisnis baru ini. Bisnis ini akan dibuka dengan lima bidang usaha baru yaitu industri pengolahan daging dan pengawetan produk daging, industri makanan dan masakan olahan, serta perdagangan besar untuk daging sapi olahan, daging ayam olahan, dan makanan-minuman lainnya.
Tergantung pada laporan pasar yang telah dilakukan oleh IMARC Group, pasar frozen food dan olahan daging di Indonesia masih menunjukkan prospek yang sangat cerah. Industri ini didukung oleh tren urbanisasi, peningkatan kelas menengah, dan kemajuan infrastruktur rantai dingin.
"Menurut analisis dari IMARC Group, pasar makanan beku Indonesia mencapai 3,4 miliar dolar AS pada tahun 2024. Ke depannya, pasar ini diperkirakan akan mencapai 5,9 miliar dolar AS pada tahun 2033," tulis laporan tersebut.
TGUK juga telah merencanakan investasi awal sebesar Rp37,5 miliar untuk kegiatan usaha food processing dan dijadwalkan digunakan pada tahun 2026 dan 2027. Pada tahun 2029, direncanakan kembali dilakukan penambahan investasi senilai Rp40,1 miliar untuk meningkatkan kapasitas produksi.
Rencana operasional bisnis ini akan dimulai pada November 2025 dan diawali dengan sistem kontrak produksi atau maklon dengan pihak ketiga. Hasil laba dari kegiatan usaha frozen meat dan food processing yang dijalankan melalui maklon akan digunakan untuk mendanai kebutuhan biaya investasi.
Dengan demikian, TGUK siap menemukan posisi strategis dalam industri pengolahan daging dan makanan olahan. Bisnis ini juga dapat menjadi sumber pendapatan yang kuat bagi perusahaan.
PT Platinum Wahab Nusantara Tbk (TGUK) terus menunjukkan komitmen untuk menghadapi perubahan kondisi ekonomi di Indonesia. Dalam upaya meningkatkan fleksibilitas dan diversifikasi bisnisnya, TGUK telah merambah ke industri pengolahan daging dan makanan olahan.
Perusahaan ini menyatakan siap menelan biaya sebesar Rp42,9 miliar sebagai modal kerja awal untuk mengembangkan bisnis baru ini. Bisnis ini akan dibuka dengan lima bidang usaha baru yaitu industri pengolahan daging dan pengawetan produk daging, industri makanan dan masakan olahan, serta perdagangan besar untuk daging sapi olahan, daging ayam olahan, dan makanan-minuman lainnya.
Tergantung pada laporan pasar yang telah dilakukan oleh IMARC Group, pasar frozen food dan olahan daging di Indonesia masih menunjukkan prospek yang sangat cerah. Industri ini didukung oleh tren urbanisasi, peningkatan kelas menengah, dan kemajuan infrastruktur rantai dingin.
"Menurut analisis dari IMARC Group, pasar makanan beku Indonesia mencapai 3,4 miliar dolar AS pada tahun 2024. Ke depannya, pasar ini diperkirakan akan mencapai 5,9 miliar dolar AS pada tahun 2033," tulis laporan tersebut.
TGUK juga telah merencanakan investasi awal sebesar Rp37,5 miliar untuk kegiatan usaha food processing dan dijadwalkan digunakan pada tahun 2026 dan 2027. Pada tahun 2029, direncanakan kembali dilakukan penambahan investasi senilai Rp40,1 miliar untuk meningkatkan kapasitas produksi.
Rencana operasional bisnis ini akan dimulai pada November 2025 dan diawali dengan sistem kontrak produksi atau maklon dengan pihak ketiga. Hasil laba dari kegiatan usaha frozen meat dan food processing yang dijalankan melalui maklon akan digunakan untuk mendanai kebutuhan biaya investasi.
Dengan demikian, TGUK siap menemukan posisi strategis dalam industri pengolahan daging dan makanan olahan. Bisnis ini juga dapat menjadi sumber pendapatan yang kuat bagi perusahaan.