Pesan jujur dari Menteri PPPA: Anak-anak jadi korban manipulasi media sosial untuk ikut demo
Anak-anak kecil, tak sengaja menjadi korban ajakan-ajakan menyesatkan yang berasal dari media sosial. Jika ada demo di daerah mereka, mungkin mereka akan diajak oleh teman-teman dan bahkan informasi itu sudah disiarkan di akun media sosial mereka.
Ditipu dengan iming-iming konser atau pertandingan sepak bola, anak-anak ini tidak tahu apa-apa. Mereka hanya ingin menonton, jadi mereka ikut berangkat. Ternyata di tempat itu sudah terjadi demo dan mereka justru terjebak dalam aksi demi ricuh.
Menteri PPPA Arifah Fauzi mengungkapkan cerita anak-anak yang dia ajak komunikasi untuk membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang hak-hak anak. "Jadi, karena penasaran, anak-anak ini nekat berangkat untuk menonton aksi demo. Ternyata mereka justru terjabak dalam aksi demo ricuh," kata Arifah.
Dia melaporkan ada beberapa anak-anak yang diajak dengan iming-iming konser musik dan pertandingan sepak bola, ternyata anak-anak ini diturunkan di masa yang sedang melakukan demonstrasi. Ini bukan hanya terjadi di Cirebon saja, tapi juga terjadi di Surabaya dan Jawa Tengah.
Ditambah lagi, ada mereka yang masih berada di rumah, tetapi karena rasa ingin tahu, mereka justru keluar untuk menonton demo. Anak-anak ini tidak memiliki pengetahuan tentang apa itu demonstrasi, tapi mereka hanya ingin tahu siapa saja yang sedang berdemikrat.
Dalam keseluruhan, anak-anak jadi korban dari manipulasi media sosial dan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Anak-anak kecil, tak sengaja menjadi korban ajakan-ajakan menyesatkan yang berasal dari media sosial. Jika ada demo di daerah mereka, mungkin mereka akan diajak oleh teman-teman dan bahkan informasi itu sudah disiarkan di akun media sosial mereka.
Ditipu dengan iming-iming konser atau pertandingan sepak bola, anak-anak ini tidak tahu apa-apa. Mereka hanya ingin menonton, jadi mereka ikut berangkat. Ternyata di tempat itu sudah terjadi demo dan mereka justru terjebak dalam aksi demi ricuh.
Menteri PPPA Arifah Fauzi mengungkapkan cerita anak-anak yang dia ajak komunikasi untuk membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang hak-hak anak. "Jadi, karena penasaran, anak-anak ini nekat berangkat untuk menonton aksi demo. Ternyata mereka justru terjabak dalam aksi demo ricuh," kata Arifah.
Dia melaporkan ada beberapa anak-anak yang diajak dengan iming-iming konser musik dan pertandingan sepak bola, ternyata anak-anak ini diturunkan di masa yang sedang melakukan demonstrasi. Ini bukan hanya terjadi di Cirebon saja, tapi juga terjadi di Surabaya dan Jawa Tengah.
Ditambah lagi, ada mereka yang masih berada di rumah, tetapi karena rasa ingin tahu, mereka justru keluar untuk menonton demo. Anak-anak ini tidak memiliki pengetahuan tentang apa itu demonstrasi, tapi mereka hanya ingin tahu siapa saja yang sedang berdemikrat.
Dalam keseluruhan, anak-anak jadi korban dari manipulasi media sosial dan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.