Pada hari Senin, 20 Oktober 2025, kasus campak di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur mulai melandai. Peningkatan ini didaftarkan oleh Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes-P2KB) Kabupaten Sumenep, meskipun begitu, status kejadian luar biasa (KLB) kasus campak tetap berlaku.
Pada saat ini 17 warga Kabupaten Sumenep mengalami kematian karena penyakit tersebut dan total kurang lebih 2.035 orang yang terkena penyerangan. Penyebab kedua puluh lima pasien tersebut menderita bronkopneumonia.
Menurut Ellya Fardasah, Kepala Dinkes-P2KB Kabupaten Sumenep, kondisi kasus campak di wilayah ini sekarang stabil atau melandai. Namun, status KLB kasus campak tetap berlaku karena masih dalam tahap observasi.
Dinkes-P2KB Kabupaten Sumenep telah melakukan imunisasi massal dan langkah pencegahan lainnya untuk mengatasi penyakit tersebut. Selain itu, Dinkes P2KB Kabupaten Sumenep juga terus melakukan survei epidemiologi berkelanjutan dan analisis data kasus, serta menyediakan nomor kontak sebagai media layanan penanggulangan campak.
Dikarenakan masih dalam tahap observasi, status KLB kasus campak tidak dapat dicabut.
Pada saat ini 17 warga Kabupaten Sumenep mengalami kematian karena penyakit tersebut dan total kurang lebih 2.035 orang yang terkena penyerangan. Penyebab kedua puluh lima pasien tersebut menderita bronkopneumonia.
Menurut Ellya Fardasah, Kepala Dinkes-P2KB Kabupaten Sumenep, kondisi kasus campak di wilayah ini sekarang stabil atau melandai. Namun, status KLB kasus campak tetap berlaku karena masih dalam tahap observasi.
Dinkes-P2KB Kabupaten Sumenep telah melakukan imunisasi massal dan langkah pencegahan lainnya untuk mengatasi penyakit tersebut. Selain itu, Dinkes P2KB Kabupaten Sumenep juga terus melakukan survei epidemiologi berkelanjutan dan analisis data kasus, serta menyediakan nomor kontak sebagai media layanan penanggulangan campak.
Dikarenakan masih dalam tahap observasi, status KLB kasus campak tidak dapat dicabut.